TRIBUNNEWS.COM - Ketika Elliott Management Corporation mengambil alih kepemilikan AC Milan karena hutang yang ditinggalkan pemiliknya, suara sumbang datang dari segala penjuru.
Bagaimanapun, Elliott Management Corporation hanya sebagai pihak yang menyita aset dari Li Yonghong yang tidak mampu melunasi hutang, yang ironisnya adalah untuk membeli AC Milan.
Namun, yang terjadi Elliott Management Corporation mengubah AC Milan menjadi tim yang kompetitif, dan sangat progresif dari segala aspek.
AC Milan memulai revolusinya sejak dua musim lalu,baik dari jajaran direksi hingga kepelatihan.
Baca juga: Racikan AC Milan di Bawah Pioli, Andalkan Trio Kessie, Tonali & Brahim Diaz hingga Pujian Baresi
Baca juga: Kebangkitan Juventus Bersama Allegri, Andalkan Bernardeschi, Locatelli dan Chiesa, Pujian Del Piero
Dan Stefano Pioli adalah garda terdepan dari revolusi Milan tersebut.
Meskipun nampak kehabisan bahan bakar di tengah musim lalu, AC Milan tetap wajib diapresiasi.
Di 10 laga perdana mereka musim lalu, Milan mengemas rata-rata 2 gol atau lebih dalam satu laga, catatan ini menyamai rekor mereka pada 1964.
Bahkan musim ini, rekor mereka membaik dengan rata-rata mengemas 2,1 gol hanya dalam 7 laga perdana.
Yang menarik, pada bulan November tahun lalu, sempat ada isu bahwa Ralf Rangnick akan menggantikan Stefano Pioli di jajaran kepelatihan.
Isu ini berhembus sangat kencang, bahkan seolah nasib Stefano Pioli sudah ditentukan sejak musim lalu.
Tetapi ada Ivan Gazidis yang menjamin hal tersebut tidak terjadi dan mempercayakan kursi Manajerial tetap di tangan Pioli.
Toh Gazidis bukanlah orang yang mudah diyakinkan, Gattuso hingga Boban sudah merasakan betapa sulitnya menyatukan visi dengan Pioli.
Dan Ralf Rangnick bukanlah sosok yang berkompromi, ia keras kepala dan kemungkinan akan membuat perubahan radikal di AC Milan.
Ini tentu dihindari oleh Gazidis, memiliki manajer yang keras kepala dan visi yang berbeda.
Pada akhirnya Stefano Pioli tetap bersama AC Milan, dengan visinya sukses membawa Milan lolos ke Eropa.
Pioli tidak sendirian, ia dibantu banyak pihak dalam menyusun tim, mulai dari pemandu bakat papan atas Eropa, Geoffrey Moncada, hingga dukungan Ricky Massara dan Paolo Maldini.
Milan dibangun dengan banyak pemain muda, mulai dari Alexis Saelemaekers, Pierre Kalulu dan yang terakhir Fikayo Tomori.
Baca juga: Krusialnya Samir Handanovic di Inter Milan, Pembelaan Toldo, Rayuan Bonaiuti, Incaran MU & Barcelona
Baca juga: Kabar Juventus, Ramsey Serang Metode Bianconeri, Juventini: Si Mumi yang Tak Tahu Terima Kasih
Pemain muda ini, diberikan contoh pemain senior yang berpengalaman seperti Ibrahimovic hingga Kjaer.
Ini yang menjadi kunci, Pioli menyatukan AC Milan sejak awal, ketika isu Ralf Rangnick berhembus, semua pemain senior Milan berada di belakang Pioli.
"Kami semua mendukungnya," ujar Ibrahimovic dalam wawancaranya dengan Sky Sports.
Selain itu Pioli juga memantau perkembangan tim primavera, sumber daya utama untuk kekuatan muda AC Milan.
Jangan heran jika di Milanello, ia kerap berdiskusi berjam-jam dengan Federico Guinti sebagai pelatih kepala dan Angelo Carbone selaku kepala tim Primavera.
"Jangan lupakan Lorenzo Colombo dan Daniel Maldini adalah hasil sistem primavera kami," ujar Pioli.
Dan kini Milan menatap musim depan dengan pasti, kontrak Pioli baru berakhir 2022, dan kemungkinan akan diperpanjang pada awal Januari tahun depan.
(Tribunnews.com/Gigih)