TRIBUNNEWS.COM - Claudio Lotito bukanlah Presiden klub yang mudah diajak negosiasi, baginya, pemain harus ditebus dengan harga pantas untuk hengkang dari Lazio.
Maka jangan heran jika Sergej Milinkovic-Savic yang diincar Manchester United, atau Ciro Immobile yang sempat diisukan kembali ke Juventus, justru masih berseragan Lazio.
Anomali terjadi ketika Maurizio Sarri masuk sebagai pelatih menggantikan sosok Simone Inzaghi yang bergabung ke Inter Milan.
Nama, Joaquin Correa, tidak masuk dalam skema yang diinginkan oleh Sarri, dan dengan cepat kini bergabung ke Inter Milan dan bereuni dengan Simone Inzaghi.
Baca juga: Hasil Drawing Liga Champions 2021/2022, Grup Neraka AC Milan dan Barcelona
Nama Correa memang sudah menjadi buah bibir ketika pertama kali bergabung ke Sampdoria pada 2015 dari Estduiantes.
Kecepatannya sangat memukau, posisinyapun unik, ia bisa ditempatkan sebagai regista atau mezzala, tetapi beberapa menyebut kurang begitu tepat menggambarkan posisi Correa.
Aslinya ia adalah secon striker dalam skema 4-4-2, ia punya ketajaman dan juga daya jelajah yang cukup luas.
Atau Between The lines dalam sepak bola Inggris untuk menggambarkan Correa, posisinya diantara striker dan gelandang serang.
Dalam bahas Italia, tidak ada istilah baku untuk between the lines, tetapi merujuk pada buku Tom Williams, pemain yang berposisi tersebut biasa diucapkan sebagai dialogare oleh komentator Italia.
Posisi tersebut sangat tepat menggambarkan peran Correa, di Sampdoria ia lebih banyak bermain di belakang Manolo Gabbiadini atau Eder.
Di Sevilla posisinya sedikit berubah menjadi penyerang sayap dan sejatinya bermain cukup apik dengan tim asal Spanyol tersebut.
Ia mengemas 47 penampilan dalam dua musim di Liga Dpanyol, menorehkan total 5 gol dan 3 asis untuk tim Andalusia ini.
Bergabung ke Lazio, Simone Inzaghi tahu bagaimana menempatkan sang pemain.
Ia bermain persis di antara Milinkovic-Savic dan Ciro Immobile, dan bermitra dengan Luis Alberto.
Lazio memang kerap turun dalam skema yang unik, di mana Correa dan Luis Alberto nampak punya peran yang berbeda dibanding skema 4-3-3 dengan varian 3-5-2 pada umumnya.
Skema ini sejatinya mengakomodasi peran Milinkovic-Savic untuk memenangkan bola dan memberikan ruang sebesar-besarnya untuk membangun serangan.
Terbukti dari data WhoScored, Lazio adalah tim dengan prosentase menyerang dari tengah terbesar musim lalu bersama dengan AS Roma.
Karena fungsi ini, Correa punya tugas untuk menjaga jarak sedekat mungkin dengan Immobile dan Milinkovic-Savic, tujuannya untuk mempermudah transisi menyerang Lazio.
Peran Correa adalah menciptakan situasi, ia tidak akan hanya menunggu di tengah, ia akan menarik lawan melebar sehingga membebaskan Immobile dan Luis Alberto untuk menerima bola.
Baca juga: Inter Milan Boyong Joaquin Correa, Puzzle Inzaghi Bersama Nerazzurri Makin Sempurna
Atau, Correa juga bisa menjadi pemain yang menerima bola, dalam transisi cepat serangan balik Lazio.
Dan arti dialogare secara harfiah adalah "untuk berdialog" diterjemahkan sangat apik oleh Correa.
Immobile adalah penyerang murni sang nomor 9, sedangkan Milinkovic-Savic adalah regista atau sutradara, hadirnya Correa membuat Immobile mampu bekerja sama dan membagi bola serta ruang untuk lini depan Lazio.
Ini yang diharapkan Simone Inzaghi, ia merasa tidak cukup memainkan Stefano Sensi di laga perdana atau Arturo Vidal.
Simone Inzaghi perlu Joaquin Correa sebagai diaglogare untuk Lautaro Martinez, yang kemungkinan akan menjadi pilihan utama.
Correa akan menerjemahkan permainan Calhanoglu atau Nicolo Barella yang akan menjadi regista bagi Inter Milan.
Dengan cara yang sama, Correa akan memberi ruang dan opsi bagi Lautaro Martinez yang baru saja ditinggalkan Romelu Lukaku musim ini.
Di usia yang masih 27 tahun, Simone Inzaghi sangat bisa mengandalkan Correa di lini depan Inter Milan.
Target mempertahankan Scudetto bukan hal yang mudah bagi Inter Milan, tetapi, jika akhirnya berhasil, akan menjadi cerita unik bagi Joaquin Correa musim ini.
(Tribunnews.com/Gigih)