Selain Crotone, ada Valencia, Paris Saint-Germain dan kini AC Milan.
Ia adalah andalan dari AS Roma sejak 2011, dan tentu tidak ada debut yang lebih sempurna selain menggantikan pangeran Ibukota, Francesco Totti.
Yang menarik, bagaimana Florenzi sudah dua kali naik meja operasi untuk cidera ACL yang dialaminya pada musim 2016.
Namun, itu seolah tidak menghentikan dirinya untuk tetap konsisten, dan di manapun ia bermain, Florenzi selalu menjadi pilihan utama.
Florenzi sejatinya adalah Mezzala, yang biasa bermain di posisi nomor 6 atau 8, bahkan pemain idolanya adalah Cesc Fabregas.
Tetapi, ia punya kemampuan untuk bermain melebar, sempat diposisikan sebagai penyerang sayap di AS Roma, posisinya kemudian turun menjadi fullback kanan, dan luar biasanya Florenzi bermain cukup gemilang.
Baca juga: 3 Fakta Menarik Tutupi Noda Kegagalan Italia Jinakkan Bulgaria - Juventus Wajib Bangga pada Chiesa
Baca juga: Daftar Skuat AC Milan di Liga Champions 2021/2022, Pellegri-Castillejo-Conti Tidak Masuk List
Menurut jurnalis Mina Rzouki dari BBC dan Football Espana, Florenzi adalah wujud permainan Simone Perotta di Italia.
"Jika ditanya, siapa yang anda kenang dari Piala Dunia 2006, saya akan menjawab Simone Perotta,
"Ia sangat cerdas, dan punya keseimbangan luar biasa dalam bertahan dan menyerang, ini sama seperti Florenzi,
"Florenzi masih punya waktu untuk berkembang dan akan menjadi andalan di Timnas Italia," ujar Rzouki.
Flo, panggilan Florenzi di AS Roma, tentu akan menawarkan hal yang sama pengaruhnya di AC Milan.
Florenzi akan mengisi sisi kanan pertahanan AC Milan yang selama ini menjadi masalah dari inkonsistensi Davide Calabria.
Kedatangan Florenzi sejatinya adalah yang dibutuhkan AC Milan.
Theo Hernandez, dikenal sebagai fullback yang sangat agresif, ia tidak segan naik ke daerah pertahanan lawan dan melakukan sepakan ke gawang.