TRIBUNNEWS.COM - Manajer dan Komisaris PSG Pati atau AHHA PS Pati menanggapi psy war yang dilancarkan Gibran Rakabuming Raka selaku pendukung Persis Solo yang menjadi lawan di pertandingan pembuka Liga 2 2021.
Gibran Rakabuming Raka yang merupakan Wali Kota Solo tersebut jelas memberikan dukungan penuh kepada tim besutan Eko Purdjianto.
Apalagi adiknya Kaesang Pangarep kini menjadi pemegang saham tersebesar Persis Solo.
Dalam waktu dekat ini, kompetisi Liga 2 2021 yang telah membagi seluruh kontestannya menjadi 4 grup segera menggelar pertandingan pembuka.
Baca juga: Jadwal Persis Solo vs PSG Pati, Liga 2 2021, Gibran Singgung Ilmu Kungfu Pemain Lawan
Baca juga: Persiapan Persis Solo Semakin Positif, Fabiano, Irfan, Beto & Ferdinand Cetak Gol di Uji Coba
Dua kontestan grup C Liga 2 2021 yakni Persis Solo dan AHHA PS Pati terpilih menjadi pembuka kompetisi kasta kedua sepak bola di tanah air.
Grup C Liga 2 2021 sendiri akan melangsungkan seluruh pertandingannya di markas Persis Solo, Stadion Manahan.
Rencananya keseruan duel Persis Solo vs AHHA PS Pati bisa disaksikan pada Minggu (26/9/2021) pukul 18.30 WIB.
Jelang laga melawan AHHA PS Pati, Gibran pun meminta Persis Solo untuk meningkatkan kewaspadaannya saat menghadapi klub yang dimiliki Atta Halilintar.
"Yang patut diwaspadai ada tim dari Atta Halilintar yang memiliki kemampuan kungfu juga, moga-moga menang," kata Gibran dikutip dari laman Tribunsolo,
Petuah Gibran tersebut mengingatkan insiden laga pra musim yang dimainkan oleh AHHA PS Pati melawan Persiraja Banda Aceh.
Pemain AHHA PS Pati, Syaiful Indra Cahya melakukan tindakan melanggar fairplay dalam laga itu.
Ia melakukan tendangan kungfu terhadap pemain Persiraja, Muhammad Nadhiif hingga membuatnya tergeletak di lapangan.
Menanggapi hal di atas, Doni Setiabudi yang menjabat Manajer AHHA PS Pati buka suara.
Menurutnya, perang urat syaraf sebelum pertandingan merupakan hal wajar di dalam sepak bola.
Ia pun lebih pilih dalam persiapan timnya dan meminta menjawab psy war tersebut dengan kemenangan AHHA PS Pati.
"Saya pikir itu lumrah. Solo kan jadi tuan rumah. Kalau ada psy war, itu jadi unsur entertainment (hiburan)." kata Doni Setiabudi kepada Tribun Jateng di Pendopo Kabupaten Pati, Rabu (22/9/2021).
Kalau saya pribadi sih bilang ke anak-anak, tidak perlu pikirkan itu. Cukup bungkam dengan prestasi dan kemenangan," jelasnya.
Sementara, Komisaris AHHA PS Pati Saiful Arifin punya pandangan sedikit berbeda.
Menurut pria yang akrab disapa Safin ini, sebagai tuan rumah Gibran mestinya tidak perlu mengucapkan kata-kata semacam itu.
"Seharusnya tuan rumah tidak boleh seperti itu lah. Tuan rumah itu mestinya memberikan kenyamanan untuk seluruh klub.
Tapi kalau agak takut-takut dengan Pati, mungkin bahasanya jadi seperti itu," kata pria yang menjabat sebagai Wakil Bupati Pati ini.
Safin berharap, pihak tuan rumah bisa menjaga keamanan dan kebersamaan di antara segenap tim yang berkompetisi.
"Tuan rumah (mestinya memikirkan) bagaimana menjaga keamanan dan kebersamaan, memastikan fair play, kami berharap seperti itu saja," harapnya.
Lebih lanjut dirinya pun menyatakan bahwa AHHA PS Pati tidak gentar meskipun Persis Solo banyak dihuni para pemain berkualitas.
"Tidak gentar! Mesti semangat. Bola itu bundar. Meskipun melawan tuan rumah.
"Kami tidak takut dikasih psy war apapun. Kami siap, yang terpenting adalah bagaimana supaya di lapangan nanti bermain dengan baik dan fair play," tandasnya.
(Tribunnews.com/Ipunk) (Tribun Jateng/Mazka Haufan Naufal)