News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Copa America 2021

Kematangan Lionel Messi Antarkan Argentina Juara Copa America 2021, Peran Aimar hingga Jose Pakerman

Penulis: Gigih
Editor: Dwi Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain Argentina Lionel Messi dilempar ke udara oleh rekan satu timnya setelah memenangkan pertandingan final turnamen sepak bola Copa America Conmebol 2021 melawan Brasil di Stadion Maracana di Rio de Janeiro, Brasil, pada 10 Juli 2021. Argentina m/Lionel Messi sukses membawa Argentina menjadi juara Copa America 2021, bukan hanya Lionel Scaloni, ada nama Pablo Aimar yang memiliki peran vitalnang 1-0.

TRIBUNNEWS.COM - Lionel Messi tersenyum lebar, bukan hanya rasa gembira, namun ada kelegaan luar biasa dibalik senyumnya.

Ia mengangkan Trofi Copa America 2021 dengan penuh kelegaan, tuntutan berprestasi bersama Argentina kini sudah dituntaskan La Pulga.

Nama Lionel Scaloni juga dipuji, kritik bermain bertahan kini dibungkamnya dengan gelar juara.

Namun, kemenangan Argentina, bukan hanya soal cara bermain, kematangan Messi dan persiapan taktik adalah kuncinya.

Pemain Argentina Lionel Messi memegang trofi saat ia merayakan di podium bersama rekan setimnya setelah memenangkan pertandingan final turnamen sepak bola Copa America Conmebol 2021 melawan Brasil di Stadion Maracana di Rio de Janeiro, Brasil, pada 10 Juli 2021. Argentina menang 1-0. (CARL DE SOUZA / AFP)

Baca juga: Bawa Argentina Juara Copa America 2021, Lionel Messi Belum Lepas dari Nasib Apes

Baca juga: Pengorbanan Di Maria untuk Neymar, Messi dan Ronaldo, hingga Bawa Argentina Juara Copa America 2021

Ketika Lionel Scaloni memberikan arahan dan berteriak kepada pemain Argentina di pinggir lapangan, sang asisten, Pablo Aimar, nampak tenang di bangku cadangan.

Aimar tentu tidak asing bagi Argentina, legenda River Plate dan Valencia ini, menjadi gelandang yang bertandem dengan Riquelme pada Piala Dunia 2006.

Mantan pemain Johor Darul Ta'zim ini, juga merupakan idola dari Lionel Messi.

Selain Aimar, ada sosok Roberto Ayala yang juga menjadi staff kepelatihan Argentina dibantu dengan Walter Samuel dan pelatih kiper Martin Tocalli.

Keempatnya membentuk sinergi secara taktikal bersama Scaloni dan gelar juara ini, juga dibantu sosok legenda Argentina lainnya.

Adalah Cesar Luis Menotti, yang menjadi pelatih Argentina ketika menjadi juara dunia tahun 1978.

Ia menjabat sebagai sporting director di AFA, dan berpengaruh terhadap permainan Argentina.

Aimar, adalah pemain nomor 10 ketika masih aktif bermain, ia agresif dan cerdas, namun kurang baik dalam duel fisik.

Itulah alasan mengapa Lionel Messi diletakkan di half space, bukan lagi penyerang, fungsinya adalah memberikan Messi ruang berkreasi.

Lalu dengan begitu banyak sisi menyerang Argentina, (Menotti adalah pencetus Menottisme, sepakbola menyerang Argentina) darimana permainan bertahan Argentina berasal?

Lionel Messi (kiri) bersama Pablo Aimar saat membela tim nasional Argentina. (MAISFUTEBOL)

Baca juga: 5 Kandidat Peraih Ballon dOr, Lionel Messi Terfavorit Setelah Bawa Argentina Juara Copa America

Jawabannya, adalah Jose Pakerman, Aimar dan Scaloni, adalah pengagum mantan pelatih Argentina dan Kolombia.

Pakerman menekankan pentingnya komunikasi antar pemain dan disiplin taktik, dan membuat pemain mengurangi ego di tengah lapangan.

“Saya tidak suka mendengar bahwa tidak ada lagi pemain kreatif,” ujar Aimar di The Athletic.

“Saya terutama tidak suka mendengarnya setelah 800 sesi pelatihan, sangat mungkin tidak akan ada pemain kreatif jika semuanya, Saya mengerti cara menguasai bola,"

"Tetapi saya lebih percaya bahwa kita sebagai pelatih harus bertanggung jawab atas kurangnya kreativitas yang seharusnya atau yang sebenarnya,"

"Permainan defensif dapat dikalahkan oleh pemain kreatif, Sepak bola adalah tentang emosi dan imajinasi. Ini bukan catur.” tutup Aimar.

Secara taktikal Scaloni turun dengan skema 2-3-3-2, dengan pendekatan lebih bertahan.

Taktik tersebut bukan hal baru, Marcelo Bielsa melakukannya di Athletic Bilbao dan Leeds United.

Formasi tersebut sebenarnya gagal di Piala Dunia 2018, Messi tidak bisa berkreasi dengan maksimal, yang membuat Messi berubah 180 derajat adalah bagaimana Scaloni "melindungi" Messi.

Pemain Barcelona ini dikawal oleh Rodrigo de Paul dan juga Angel Di Maria, kemampuan defensif keduanya, sangat membantu Messi, dan juga membuat Messi memiliki ruang.

De Paul dan Di Maria akan menarik pemain lawan, menciptakan ruang kreasi bagi Messi membangun serangan.

Pelatih Argentina Lionel Scaloni memberi isyarat saat pertandingan fase grup turnamen sepak bola Conmebol Copa America 2021 melawan Uruguay di Stadion Mane Garrincha di Brasilia, pada 18 Juni 2021. NELSON ALMEIDA / AFP (NELSON ALMEIDA / AFP)

Baca juga: Deretan Pemain LaLiga Gemilang di Euro & Copa America: Lionel Messi Juara, Pedri Pemain Muda Terbaik

Jangan heran jika Messi menguasai turnamen kali ini, ia menjadi pemain yang paling banyak mencetak gol dengan 4 gol, 5 asis, mencitpakan 21 peluang, melakukan 133 umpan di daerah lawan, 29 sepakan 11 diantaranya tepat sasaran.

Catatan tersebut adalah rekor di Copa America 2021.

“Saya sangat mempercayai tim ini, tim yang semakin kuat sejak Copa América terakhir,” kata Messi usai mengangkat trofi.

“Ini adalah tim dengan orang-orang baik yang selalu bergerak maju, yang tidak pernah mengeluh tentang apa pun.” lanjutnya.

Bersama Scaloni, Messi telah menemukan sekutu yang dia butuhkan untuk menstabilkan tim.

Scaloni, Aimar dan Messi adalah bagian dari daftar pemain Piala Dunia 2006 Argentina di bawah Pekerman.
Pada saat itu, Scaloni dan Aimar adalah profesional veteran, sementara Messi berusia 19 tahun dengan talenta yang luar biasa.

Ketiganya berbagi ikatan yang terbukti setelah peluit akhir, ketika Messi dan Scaloni bertemu di lapangan untuk pelukan emosional dan simbolis.

“Saya memiliki hubungan dengan dia yang berbeda dari hubungan pemain-pelatih,” kata Scaloni kepada wartawan setelah kemenangan.

“Saya sangat dekat dengannya dan dengan beberapa (pemain) lainnya. Kami berpelukan. Saya sangat berterima kasih padanya dan rekan satu timnya. Pada akhirnya, pekerjaan akan terbayar.

"Berapa kali (Messi) mencoba pergi karena semua frustrasi dan semua yang telah terjadi? Dia tidak menyerah dan akhirnya dia menyelesaikannya. Itu harus diperhatikan.”

Permainan Messi memang kurang gemilang di laga final, cidera hamstringnya ketika menghadapi Kolombia menjadi alasan.

Namun, cidera tersebut adalah pengorbanan kecil bagi Messi yang kini berusia 34 tahun, untuk menjadi juara bersama Argentina.

(Tribunnews.com/Gigih)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini