TRIBUNNEWS.COM - Seisi La Bombanera bergembira, legenda Boca Juniors, Carlos Tevez kembali bergabung setelah hengkang ke Shanghai Shenhua.
Tidak main-main, Juan Roman Riquelme juga hadir menyambut Tevez yang seolah menjadi juru selamat Boca Juniors.
Tetapi, di tengah laga, bukan permainan Carlos Tevez yang mencuri perhatian.
Justru gelandang jangkung dari Uruguay, Rodrigo Bentancur yang memukau dalam laga melawan Lanus tersebut.
Baca juga: Federico Bernardeschi, Arsitek yang Hilang di Juventus, Penyelamat Fiorentina & Anak Emas Mancini
Baca juga: Liga Italia: Locatelli Datang, Persaingan Lini Tengah Juventus Memanas, Ramsey Rawan Ditendang
Permainannya benar-benar mengingatkan kita kepada Riquelme atau Fernando Redondo, tenang dalam membawa bola, dan juga punya cara tersendiri dalam mendikte permainan.
"Ada alasan mengapa Eropa melihat dan mengatakan memiliki sesuatu yang istimewa," puji Riquelme untuk Bentancur saat itu.
Hanya butuh dua musim sejak bergabung dari akademi Boca Juniors untuk Bentancur ke Eropa, Juventus menjadi tim yang beruntung.
Sejatinya, AC Milan yang membuat pergerakan pertama kali untuk mendaratkan Bentancur, tetapi kemudian terhenti di tengah-tengah karena masalah finansial dan internal klub.
Juventus akhirnya sukses mendaratkan gelandang asal Uruguay ini.
Julukannya adalah 'Lolo' atau si ayam dalam bahasa Spanyol karena sosoknya yang tinggi dan juga kurus.
Di usia 9 tahun, ia sejatinya hanya iseng untuk mendaftar ke akademi Penarol, dan bakat alaminya tidak berbohong, ia sukses mencuri perhatian pemandu bakat tidak terkecuali dari Boca Juniors dan River Plate.
Ketika Penarol menawarkannya untuk masuk ke akademi, justru Boca Juniors yang mendapatkannya, ia kemudian memperkuat akademi Boca Juniors.
Promosi ke tim utama pada 2015, Bentancur mengisi lini tengah dan rutin masuk dalam starting line-up.
Di bawah asuhan Guiliermo Barros Schelotto, Bentancur secara permanen menjadi andalan di lini tengah, semusim kemudian ia mengemas tujuh gol bagi Boca Juniors pada musim 2016/2017.
Juventus akhirnya mendapatkannya dengan nilai transfer 18 juta Euro.
Datang ke Italia, Bentancur harus melakukan banyak penyesuaian untuk bisa bersaing mengisi lini tengah Si Nyonya Tua.
Yang pertama, tentu meningkatkan massa otot, ini menjadi menu wajib di tahun-tahun awal Bentancur di Juventus.
Bersama Juventus, Rodrigo Bentancur diletakkan sebagai regista, dan sangat vital dalam transisi dari bertahan ke menyerang.
Baca juga: Fode Ballo-Toure, Harapan AC Milan dan Maldini, Deputi Theo Hernandez dan Menolak Chelsea
Baca juga: Tinggalkan AC Milan untuk Tumbuh Dewasa, Donnarumma Termotivasi Bersaing dengan Keylor Navas di PSG
Tidak jarang Bentancur turun hingga ke daerah pertahanannya sendiri untuk menjemput bola dan membangun serangan.
Selain itu, ia juga punya tugas untuk menekan pemain lawan dan mengantisipiasi serangan balik.
"Saya seorang 8 atau 5, Saya bukan pemain sayap meskipun saya telah melakukannya beberapa kali. Saya lebih suka mengontrol permainan." ujar Bentancur di laman di Marzio.
Bentancur sangat berpengaruh kepada permainan Juventus, dan nyaris tidak tergantikan meskipun kedatangan sejumlah pemain tengah.
Musim lalu, ia mengemas 33 penampilan dan 4 asis di Liga Italia, dan sejauh ini sukses membawa Juventus meraih tiga gelar Liga Italia dan 2 Coppa Italia.
Usianya masih 24 tahun, dan masuknya Allegri, mungkin akan sangat berpengaruh terhadap taktik Juventus, tapi bisa dipastikan peran Bentancur tidak akan tergeser di lini tengah.
(Tribunnews.com/Gigih)