News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Italia

Kedewasaan Matthijs de Ligt di Juventus, Pujian dari Ronaldo dan Kursi Panas Allegri

Penulis: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bek Juventus asal Belanda, Matthijs De Ligt (tengah), mengoper bola di bawah tekanan penyerang Serbia Fiorentina Dusan Vlahovic (kiri) saat pertandingan sepak bola Serie A Italia Juventus vs Fiorentina pada 22 Desember 2020 di stadion Juventus di Turin/Matthijs de Ligt, tembok kokoh Juventus, binaan Ajax Amsterdam dan menyelamatkan Allegri peka n lalu Marco BERTORELLO / AFP

TRIBUNNEWS.COM - Pasangan suami istri Franck dan Vivien, adalah petenis amatir, meski begitu, sempat mengikuti beberapa turnamen di Belanda.

Keduanya sejak awal meneruskan tradisi bermain tenis dari keluarga, dan tentu saja berniat menurunkan bakat dan juga tradisi ini ke anak pertama mereka, Matthijs.

Matthijs de Ligt, masih belajar dan sempat bermimpi hingga umur 6 tahun untuk menjadi pemain tenis professional.

Sampai ajakan bermain sepakbola dari temannya, mengubah arah karirnya.

Penyerang Malmo FF Kroasia Antonio Colak (kiri) dan bek Juventus 'Matthijs de Juventus' Belanda Matthijs De Ligt berebut bola selama pertandingan sepak bola grup H Liga Champions Malmo FF vs Juventus F.C. di Malmo, Swedia pada 14 September 2021. Andreas HILLERGREN / TT NEWS AGENCY / AFP (Andreas HILLERGREN / TT NEWS AGENCY / AFP)

Baca juga: Berita Inter Milan, Koleksi 11 Pencetak Gol, Adu Cepat Lawan Juventus Gaet Timothy Castagne

Baca juga: Kesolidan Inter Milan Berburu Konsistensi, Start Menjanjikan Inzaghi Warnai Kisah Awal Nerazzurri

Pemain yang baru berusia 22 tahun ini, sudah menjadi tembok tangguh di lini belakang Juventus, duetnya bersama Bonucci atau Chiellini sudah menjadi palang pintu utama Si Nyonya Tua sejak kedatangannya pada 2018.

De Ligt lahir di Leiderdrop, kota kecil sebelah Utrecht, ia kemudian pindah ke Abocoude, yang hanya berjarak 5 km dari Johan Cruijff ArenA.

Bakatnya sangat alami, ketika berusia 6 tahun, ia sudah mencuri perhatian banyak pemandu bakat di Amsterdam, saat itu de Ligt memperkuat tim loka, FC Abcoude.

Dave van Nielen, mantan pelatih tim junior di FC Abcoude, mengingat de Ligt sebagai sosok kompetitif, tetapi juga tidak segan untuk belajar dari rekan sebayanya atau kepada pelatihnya.

Julukannya adalah Mc Donald's Footballer, adalah karena bakat de Ligt yang sangat jelas, dan tidak perlu diperdebatkan oleh para pemandu bakat.

Casimir Westerveld, adalah pelatih tim akademi Ajax. dam teman dari van Nielen, tidak begitu yakin awalnya, karena meskipun berbakat, de Ligt sangat gemuk untuk pemain seusianya.

Meskipun mencatatkan penampilan apik ketika menghadapi lawan yang lebih baik, kenyataannya itu tidak cukup untuk Westerveld membawanya ke akademi Ajax.

Hingga akhirnya, Henry de Regt, pemandu bakat Ajax, melihat penampilan de Ligt melawan tim yang 2 tahun lebih tua, penampilannya konsisten, de Regt menemui Nielen, kemudian meminta de Ligt bergabung ke akademi Ajax.

De Ligt adalah gelandang, posisinya adalah nomor 6 atau 8, maka ketika melawan Spezia pekan lalu, ketenangannya membawa bola hingga tengah lapangan bukanlah hal baru.

Setelah menjalani diet ketat, ia menjadi gelandang sentral untuk tim, de Ligt memiliki kemampuan membaca permainan dan menggunakan kedua kaki dengan sama baiknya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini