News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Inggris

Krisis Arsenal, Proses Apa yang Diinginkan Arteta? Belanja Pemain hanya Hiasi Bench

Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Striker Arsenal asal Gabon, Pierre-Emerick Aubameyang bereaksi terhadap gol ketiga City selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester City dan Arsenal di Stadion Etihad di Manchester, barat laut Inggris, pada 28 Agustus 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Arsenal mencpai titik terendah dalam 134 tahun terakhir, kalah tiga laga di awal musim Liga Inggris, kebobolan paling banyak, dan tanpa satu pun gol yang berhasil dicetak.

Arsenal kalah identik dalam dua laga, dari Brentford dan Cheslea 2-0, lalu dilahap Manchester City lima gol tanpa balas.

Karena itu, banyak pihak yang mengecam, menyayangkan, bahkan menginginkan kepergian sang arsitek Mikel Arteta dari tim Meriam London.

Ini bukan suatu kesalahan, namun krisis besar yang melanda Arsenal untuk mengarungi beratnya kompetisi musim ini.

Baca juga: Hasil Liga Inggris - Start Sempurna Spurs & Mimpi Buruk Arsenal, Sejarah Baru di Premier League

Terlebih Arsenal tidak tampil di kancah Eropa, mereka hanya fokus pada satu tujuan di Liga Inggris, ditambah dengan tim pesaing yang kini kian gahar.

Mikel Arteta selalu meyakinkan publik percaya dengan proses, tetapi proses apa yang dimaksudkan oleh mantan kapten The Gunners itu?

Saat ini yang tampak di atas permukaan hanya kekacauan yang membingungkan dalam setiap pertandingan, serangan yang tidak menunjukkan level permainan, tidak bergairah, dan masalah yang terus berlanjut di lini belakang, rapuh.

Striker Arsenal asal Gabon, Pierre-Emerick Aubameyang bereaksi terhadap gol ketiga City selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester City dan Arsenal di Stadion Etihad di Manchester, barat laut Inggris, pada 28 Agustus 2021. (OLI SCARFF / AFP)

"Saya tidak berpikir hari ini adalah hari untuk membicarakan proses apa pun," kata Arteta usai menelan kekalahan dari Manchester City pekan lalu, dikutip dari Goal Internasional.

"Kami harus berbicara tentang hasilnya, apa yang terjadi di lapangan dan hanya itu.

"Saya selalu mengatakan bahwa saya akan menjadi orang yang bertanggung jawab. Saya pikir saya lebih kritis tentang diri saya dan mengambil kesalahan setiap saat, tetapi hanya ketika kami mengalami kekalahan.

"Saya mempertanyakan diri saya sendir dan saya harus mencoba dan memiliki orang yang tepat di sekitar saya untuk melihat setiap keputusan yang kami ambil dan yang saya buat untuk memperbaiki serta berubah," jelasnya.

Baca juga: Liga Inggris: Kebutuhan Arsenal yang Diabaikan Arteta, Kasus Tersingkirnya Saliba ke Prancis

Jika Arteta berada di Chelsea, saat ini mungkin sudah beda cerita, bahkan mungkin dia sudah menerima surat pemecatan.

Arsenal yang dibangun Mikel Arteta untuk musim ini tidak menunjukkan karakter Arsenal yang semestinya.

Seperti yang pernah disingguh oleh Bacary Sagna, Arsenal kehilangan identitas.

Mereka benar-benar lemah di lini pertahanan dan ompong di lini depan.

Saat melawan Manchester City, semua hal tersebut tampak, The Gunners hanya menguasai 19 persen penguasan bola dan tidak satupun menghasilkan peluang tepat sasaran.

Itu catatan terburuk pertama sejak musim 2003/2004 menurut statistik Opta.

Kerapuhan Arsenal saat lawan City apakah karena kartu merah yang diterima Granit Xhaka pada menit ke-35 yang membuat mereka menjalani sisa waktu dengan siksaan dari pemain City?

Striker Arsenal asal Gabon Pierre-Emerick Aubameyang (tengah) duduk di bangku cadangan selama pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Arsenal dan Chelsea di Stadion Emirates di London pada 22 Agustus 2021. (JUSTIN TALLIS / AFP)

Menurut Goal, ini adalah kapitulasi proporsi epik dari sebuah tim yang terlihat benar-benar tanpa ide dan tanggung jawab dari seorang manajer.

Sementara kapten mereka, Aubameyang berdalih, inilah resiko yang harus diterima oleh Arsenal.

"Jenis permainan ini Anda harus bermain dengan segalanya, mengambil risiko, kami tidak melakukannya dengan baik, dan hanya itu," kata Auba.

Apa yang sebenarnya terjadi, apakah adalah masalah dalam tim Arsenal? Dalam tim di balik layar? Atau bahkan melibatkan jajaran direksi klub?

"Kami harus berbicara di antara kami para pemain, ini penting karena kami adalah Arsenal dan kami harus memiliki kebanggaan. Kita harus berbicara, mengatakan yang sebenarnya, jujur," jelas Auba.

Baca juga: Nasib Berkebalikan Duo Klub London Utara, Awalan Sempurna Spurs & Ketidakberdayaan Arsenal

Belanja pemain yang gagal?

Arsenal menghabiskan 130 juta Pound pada jendela transfer musim panas ini. Tetapi hanya Martin Odegaard yang dimainkan ketika lawan City pekan lalu.

Aaron Ramsdale, Albert Lokonga, dan Nuno Tavarez hanya menjadi penghias bangku cadangan The Gunners.

Satu nama lagi yang digadang-gadang musim ini, Ben White absen karena Covid-19.

Keinginan Arsenal untuk finis di zona Eropa dan tampil di Liga Champions apakah mungkin dengan pemain yang didatangkan musim ini?

Banyak pihak yang menilai, uang yang mereka gelontorkan musim ini untuk mendatangkan pemain di atas tidak siap untuk memberikan dampak langsung.

Dan kembali, ini akan menjadi bagian proses dari Mikel Arteta.

Selain itu, faktanya adalah William Saliba yang mereka datangkan musim lalu kembali disekolahkan dengan tim lain, sementara Pablo Mari, Calum Chambers, Rob Holding, dan Kolasinac bertahan di klub.

Termasuk keputusan mempertahankan Granit Xhaka yang bahkan digelontorkan kontrak baru oleh Arsenal. Padahal pemain Swiss tersebut sudah hampir hengkang musim panas ini.

Hal itu cukup menjadi pertanyaan karena Xhaka merugikan tim dengan sikapnya di lapangan.

Granit Xhaka kerap ceroboh, melakukan tekel yang tak seharusnya berbuah hingga mendapat kartu merah. Saat melawan City, itu adalah kali keempat ia menerima kartu merah di Liga Inggris sejak bergabung musim 2016/2017.

Namun begitu Arteta keukeuh mempertahankannya dengan dalih duet yang pantas untuk Thomas Partey, tetapi sayang mantan pemain Atletico Madrid itu masih dilanda cedera hingga Arteta tak mampu memberikan duet yang pas untuk dirinya.

Ini adalah situasi yang membingungkan yang bisa membuat masa depan Arteta di Emirates Stadium tidak bertahan lama.

Tapi, terlepas dari semua masalah yang kini tengah melanda The Gunners, Arteta punya keyakinan dia bisa membalikkan keadaan, layaknya performa Arsenal di awal kepelatihannya dengan mempersembahkan trofi Piala FA dan Community Shield.

"Saya tidak akan duduk di sini (jika tidak siap menghadapi masalah ini)," terang Arteta.

Bagaimana pun, Arteta masih berharap pemain Arsenal yang cedera agar segera pulih agar dirinya bisa memainkan peran yang semestinya di lapangan.

Jeda internasional bisa menjadi waktu evaluasi serta waktu pemulihan bagi beberapa pemain yang masih menepi untuk lebih siap menyongsong musim ini.

Tidak ada ruang lagi untuk Arteta membuat kesalahan, empat laga setelah jeda internasional bisa menjadi titik balik baginya, melawan Norwich, Burnley, Tottenham, dan Brighton.

"Sudah waktunya untuk bercermin, melihat ke cermin, masing-masing dari kita, dan mencoba mengubah dinamika secara langsung karena kita perlu mengambil hasil," pungkasnya.

Berita terkait Liga Inggris

(Tribunnews.com/Sina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini