Nungki Nugroho/Bolanas
TRIBUNNEWS.COM - Penundaan kembali Liga 1 2021 berlatar melonjaknya kasus covid-19 di tanah air mendapat sorotan dokter yang juga influencer, dr Tirta.
Diketahui, Pemerintah menerapkan Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat karena lonjakan itu.
Hal itu juga berdampak pada kompetisi Liga 1 yang kembali mengalami penundaan dari rencana awal bergulir pada 9 Juli 2021.
Meningkatnya kasus pandemi Covid-19 di Indonesia membuat PT Liga Indonesia Baru (LIB) mengambil keputusan tersebut.
Bahkan rencana kompetisi digelae akhir Juli terancam batal usai pemerintah menerapkan PPKM.
Baca juga: Update Bursa Transfer, Griezmann Menuju Inggris, Man City Gila-gilaan Tawar Erling Haaland Rp 2,2 T
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berlangsung mulai 5 Juli hingga 20 Juli 2021.
Penundaan kompetisi turut menyedot perhatian pemerhati medis, Dokter Tirta Mandira Hudhi.
Pria yang akrab disapa Dokter Tirta itu menilai seharusnya kompetisi Liga Indonesia tetap bisa dijalankan seperti di Eropa.
Baca juga: Bocoran Transfer PSM Makassar, Milo Datangkan Boaz Solossa?
Pasalnya, masyarakat membutuhkan hiburan di masa pandemi seperti ini.
"Pertimbangannya sederhana. Saat ini psikis masyarakat itu terganggu."
"Tidak dalam situasi yang ideal karena beragam berita tentang pandemi Covid-19 yang berlebihan. Masyarakat butuh hiburan," ucap Dokter Tirta dikutip dari laman resmi Liga 1.
Menurut dokter Tirta, keberadaan sepak bola bisa menjadi imun bagi masyarakat Indonesia.
Baca juga: Pengakuan Boaz Solossa, Memang Minum Bareng Yustinus Pae Tapi Bantah Jacksen F Tiago
"Dan, hiburan itu bisa menjadi imun agar tubuh sehat. Siaran pertandingan sepak bola itu adalah hiburan," papar Dokter Tirta.
Dokter Tirta juga memahami soal adanya ketakutan akan memunculkan kluster baru dari sepak bola jika kompetisi digulirkan.
Namun, ia mengingatkan kembali perhelatan Piala Menpora 2021 lalu yang telah menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat, ketakutan itu pun tak terjadi.
"Memang ada sedikit masalah soal disiplin suporter usai perhelatan final Piala Menpora 2021 lalu."
"Tinggal fokusnya saat ini bagaimana PSSI dan LIB (PT Liga Indonesia Baru) bisa memastikan kepada publik bahwa suporter atau penonton tidak datang ke stadion atau berkerumun," tutur dokter Tirta.
PSSI dan PT LIB hanya perlu mempertegas aturan supaya tidak terjadi kerumunan suporter seperti pascafinal Piala Menpora 2021.
Baca juga: Turun Kasta ke Liga 2, Enam Pemain Buangan Persib dan Persija Kumpul di Persis Solo
"Harus ada aturan tegas. Jika tetap ada suporter yang datang, klub akan mendapatkan hukuman berat," katanya.
Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Akhmad Hadian Lukita, pun mendukung penuh apa yang diutarakan dr. Tirta.
Akan tetapi, Hadian tetap akan menunggu arahan dari pemerintah yang masih berupaya menekan angka Covid-19 di Indonesia.
"Kami sepakat, menonton sepak bola adalah imun. Sambil berharap angka pandemi Covid-19 turun, mari semuanya berkomitmen dengan rencana bergulirnya kompetisi Liga 1 dan Liga 2."
"Tidak datang ke stadion, cukup dukung dari rumah dan tidak berkerumun," tutur Akhmad Hadian Lukita.