News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Super Pandit

Federico Chiesa, Penyerang Modern Dalam Taktik Juventus, The Next Del Piero?

Penulis: deivor ismanto
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain depan Juventus Italia Federico Chiesa (kanan) merayakan setelah membuka skor selama pertandingan sepak bola Grup H Liga Champions UEFA antara Juventus dan Chelsea pada 29 September 2021 di stadion Juventus di Turin.

TRIBUNNEWS.COM - Federico Chiesa berhasil menjadi pahlawan dalam kemenangan Juventus atas tamu dari Inggris, Chelsea dalam lanjutan penyisihan Grup H Liga Champions 2021/2022.

Gol Chiesa pada detik ke-10 babak kedua, menjadi satu-satunya gol yang tercipta dalam laga yang digelar pada Kamis, (30/9/2021) dini hari.

Dalam pertandingan tersebut, Chiesa yang biasanya berperan sebagai penyerang sayap, ia didapuk menjadi seorang penyerang tengah dalam skema 4-4-2 Juventus yang dinahkodai oleh Massimiliano Allegri.

Pemain depan Juventus Italia Federico Bernardeschi (kiri) dan pemain depan Juventus Italia Federico Chiesa menyapa para penggemar di akhir pertandingan sepak bola Grup H Liga Champions UEFA antara Juventus dan Chelsea pada 29 September 2021 di stadion Juventus di Turin. Marco BERTORELLO / AFP (Marco BERTORELLO / AFP)

Baca juga: Kabar Chelsea, Tuchel Sebut Gol Juventus Itu Mustahil, Chiesa Bantah Punya Masalah dengan Allegri

Baca juga: Fakta Kemenangan Juventus atas Chelsea di Liga Champions, Faktor Chiesa, Rekor Allegri & PR Tuchel

"saya memindahkan Chiesa ke posisi penyerang tengah dengan Bernardeschi di belakangnya dan itu berjalan lebih baik," kata Allegri dilansir Amazon Prime Italia.

Dalam beberapa tahun belakangan, istilah “penyerang modern” menjadi begitu populer di dunia sepak bola.

Istilah ini digunakan untuk menyebut penyerang-penyerang yang tak sekadar menunggu bola di kotak penalti dan mencetak gol.

Para penyerang modern ini turut berperan aktif dalam fase build-up serangan dan membuka ruang bagi rekan-rekannya.

Peran Chiesa sebagai penyerang modern begitu efektif untuk melancarkan serangan Bianconeri.

Dalam partai melawan Chelsea tadi malam, Allegri harus bermain tanpa dua striker andalan mereka, Paulo Dybala dan Alvaro Morata.

Dengan skema 4-4-2 miliknya, Allegri memasang Chiesa dan Bernadeschi di depan sebagai penyerang tengah.

Sebagai penyerang, keduanya menjalankan tugas dengan sempurna. Chiesa membuat satu gol hasil umpan manis yang disodorkan oleh Bernadeschi.

Juventus pun menang dengan skor 1-0 menghadapi sang juara bertahan.

Chiesa dalam bertahan

Selain mencetak gol, Chiesa juga berperan aktif ketika Juventus sedang berada dalam fase bertahan.

Ia menjadi pemain pertama yang menutup build up serangan pemain belakang dan tengah Chelsea.

Pemain asal Italia tersebut tak segan untuk membantu pertahanan hingga turun ke area tengah.

Keuntungan meminta penyerang untuk turun membantu pertahanan tim adalah pemain tengah dan pemain belakang bisa lebih berkonsentrasi dalam mempertahankan bentuk pertahanan yang telah direncanakan.

Dalam beberapa situasi bertahan, Chiesa-lah yang bertindak sebagai presser utama pada pemain lawan yang menguasai bola.

Sedangkan para gelandang dan bek yang berada di dekatnya lebih berfungsi sebagai cover, berjaga-jaga bila lawan yang dijaga Chiesa mampu meloloskan diri.

Dengan cara ini, bek Juventus tidak perlu mengambil risiko untuk keluar dari posisi yang malah menyebabkan banyak celah di pertahanan.

Itulah mengapa, Bianconeri mampu menjaga keperawanan gawangnya dari para pemain depan Chelsea yang terkenal produktif.

Insting gol Chiesa

Dalam urusan menyerang, kemampuan Chiesa sudah sangat jelas dapat diandalkan.

kelebihan utama Federico Chiesa terletak pada teknik individunya, Ia memiliki kemampuan dribel yang bagus saat melakukan penetrasi ke area pertahanan lawan.

Ia memberi daya ledak dalam penyerangan Bianconeri, pemain berusia 23 tahun tersebut beberapa kali mengancam pertahanan Chelsea lewat kecepatan dan kemampuan dribelnya.

Chiesa tidak ragu menerobos atau meliuk-liukkan badan meski ada dua pemain lawan mengadang, jika lawan merebut bola yang berada di kakinya, ia tak segan mengejar untuk mendapatkannya kembali.

Ia juga punya kelebihan dalam penempatan posisi ketika tim dalam fase transisi bertahan dan fase menyerang, itu sangat berguna untuk Juventus guna melakukan serangan balik.

Dengan usianya sekarang, Chiesa juga sudah mampu memerlihatkan ketenangan dalam menjalani partai penting untuk Bianconeri.

Dengan apa yang sudah ditunjukkan oleh Chiesa tadi malam, sepertinya Allegri akan lebih sering menaruh Chiesa sebagai penyerang tengah.

Insting mencetak gol Chiesa sangat buas, penilaian itu bersumber dari gol Chiesa untuk Juventus musim lalu.

Bermain sebagai winger, dan perannya yang tertutup oleh Ronaldo, ia tetap bisa memberi kontribusi 15 gol dari 46 pertandingan bersama Bianconeri.

Tak lupa, kontribusinya untuk Italia saat Euro 2020 sangat mencolok, terutama salah satu golnya ke gawang Austria pada babak 16 besar.

Masuk sebagai pengganti pada menit ke 84, Chiesa mampu menjadi sang pemecah kebuntuan.

Saat laga perpanjangan waktu masuk menit ke 95, Chiesa berlari di dalam kotak penalti untuk menyambut umpan silang Leonardo Spinazzola.

Gelandang Italia Federico Chiesa merayakan setelah mencetak gol pembuka pada pertandingan sepak bola babak 16 besar UEFA EURO 2020 antara Italia dan Austria di Stadion Wembley di London pada 26 Juni 2021. (Frank Augstein / POOL / AFP)

Chiesa berhasil menerima bola dengan kepalanya, ia kemudian memantulkan bola ke tanah dan berusaha menguasainya.

Konrad Laimer langsung menutup ruang, Chiesa memindahkan bola dari kaki kanan ke kaki kiri untuk menciptakan kembali space yang ditutup rapat. 

Ia pun melakukan tendangan setengah voli ke tiang jauh, bola pun melesat masuk ke gawang Austria yang dijaga oleh Bachmann.

Satu gol berkelas dari insting mencetak gol Chiesa membawa Italia lolos ke babak 8 besar.

Dengan insting gol yang dimiliki Chiesa, sudah jelas ia akan memberi kontribusi banyak bagi Juventus dalam perannya menjadi seorang penyerang tengah.

Seperti apa yang dilakukan oleh Del Piero pada masanya untuk Juventus.

Del Piero bukan seorang bomber yang memanfaatkan postur tubuh untuk menjadi goal getter.

Ia memiliki insting mencetak gol yang tinggi, peraih gelar Piala Dunia 2006 tersebut memiliki finishing yang mumpuni untuk merobek jala gawang lawan.

Saat masih bermain bersama Bianconeri, Del Piero dimanfaatkan sebagai seorang penyerang tengah dalam skema 3-5-2.

Ia mampu menunjukkan kualitasnya dengan mencetak 188 gol dari 478 pertandingan bersama Juventus di Liga Italia.

Melihat progres formula Allegri di Bianconeri, mestinya tinggal tunggu waktu saja bagi Chiesa untuk menjadi bintang bagi Juventus.

Usianya juga baru 23 tahun dan masih punya waktu panjang buat berkembang, bukan tak mungkin Chiesa bakal jadi Del Piero selanjutnya. 

(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini