TRIBUNNEWS.COM - Gianluigi Donnarumma membutikan kecintaannya terhadap AC Milan meski ia sempat mendapatkan perlakukan yang kurang menyenangkan.
Reputasi bekas kiper AC Milan tersebut jeblok di mata Milanisti lantaran meninggalkan San Siro tanpa biaya transfer sama sekali.
Ia memilih bergabung ke PSG dengan dalih upah gaji yang lebih tinggi di bandingkan AC Milan.
Namun saat ia kembali membela Italia di UEFA Nations League, perlakukan tak menyenangkan dialami Gianluigi Donnarumma.
Baca juga: Kabar Milan, Winger Muda Sang Party-Boy Jadi Prioritas, Noa Lang Opsi Dinamis Pioli di Sayap
Baca juga: Bak Habis Manis Sepah Dibuang, Pemain AC Milan Ini Dapat Warning dari Didier Deschamps
Donnarumma menjadi target hujatan pendukung Gli Azzurri saat 10 pemain mereka dikalahkan 2-1 oleh La Furia Roja.
Ia dicemooh dan disiuli setiap menyentuh bola, yang berarti jebolan akademi Milan itu sudah tak lagi diterima oleh Milanisti.
Namun, Donnarumma justru mengungkapkan bahwa Rossoneri masih spesial di hatinya.
Kecintaan Donnarumma kepada AC Milan juga ditunjukkan lewat tato temporer logo Rossoneri di lengan kanannya.
“Saya akan selalu mencintai mereka. Saya akan selalu memiliki hati Rossonero," terang Donnarumma, seperti yang dikutip dari laman Dailymail.
“Ada sedikit kekecewaan dengan peluit. Saya menghabiskan delapan tahun di Milan dan selalu menjadi emosi untuk kembali ke San Siro. Saya dibesarkan di sini dan saya tetap menjadi pendukung klub."
"Anda tidak lupa delapan tahun seperti itu. Saya berharap untuk disambut dengan lebih baik di lain waktu.”
Kepergian Donnarumma dari publik San Siro meninggalkan luka yang menganga di kalangan Milanisti.
Sang kiper diharapkan menjadi wujud baru dari masa depan yang lebih baik dimiliki AC Milan. Namun ekspetasi tersebut justru dihancurkan oleh Donnarumma sendiri.
Gigio Donnarumma lulus dari tim junior AC Milan untuk melakoni debut seniornya saat baru berusia 16 tahun.
Ia langsung menyegel posisi nomor satu Rossoneri dan akhirnya mengemas 251 penampilan bagi mereka selama enam musim.
Namun masa depannya kian tak jelas di akhir kontraknya, dan ia memutuskan untuk tak menambah masa baktinya.
Ia dituding mata duitan setelah bergabung dengan klub 'sultan' PSG, tetapi menepis tuduhan itu.
Sayangnya rumput tetangga tak selalu lebih hijau.
Sejak tiba di Prancis ia kalah saing dengan Keylor Navas.
Meskipun demikian, kiper Timnas Italia ini ogah untuk kembali ke Liga Italia meski memiliki musim yang kurang menyenangkan di tahun pertamanya bersama PSG.
(Tribunnews.com/Giri)