TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer selalu hangat untuk dibicarakan, pasalnya, performa The Red Devils di tangannya dapat dikatakan 'nanggung'.
Kadang United bermain begitu cemerlang, namun kadang juga mengundang cacian, tagar #OleOut pun selalu ramai terpampang di media sosial dari musim ke musim.
Namun, di balik itu, juru taktik asal Norwegia tersebut diberi dukungan oleh mantan rekan bermainnya kala masih menjadi pemain untuk Manchester United, Paul Scholes.
Baca juga: Declan Rice, Gelandang Buangan Chelsea yang Dibutuhkan Manchester United
Baca juga: Victor Lindelof, Tumpuan Manchester United di Tengah Absennya Raphael Varane dan Harry Maguire
"Saya pikir ia (Solskjaer) layak mendapat kesempatan," Kata Scholes dilansir Sky Sport.
"Jika anda meihat tiga atau empat tahun terakhir tentang di mana United berada, itu mengejutkan, bukan? Tidak bagus untuk ditonton sebelum ia datang,"
"Ia telah membangun skuat di mana ia harus diberi waktu satu tahun lagi, setidaknya musim ini, untuk menunjukkan bahwa ia bisa membuktikan dan memenangkan trofi," Pungkas peraih 11 trofi Liga Inggris tersebut.
Apa yang dikatakan Paul Scholes memang ada benarnya, dibanding pelatih-pelatih The Red Devils sebelumnya, Solskjaer-lah yang paling memberi prospek.
Paling tidak, Manchester United berhasil tampil lebih bertaji dibanding musim- musim sebelumnya. Termasuk menjadi salah satu kandidat juara Liga, gelar yang sudah lama tak datang ke Old Trafford.
Semenjak ditinggal oleh Sir Alex Ferguson di akhir musim 2012/2013, penampilan The Red Devils di berbagai kompetisi menunjukkan adanya penurunan.
Alih-alih dipuji, permainan United lebih banyak mengundang cacian. Padahal pelatih yang didatangkan untuk menjadi nahkoda anyar bukanlah sosok sembarangan.
Ada David Moyes, Louis van Gaal, sampai The Special One, Jose Mourinho. Namun di tangan mereka semua, The Reds Devils tampil mengecewakan.
Keinginan manajemen United untuk membangkitkan tim diperlihatkan dengan penunjukan Solskjaer pada musim 2018/2019 silam.
Mantan pelatih Cardiff City itu dianggap mampu membawa tim keluar dari keterpurukan.
Sudah hampir tiga musim bertahta di Old Trafford, perjalanan Solskjaer untuk The Red Devils akan masih terus berlanjut.
Musim kemarin, ia mengantar anak asuhnya menembus final Liga Europa. Sayangnya, mimpi meraih trofi perdana buyar di tangan tim asuhan Unai Emery, Villarreal.
United sendiri finish di peringkat kedua Liga Primer Inggris musim lalu (2020/2021). Dibanding musim-musim sebelumnya, rapor The Red Devils menunjukkan peningkatan.
Gelar belum sanggup didapat, tetapi sentuhan Solskjaer membuktikan bahwa mereka dapat melaju ke arah sana seperti yang dahulu biasa dilakukan Sir Alex.
Hal tersebut diakui oleh legenda sepak bola Inggris, Gary Lineker. Dirinya mengatakan bahwa Solskjaer adalah harapan untuk Manchester United.
“Ole adalah orang yang tepat untuk United agar bisa bangkit," Kata Lineker dikutip dari livescore.
"dirinya menunjukan jati diri tim lewat permainan United yang lebih baik, United akan bangkit di tangan oleh,” Lanjutnya.
Oleh karena itu, manajemen coba membantu Solskjaer dengan terus memperkuat kapasitas pemain agar tim mampu bersaing, baik di kancah domestik maupun kontinental.
Jadon Sancho, Raphael Varane, hingga mega bintang Cristiano Ronaldo didatangkan dengan harga lebih dari 100 juta euro.
Baca juga: Cristiano Ronaldo, Mesin Pencetak Gol yang Tak Pernah Kehabisan Bensin
Lengkap sudah skuat yang dimiliki oleh Solskjaer, tinggal bagaimana dia mampu meracik strategi dan menunjukan konsistensi dalam permainan Manchester United.
Tak ada lagi alasan untuk tampil terseok-seok, apalagi terlempar dari papan atas Liga Primer Inggris.
Musim ini The Reds Devils berada di peringkat 4 klasemen Liga Primer Inggris dengan 14 poin, hanya terpaut 2 angka dari sang pemuncak klasemen, Chelsea.
Hal positif yang diperlihatkan Solskjaer adalah kemampuannya dalam memaksimalkan peran Bruno Fernandes, dan Paul Pogba.
Nama yang disebutkan kedua dijadikan sang juru taktik berusia 48 tahun tersebut sebagai seorang winger kiri.
Pogba pun mampu tampil lebih impresif di posisi barunya, 7 assist dari 7 penampilan mampu disumbangkan pemain asal Prancis tersebut untuk The Red Devils musim ini.
Keberadaan sang pemain di sayap kiri membuat perannya lebih efektif, kemampuan kotrol bola dan dribel Pogba menjadi begitu terlihat.
Serangan United juga dibuat lebih kaya, meski berada di kiri, namun peran utama pemain berusia 28 tahun tersebut adalah menjadi seorang playmaker.
Visi bermainnya yang cemerlang dimanfaatkan Solskjaer untuk menjadi sutradara di sepertiga akhir serangan The Reds Devils.
Hasilnya pun sempurna, sumbangan assistnya begitu mentereng, jadi yang terbanyak di Liga Inggris bahkan eropa.
Atas kejeliannya memanfaatkan Paul Pogba, pujian patut dialamatkan kepada sang juru taktik, Solskjaer.
Tak hanya itu, eks striker andalan Sir Alex tersebut juga mampu mendongkrak performa Bruno Fernandes sebagai pemain nomor 10 yang istimewa.
Sejak didatangkan dari Sporting Lisbon, pemain asal Portugal tersebut menjadi seorang goal getter sekaligus playmaker handal yang rajin menyumbangkan assist.
Sang pemain terlibat dalam 49 gol dari 58 laga yang dijalani bersama United di Liga Primer Inggris, dengan rincian 30 gol dan 19 assist.
Dalam sistem 4-2-3-1 Solskjaer, Pemain berusia 27 tahun tersebut mengisi pos nomor 10 yang lebih sering bergerak di area kotak penalti, perannya yang begitu ke depan di back up oleh dua gelandang pengangkut air, Fred dan Scott McTominay.
Moncernya Bruno Fernandes dan Paul Pogba adalah contoh kegemilangan Solskjaer yang begitu jarang diekspos oleh orang-orang.
Sosoknya lebih banyak digaungkan saat Manchester United kalah, ketika menang, segala bentuk pujian dialamatkan kepada pemain secara individu, tidak kepadanya.
Solskjaer berhak mendapatkan kesempatan untuk duduk di kursi kepelatihan United lebih lama, seperti apa yang dikatakan Paul Scholes dan Garry Lineker.
(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)