TRIBUNNEWS.COM - Bermain untuk tim besar dan berstatus sebagai pemain elit tak menjadi jaminan pemain tersebut dilirik oleh tim nasional mereka.
Faktor gaya bermain, kebutuhan pelatih, dan persaingan dengan rekan senegara menjadi faktor penting dalam karir pesepak bola untuk menembus skuat tim nasional.
Sepanjang karier sepak bolanya, ada deretan pemain yang tidak pernah merasakan manis pahit bermain untuk tim nasional.
Baca juga: Tammy Abraham Dipanggil Timnas Inggris, Mourinho Beri Komentar Menohok ke Southgate
Baca juga: Menengok Pilunya Nasib van de Beek di Manchester United, Bakat yang Disia-siakan?
Padahal, secara kualitas dan penampilan mereka bersama klub, deretan pemain ini sangatlah layak untuk memakai kostum tim nasional mereka.
Siapakah deretan pemain tersebut? berikut rinciannya!
5. Kevin Campbell (Inggris)
Kevin Campbell adalah sosok legendaris yang namanya masuk dalam daftar 100 pencetak gol terbanyak di Liga Inggris.
Meski begitu dirinya sama sekali tidak pernah mendapat kesempatan untuk membela The Three Lions.
Ia hanya pernah memperkuat Timnas Inggris U-21 saat masih berusia 19 tahun.
Selama karirnya, ia pernah membela tim-tim elit di Liga Inggris seperti Everton dan Arsenal.
Ia juga pernah membawa The Gunners memperoleh trofi English Super Cup Winner di tahun 1992.
Sepanjang karirnya, Campbell sudah bermain di 451 pertandingan dengan torehan 110 gol dan 22 assist.
4. Dario Hubner (Italia)
Nama Dario Hubner, memang tidak setenar Filipo Inzaghi ataupun Alessandro Del Piero.
Namun, pemain asal Italia tersebut masuk dalam buku sejarah Liga Italia, ia berhasil menjadi top skor tertua Liga Italia di musim 2001/2002 pada usia 35 tahun.
Saat itu, Hubner berhasil menorehkan 24 gol bersama klub Piacenza.
Sepanjang kariernya, Dario Hubner hanya berkutat dengan klub-klub medioker di Italia.
Sejak berkarir sebagai pemain profesional dari tahun 1987-2011, ia total sudah membela 14 klub yang semuanya adalah tim yang tak memiliki nama besar.
Banyak pihak menilai ia telah mengalami diskriminasi dikarenakan statusnya sebagai pemain klub medioker.
Lain ceritanya jika itu adalah Alessandro Del Piero, Christian Vieri, atau Fillipo Inzaghi yang masing-masing jadi bintang di tiga klub raksasa Liga Italia, Inter Milan, AC Milan dan Juventus.
Sepanjang karir profesional Hubner di Italia, ia berhasil mencatatkan 314 gol dari 652 pertandingan.
3. Paolo Di Canio (Italia)
Paulo Di Canio adalah salah satu striker hebat yang dimiliki Italia. Ia pernah bermain di klub-klub elit seperti AC Milan, Juventus, Lazio dan Napoli.
Di Canio bisa bermain di dua posisi, yaitu penyerang tengah dan penyerang sayap. Finishing dan kecepatan yang dimilikinya, membuat ia mampu bermain di dua posisi tersebut dengan sama baiknya.
Kalah bersaing dengan striker-striker besar di klub Italia, Di Canio memilih hijrah ke Liga Inggris untuk bergabung dengan Sheffield Wednesday.
Kemudian, Di Canio hengkang ke West Ham United, dan bersama The Hammerslah ia menemukan sentuhan magisnya.
Ia menjadi top skor sepanjang masa West Ham selama sedekade lamanya dengan torehan 47 gol, sebelum akhirnya di musim ini, rekor tersebut dipatahkan oleh Michail Antonio.
Sepanjang karir profesional Di Canio, ia telah mencatatkan 531 pertandingan dengan torehan 110 gol dan 28 assist.
Namun, catatan menterengnya tersebut tak mampu membawa dia mendapatkan tempat untuk bermain bersama Timnas Italia.
2. Mikel Arteta (Spanyol)
Mikel Arteta yang sekarang berstatus sebagai pelatih Arsena, merupakan produk asli akademi La Masia, Barcelona.
Tapi, ia gagal mencuri kesempatan di Camp Nou. Arteta menghabiskan karir sepak bolanya bersama PSG, Arsenal dan Everton.
Penampilannya bersama Everton dan Arsenal lah yang paling disorot, ia menjadi jendral di lapangan tengah dengan visi bermainnya yang mumpuni.
Namun, penampilannya tak cukup membuat deretan pelatih Spanyol memanggilnya, generasi emas di sekotr gelandang Timnas Spanyol adalah alasan utamanya.
Penampilan cemerlang Arteta masih kalah mentereng dengan deretan gelandang Spanyol lainnya seperti David Silva, Xavi Hernandez, Xabi Alonso, dan Andres Iniesta.
1. Gabi Hernandez (Spanyol)
Bisa dibilang, salah satu pemain terbesar yang tidak pernah bermain untuk tim nasionalnya adalah seorang Gabi Hernandez.
Gabi yang merupakan salah satu gelandang sentral terbaik di eropa ini, tidak pernah mendapat panggilan untuk membela tim nasional Spanyol.
Padahal, ia telah mencapai permainan terbaiknya selama tujuh tahun terakhir membela Atletico Madrid.
Ia telah bermain sebanyak 521 laga bersama Atletico, perannya tak tergantikan di lini tengah, sekaligus menjadi sosok pemimpin dengan menjadi kapten utama Los Rojiblancos selama beberapa musim.
Bersama Atletico, Gabi telah mempersembahkan gelar satu gelar Liga Spanyol, satu gelar Copa Del Rey, satu gelar Liga Eropa, serta masuk dua final Liga Champions secara berturut-turut.
Namun, penampilan menterengnya bersama Los Rojiblancos tak berhasil membuat derrtan pelatih Timnas Spanyol meliriknya.
Nasibnya sama seperti Mikel Arteta, yaitu korban generasi emas Timnas Spanyol.
(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)