Ia cepat dalam membangun serangan, kemampuannya menutup ruang juga sama baiknya.
Maka tak heran jika Manuel Locatelli langsung dicadangkan ketika Verratti tampil.
Meskipun mencetak gol di laga kedua, Locatelli tidak secerdas Verratti dalam membangun serangan atau ketika bertahan.
Baca juga: Riccardo Scirea, Putra Legenda Juventus, Kunci Permainan Si Nyonya Tua di Balik Layar
Baca juga: Kaio Jorge, Perpaduan Neymar dan Lautaro Martinez, Buruan AC Milan, Juventus hingga Inter Milan
Alasan matinya Italia di babak pertama Final Euro 2021 tidak lepas dari dimatikannya Veratti oleh Kalvin Phillips.
Di Spanyol, Iniesta adalah contoh sempurna pemain di posisi ini.
Ketika bersama Barcelona dan Timnas Spanyol, posisinya selalu ada di belakang penyerang tetapi juga punya kemampuan defensif.
Satu yang ikonik, tentu bagaimana foto Iniesta berusaha melewati kepungan 5 pemain Italia di Final Euro 2012.
Sedangkan di Inggris, term Mezzala sudah diemban De Bruyne bersama Manchester City.
De Bruyne bukan hanya playmaker, tetapi juga dituntut memiliki kemampuan menyerang dan bertahan.
Peran itu sedikit berkurang dengan masuknya Rodri, De Bruyne memiliki tugas yang lebih ringan dengan mengatur tempo.
Tugas tersebut kini berpindah ke Bernardo Silva.
Bernardo Silva tidak hanya dituntut sebagai winger, ia harus turun menjemput bola dan mendikte permainan.
Ia juga sekaligus harus menghentikan serangan lawan dalam serangan balik.
Selain Marco Verratti, ada nama Paul Pogba saat bermain untuk Juventus dan Sergej Milinkovic-Savic.
Baca juga: Paul Pogba Salah Satu Gelandang Terbaik Dunia kata Georginio Wijnaldum