TRIBUNNEWS.COM, ROMA- Gianluigi Donnarumma mengaku dia tidak melakukan selebrasi sesaat setelah memblok tendangan Bukayo Saka. Alasannya, karena pada momen itu dia belum menyadari Italia sudah dipastikan menang.
"Saya tidak bersukacita karena saya tidak menyadari bahwa kami telah menang"
kata Donnarumma kepada Sky.
"Saya masih down karena penalti Jorginho (gagal), saya pikir kami kalah. Ketika saya melihat rekan-rekan datang ke arah saya, saya tidak mengerti apa-apa lagi," katanya.
Donnarumma diwawancara Sky Sport. Dia memberikan penjelasan tentang sikapnya yang tampak kurang gembira sesaat setelah memblok tendangan penalti Bukayo Saka.
Dengan sangat jujur, Donnarumma mengungkapkan: "Saya tidak bersukacita karena saat itu saya tidak mengerti bahwa kami telah menang".
"Saya masih down untuk (kegagalan) penalti Jorginho, saya pikir kami kalah. Saya melihat wasit untuk melihat apakah semuanya baik-baik saja, kemudian ketika saya melihat rekan satu tim datang ke arah saya, saya tidak mengerti apa-apa lagi," katanya.
Dia berjalan ke pinggir dingin saja tanpa reaksi apa-apa. Namun rekan-rekannya segera mengejarnya dan mengerubuti sang pahlawan kemenangan Italia.
Setelah itu, Donnarumma pun sadar bahwa Italia telah menang adu penalti atas Inggris dengan skor 3-2. Donnarumma dinobatkan sebagai pemain terbaik Euro 2020. Dia meraih penghargaan "Player of The Tournamen".
Pahlawan Italia Donnarumma dipuji oleh penggemar atas respons dinginnya setelah menyelamatkan penalti penting Bukayo Saka di final Euro 2020, tetapi ternyata reaksinya tidak seperti yang terlihat.
Dengan kedua tim gagal dua tendangan penalti, penendang terakhir Inggris berusia 19, Bukayo Saka harus mencetak gol penalti final pada momen yang menentukan.
Tetapi upayanya digagalkan oleh penjaga gawang Italia untuk memastikan trofi Kejuaraan Eropa akan dibawa ke Roma.
Namun alih-alih merayakan dengan liar ketika dia menyegel kemenangan, Donnarumma dengan tenang berjalan pergi sebelum dikerumuni oleh rekan satu timnya.
Banyak penggemar menganggap reaksinya sebagai tanda sikapnya yang dingin dan acuh tak acuh.
Tetapi sekarang pemain berusia 22 tahun itu mengungkapkan bahwa saat itu dia tidak menyadari bahwa tembak-menembak telah berakhir dan Italia adalah pemenangnya.
Donnarumma berasumsi Italia masih harus mencetak satu penalti lagi untuk mengangkat trofi.
Itulah yang terjadi dalam kemenangan adu penalti di semifinal ketika Jorginho gagal dalam tendangan penaltinya.
Penjaga PSG berbalik untuk pergi ke tempatnya menunggu penalti Italia lainnya, tetapi kemudian ketika dia mendengar selebrasi dari ujung Italia – dan langkah kaki menghampirinya dia melihat ke ofisial dan mencatat bahwa dia telah memenangkan adu penalti.
Ditanya tentang tidak merayakannya, Donnarumma mengatakan kepada Sky Sport Italia dengan agak malu-malu pada Senin malam: "Saya tidak merayakannya karena saya tidak menyadari bahwa kami telah menang!"
Reaksi Donnarumma begitu tenang dan bersahaja, faktanya, banyak penggemar Italia yang tidak merayakannya sebentar dan juga mengira adu penalti masih berlanjut.
Dengan beberapa bahkan salah khawatir bahwa VAR mungkin telah memeriksa apakah kakinya berada di garis atau tidak.
Ini bukan pertama kalinya seorang penjaga gawang baru menyadari menang setelah adu penalti selesai.
Legenda Inggris, David Seaman melakukan hal yang sama melawan Spanyol di Euro 96 dan baru menyadari ketika seluruh tim berlari ke arahnya.
Donnarumma, yang baru-baru ini meninggalkan AC Milan untuk pindah ke PSG, menikmati bulan yang fantastis dan bahkan dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Turnamen setelah menang dalam dua adu penalti dan hanya kebobolan empat gol dalam tujuh pertandingan.
Italia Sukses Regenerasi Penjaga Gawang
DARI Gigi ke Gigio, Italia masih punya sepasang tangan yang aman di bawah mistar gawang. Italia berhasil melakukan regenerasi penjaga gawang dengan mulus.
15 tahun lalu, Gianluigi Buffon membantu Italia memenangkan Piala Dunia melalui adu penalti kontra Prancis.
Senin (12/7/2021), Gianluigi Donnarumma melakukan hal yang sama kontra Inggris di final Euro 2020 di Stadion Wembley, London.
“Meskipun kami dikejutkan gol di awal pertandingan, kami selalu memimpin permainan dan kemudian dengan adu penalti, ada Gigio (panggilan Donnarumma, Red). Kami telah beralih dari Gigi (panggilan Buffon, Red) ke Gigio,” kata kapten Italia, Giorgio Chiellini.
Italia memang dikejutkan dengan gol cepat tuan rumah. Di menit kedua, umpan silang Kieran Trippier dari sisi kanan mengarah ke Luke Shaw yang tak terkawal di tiang jauh.
Shaw menyambar bola tanpa bisa dicegah Donnarumma. Kiper berusia 22 tahun ini tampak kaget dengan serangan kilat tersebut, dan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala.
Setelah itu, Inggris memilih bertahan total, dan Italia mendominasi penguasaan bola sampai 62 persen. Giliran kiper Inggris, Jordan Pickford yang harus berakrobat menyelamatkan gawangnya dari ancaman serangan tim Azzurri. Pickford tercatat melakukan lima kali penyelamatan.
Namun, gawang tim Tiga Singa akhirnya bobol juga pada menit ke-67. Bermula dari sepak pojok, terjadi kemelut di depan gawang. Marco Verratti menyundul bola yang masih bisa ditepis Pickford, bola membentur tiang gawang, dan disambar oleh Leonardo Bonucci. Gol!
Setelah skor imbang 1-1, Inggris mulai berusaha bermain lebih terbuka. Tapi Italia yang bermain lebih terorganisir, beberapa kali mendapat peluang yang bisa dipatahkan penampilan gemilang Pickford. Skor 1-1 bertahan sampai babak tambahan, dan laga pun berlanjut ke adu penalti.
Di momen inilah Donnarumma menunjukkan kepahlawanannya. Sosoknya yang tinggi besar, karakternya yang tenang, dan dingin, membuat para algojo timnas Inggris tampak gugup, dan lupa bahwa sang kiper sebenarnya baru berusia 22 tahun.
Inggris sempat di atas angin setelah tendangan Harry Kane, dan Harry Maguire gagal ditahan Donnarumma. Sebaliknya, Andrea Belotti gagal, yang membuat skor jadi 2-1.
Tiba giliran penendang ketiga Inggris, Marcus Rashford. Gigio menjulang di bawah mistar, dan mengayun-ayunkan kedua tangannya yang lebar. Gerakannya sepertinya memprovokasi Rashford hingga ia menendang jauh ke sudut kiri, yang sayangnya membentur tiang gawang.
Keuntungan kini di tangan Italia setelah Leonardo Bonucci, dan Federico Bernadeschi sukses menjebol gawang Pickford. Dan Donnarumma menunjukkan kelasnya setelah mengeblok tendangan Jadon Sancho, dan terakhir tendangan Bukayo Saka untuk membawa kemenangan Italia 3-2.
Donnarumma pun tenggelam dalam pelukan rekan-rekannya. Sang kiper yang musim depan meninggalkan AC Milan untuk bergabung Paris Saint-Germain ini menangis tersedu-sedu.
"Gol cepat itu bisa membunuh kami, tapi kami bukan orang seperti itu. Kami adalah tipe pria yang tidak pernah menyerah. Kami tidak memberi satu inci pun. Kami adalah skuat yang fantastis dan kami pantas mendapatkan semua ini,” kata Donnarumma dengan bergetar dikutip dari situs UEFA.
Di semifinal lalu, saat Italia menyingkirkan Spanyol lewat adu penalti 4-2, adalah Gigio juga yang menjadi pahlawan setelah menepis tendangan Alvaro Morata. Dua kali jadi pahlawan tim, dia pun kemudian didapuk sebagai pemain terbaik Euro 2020.
Sepanjang sejarah Euro, satu-satunya kiper yang pernah meraih gelar pemain terbaik ini sebelumnya adalah kiper legendaris Denmark di Euro 1992, Peter Schmeichel, yang membawa tim "Dinamit" juara saat itu.
"Ini malam yang luar biasa. Jika saya pemain terbaik turnamen itu juga berkat (Leonardo) Bonucci dan Chiellini. Kami luar biasa, kami sangat bahagia,” kata Donnarumma.
Final Piala Dunia 2006 lalu juga berakhir dengan adu penalti. Namun, Buffon tidak melakukan penyelamatan. Italia juara saat itu setelah tendangan Striker Prancis, David Trezeguet membentur mistar gawang, dan jadi satu-satunya algojo yang gagal malam itu.
Donnarumma dipercaya bisa lebih baik lagi dari Buffon, sang legenda. Gigio sudah membuka mata dunia ketika debut untuk AC Milan pada tahun 2015 saat baru berusia 16 tahun, 8 bulan, dan telah lama dianggap sebagai pewaris Buffon, yang membuat rekor 176 penampilan untuk Italia.
Gigio juga jadi kiper termuda untuk Italia ketika menggantikan Buffon di babak pertama dalam pertandingan persahabatan melawan Prancis pada 2016. Dia telah menorehkan 33 caps untuk Italia, dan membantu negaranya menorehkan rekor terbaik dunia, clean sheet selama 1.168 menit.
"Kami sangat beruntung memiliki Donnarumma. Saya yakin dia akan menyelamatkan beberapa penalti karena dia adalah kiper terbaik di dunia. Dia benar-benar pria yang luar biasa, dan kiper yang luar biasa. Bersamanya, kami selalu merasa aman,” kata pelatih Italia, Roberto Mancini yang kini semakin optimistis menatap Piala Dunia 2022 menjelang. (Tribunnews/den)
Gianluigi Donnarumma
22 tahun
Kiper
PSG
Nomor 21
Statistik Donnarumma di EURO 2020
7 main
719 menit
9 Penyelamatan
87 % Akurasi umpan
4 Kebobolan
27 Amankan bola dari atas (Claim)
6 Tinju bola (punch)
3 Gawang tidak kebobolan (Clean sheet)
=============================
Statistik Timnas Italia
7 Pertandingan
7 Menang
0 Imbang
0 Kalah
13 Gol
3 Kebobolan