TRIBUNNEWS.COM - Insiden tak bersalamannya antar-pelatih seusai pertandingan, menjadi satu di antara bumbu yang menghiasi laga Atletico Madrid Vs Liverpool pada matchday 3 Grup B Liga Champions.
Atletico Madrid menjamu Liverpool di Stadion Wanda Metropolitano dalam laga lanjutan Grup B Liga Champions, Rabu (20/10/2021) dini hari WIB.
Meski berstatus sebagai tim tandang, Liverpool berhasil unggul cepat melalui gol Mohamed Salah pada menit ke-8.
Baca juga: Berita Milan, Analisis Eks-Wasit Kenapa Gol Porto Harus Dianulir, Conceicao: Harusnya Lebih dari 1-0
Mohamed Salah mencetak gol dengan apik setelah menggiring bola melewati 3 pemain dari sisi kiri serangan Liverpool.
Tidak lama kemudian, The Reds menggandakan keunggulannya menjadi 2-0 melalui gol spektakuler Naby Keita.
Baca juga: Pioli Siratkan AC Milan Kembali Dikerjai Wasit, Ibra Sebut Terburuk, Calabria: Jangan Cari Alasan
Baca juga: Berita Liverpool, Klopp Mencak-mencak ke FA, Singgung FFP Soal Pengambilalihan Newcastle United
Gol tercipta setelah Naby Keita menyambar bola hasil clearance bek Atletico, Felipe, yang kurang sempurna.
Namun, keunggulan Liverpool itu berhasil diseimbangkan oleh dua gol Antoine Griezmann pada menit ke-20 dan 34.
Gol pertama Griezmann tercipta setelah membelokkan sepakan mendatar Koke dari luar kotak penalti.
Sedangkan gol keduanya tercipta setelah memanfaatkan umpan Joao Felix dan berlari menerobos lini belakang Liverpool.
Babak pertama pun berakhir dengan kedudukan imbang 2-2.
Baca juga: Berita Milan, Tiga Pemain Masuk Radar Rossoneri, Termasuk Wonderkid Penakluk Donnarumma
Memasuki babak kedua, Griezmann yang merupakan pahlawan Atletico di babak pertama justru berubah menjadi petaka.
Pemain asal Prancis itu melakukan pelanggaran keras dengan melakukan tendangan kungfu yang terkena kepala Roberto Firmino.
Sang wasit pun tak segan-segan langsung mengganjar Griezmann dengan kartu merah dan mengusirnya dari lapangan.
Dengan hanya ada 10 pemain, Atletico mulai kesulitan mengembangkan permainan.
Pada menit ke-76, Liverpool mendapat hadiah penalti setelah Diogo Jota dijatuhkan oleh Mario Hermoso di dalam kotak terlarang.
Baca juga: Shin Tae-yong Soroti Kekurangan Timnas U-23 Indonesia, Hanis Sagara Ungkap Celoteh Sang Pelatih
Kesempatan eksekusi penalti itupun dimanfaatkan dengan baik oleh Mohamed Salah dan membawa Liverpool unggul 3-2.
Memasuki menit ke-81, laga semakin memanas setelah Atletico Madrid sempat mendapat harapan untuk adanya hadiah penalti.
Harapan itu muncul setelah Diogo Jota dianggap menjatuhkan Jose Gimenez di kotak terlarang.
Namun, sang wasit batal memberi hadiah penalti setelah meninjau VAR dan menilai bahwa tidak terjadi pelanggaran.
Baca juga: Merasa Timnas U-23 Indonesia Dirugikan, Shin Tae-yong Minta AFC Turun Tangan
Para pemain Atletico serta sang pelatih, Diego Simeone, sontak terlihat sangat kesal dengan keputusan tersebut.
Hingga wasit meniupkan peluit panjang, Liverpool tetap menang dengan skor 3-2 atas Atletico Madrid.
Dengan hasil tersebut, Liverpool makin kokoh di puncak klasemen Grup B dengan 9 poin dari 3 laga.
Sedangkan Atletico Madrid mengejar di posisi runner-up dengan jumlah poin yang sama seperti FC Porto yakni 4 poin.
Dilansir Sky Sports, pelatih Liverpool, Juergen Klopp, menilai kemenangan tersebut sebagai kemenangan yang "kotor".
Meski demikian, Juergen Klopp menilai bahwa kemenangan kotor sekalipun bisa sangat penting bagi perjalanannya di Liga Champions musim ini.
Baca juga: Berita Milan, Analisis Eks-Wasit Kenapa Gol Porto Harus Dianulir, Conceicao: Harusnya Lebih dari 1-0
"Itu adalah pertandingan yang sulit, ayolah!" ujar Klopp.
"Jujur saja, bagaimanapun kamu memenangkannya, saya tidak peduli!" kata Klopp.
"(Kemenangan) yang kotor sekalipun adalah yang sangat penting! Pada malam seperti ini, meraup tiga poin sangatlah penting," tekan Klopp.
Klopp pun menilai bahwa keputusan wasit soal hadiah penalti kepada timnya serta batalnya penalti kepada Atletico adalah keputusan yang tepat.
Pelatih asal Jerman itu mengaku dirinya sebenarnya tidak mengharapkan adanya hadiah penalti dari sang wasit.
"Penalti kami adalah penalti dan saya pikir yang satunya bukanlah penalti," ucap Klopp.
"Saya tidak mengharapkan itu, tapi saya pikir itu adalah keputusan yang tepat," tambahnya.
Baca juga: Shin Tae-yong Soroti Kekurangan Timnas U-23 Indonesia, Hanis Sagara Ungkap Celoteh Sang Pelatih
Klopp juga menjelaskan insiden antara dirinya dengan Diego Simeone seusai laga tersebut.
Seusai wasit meniupkan peluit panjang, Simeone terlihat langsung 'ngibrit' berlari menuju ruang ganti dan enggan berjabat tangan.
Aksi Simeone itu tentu membuat Klopp tampak tersinggung dan langsung meneriakinya dari depan lorong masuk.
"Situasinya jelas, saya ingin berjabat tangan, dia (Simeone) tidak menginginkannya," kata Klopp.
Juergen Klopp menyebut reaksi Diego Simeone bukanlah hal yang tepat, tapi begitu juga dengan reaksinya yang berteriak.
Juergen Klopp menilai bahwa insiden itu terjadi karena keduanya sedang dalam emosi dan berjanji akan menjabat tangan Simeone pada kesempatan berikutnya.
Berikutnya, Liverpool akan kembali menghadapi Atletico pada 4 November dalam laga pekan ke-4 fase grup Liga Champions.
"Reaksinya jelas tidak tepat, begitu juga saya," nilai Klopp.
"Tapi kami berdua sama-sama emosional jadi ketika saya bertemu dengannya lagi, saya tentu akan menjabat tangannya," imbuhnya.
"Dia jelas marah, tidak pada saya namun kepada pertandingan, bukan yang lain," kata Juergen Klopp. (Muhammad Respati Harun/SuperBall)