News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Super Pandit

Melihat Kejeniusan Xavi di Al Sadd, Siap Gantikan Koeman di Barcelona?

Penulis: deivor ismanto
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Xavi Hernandez, Pelatih Al Sadd SC/Bedah taktik Xavi di Al Sadd dan melihat peluang pelatih berusia 41 tahun itu untuk melatih Barcelona.

TRIBUNNEWS.COM - Semakin hari kondisi Barcelona kian memburuk, rentetan hasil negatif terus ditorehkan oleh tim yang dilatih oleh Ronald Koeman tersebut.

Kapabilitas Ronald Koeman pun diragukan, ia dianggap sebagai biang kerok dari terpuruknya Barcelona musim ini.

Dalam depalan pertandingan terakhir, Barcelona di tangan Koeman hanya meraih tiga kali kemenangan, sisanya tiga kali imbang dan dua kali menelan kekalahan.

Baca juga: Pekan Tersulit Penggemar Barcelona, Para Mantan Cetak Gol Krusial, Blaugrana Malah Tak Berdaya

Reaksi pelatih Barcelona dari Belanda Ronald Koeman selama pertandingan sepak bola grup E babak pertama Liga Champions UEFA antara Benfica dan Barcelona di stadion Luz di Lisbon pada 29 September 2021. (PATRICIA DE MELO MOREIRA / AFP)

Kekalahan 0-3 dari Benfica, di Liga Champions menjadi puncak masalah Barcelona.

Blaugrana kini berada di dasar klasemen Grup E dengan torehan 0 poin, tim asal Catalan tersebut juga terbantai dalam partai pembuka saat menghadapi Bayern Munchen. 

Karir kepelatihan Koeman di Barcelona pun santer dikabarkan akan digantikan oleh beberapa pelatih elit.

Diantaranya, Roberto Martinez, Jordi Cruijff, Andrea Pirlo, Antonio Conte, dan Xavi Hernandez.

Nama yang disebutkan terakhir adalah yang paling mentereng, ia dikenal sebagai legenda Barcelona.

Tak hanya hebat dalam mengolah si kulit bundar, Xavi juga jenius dalam meracik strategi kala melatih tim asal Qatar, Al Sadd.

Baca juga: Liga Spanyol: Hasutan Suarez Larang Xavi Ambil Kendali Barcelona dari Tangan Koeman

Pada musim pertamanya bersama Al Sadd (2019/2020)  pelatih berusia 41 tahun itu sukses mempersembahkan 3 trofi (Qatar Crown Prince Cup, Sheikh Jassim Cup, dan Qatari Stars Cup).

Di musim selanjutnya, Xavi berhasil membawa Al Sadd menjuarai Liga Qatar 2020/2021 dengan catatan luar biasa.

Al Sadd sukses menjadi juara dengan koleksi 60 poin dari 22 pertandingan. Memenangkan 19 pertandingan, 3 hasil imbang, dan 0 kekalahan.

Di musim ini, Xavi juga mampu mempertahankan konsistensi performa apik Al Sadd, mereka bertengger di puncak klasemen Liga Qatar hasil dari 4 kemenangan dari 4 pertandingan.

Taktik jenius Xavi bersama Al Sadd

Dilansir transfermarkt dan sofascore, selama menukangi Al Sadd, Xavi telah menggunakan 5 formasi berbeda.

Mulai dari formasi 3 bek dengan skema 3-4-2-1 dan 3-1-4-2. Serta formasil 4 bek dengan skema 4-3-3, 4-1-4-1, dan 4-2-3-1.

Sepanjang musim lalu dan musim ini, Xavi cenderung memakai formasi 3-4-1-2 atau 4-2-3-1.

Dengan formasi tersebut, ia mempertahankan identitasnya selama di Barcelona, yaitu bermain dengan tiki-taka.

Jika diakumulasi dari awal Xavi melatih hingga musim ini, catatan penguasaan bola Al sadd sebesar 64%, dengan tingkatan akurasi passing per pertandingan sebanyak 88.5%.

Dari statistik tersebut dapat dilihat, bagaimana cara Xavi meraih kejayaan bersama Al Sadd menggunakan cara yang elegan, menguasai pertandingan mengutamakan umpan dari kaki ke kaki.

Xavi Hernandez, Pelatih Al Sadd (Instagram/xavi)

Xavi adalah pelatih yang jenius dengan skemanya, ia dapat memainkan 2 formasi sekaligus dalam 1 pertandingan, hal yang juga sering dilakukan oleh Pep Guardiola.

Saat memakai skema 4-2-3-1, Al Sadd sering kali terlihat mengubah skemanya di tengah laga menjadi 4-1-4-1 dan saat mengalami kebuntuan, Al Sadd tampil lebih menyerang dengan skema 2-1-4-3, ia menarik bek kanan dan bek kiri ke depan sejajar dengan para gelandang.

Saat membangun serangan, seorang gelandang akan turun menjadi single pivot untuk mengalirkan bola dari belakang.

Single pivot tersebut juga ditugaskan untuk membantu 2 bek tengah dalam fase bertahan.

Dan pemain yang dipakai Xavi untuk memerankan posisi tersebut adalah Santi Cazorla, mantan pemain Arsenal itu jadi salah satu pemain kunci Xavi di lini tengah.

Pengalaman Cazorla di bermain di kancah eropa dimaksimalkan Xavi untuk bermain di segala posisi di tengah, terutama dalam urusan mengatur serangan.

Kontribusi gol pemain berusia 36 tahun itu juga mencolok, ia menjadi gelandang dengan sumbangan gol dan assist terbanyak di Liga Qatar.

Cazorla  mencatatkan 13 gol dan 11 assist di musim lalu, namanya tercatat sebagai penyumbang gol terbanyak kedua di Al Sadd dibawah striker mereka, Baghdad Bounedjah.

Selain membangun serangan dari belakang dengan umpan dari kaki ke kaki, Al Sadd juga bermain dengan menjaga kelebaran.

Para winger akan tetap bermain melebar dibantu oleh bek kanan dan kiri yang ikut naik.

Tujuan dari taktik itu adalah untuk meregangkan garis pertahanan lawan sekaligus menciptakan wide overload di kedua sisi.

Dengan begitu, para pemain Al Sadd punya opsi switch play dalam skenario serangannya.

Tersebarnya para pemain Al Sadd di seluruh posisi depan membuat serangan Al Sadd sangat berbahaya.

XG komulatif Al Sadd di Liga Qatar musim lalu mencapai angka 42,32 dengan torehan 51 gol dari 22 pertandingan.

Mereka selalu mempunyai banyak opsi untuk menggetarkan jala gawang lawan. Baik itu dari sisi kanan-kiri maupun tengah.

Al Sadd ala Xavi adalah tim yang biasa mengeksploitasi ruang di channel, entah itu kedua sayap, area tengah, atau halfspace.

Striker Al Sadd dari Aljazair, Baghdad Bounedjah mampu dipoles Xavi menjadi striker haus gol.

Dua penyerang sayap yang mengapit Bounedjah difungsikan sebagai distributor bola kepada striker berusia 29 tahun tersebut.

Dengan kata lain, Bounedjah benar-benar dimanjakan dengan dukungan rekan setimnya untuk membuka akses mencetak gol.

Hasilnya, Bounedjah mampu menjadi top skor Liga Qatar musim lalu dengan torehan 21 gol dari 19 pertandingan.

Peluang Xavi ke Barcelona

Keberhasilan Xavi dalam memaksimalkan kualitas pemain dan kejeniusannya dalam meracik strategi adalah hal yang luar biasa, ia diprediksi mampu menjadi pelatih besar di kancah eropa.

Hal tersebutlah yang membuat Barcelona tertarik membawa pulang Xavi ke Camp Nou sebagai pelatih baru mereka.

Kabar tersebut pun tak ditepis oleh Xavi, ia mengatakan ketertarikannya untuk melatih tim masa kecilnya tersebut.

“Semua orang ingin melihat saya sebagai pelatih Barcelona, saya sangat menghormati Barca dan Koeman, pelatih saat ini,"

Saya tidak ingin menyembunyikan bahwa saya ingin melatih Barcelona, tetapi selalu menghormati pelatih dan klub saat ini," Kata Xavi dilansir Reuters.

Meskipun status Xavi masih sebagai pelatih Al Sadd, Xavi masih menyertakan klausul Barcelona dalam kontraknya bersama tim Qatar tersebut.

Itu artinya, ia bisa meninggalkan Al Sadd kapan saja, jika ada tawaran dari Barcelona dan dipecatnya Ronald Koeman.

Dilansir Marca, Al Sadd juga tidak menghalangi langkah Barcelona jika ingin membawa pulang Xavi ke Camp Nou, kontrak Xavi di Al Sadd memang mengizinkan hal tersebut.

(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini