TRIBUNNEWS.COM - Satu-satunya gol oleh Dejan Kulusevski tak hanya berarti kemenangan bagi Juventus atas tuan rumah Zenit St Petersburg dalam laga matchday 3 Grup H Liga Champions.
Gol itu juga punya makna mendalam bagi sang pemain.
Saking dalamnya, Kulusevski mengaku tak akan pernah melupakan gol itu seumur hidupnya.
Diketahui, Juventus meraup kemenangan ketiga mereka di ajang kompetisi elite Eropa itu saat bertamu ke markas Zenit di Gazprom Arena, Rusia, Kamis (21/10/2021) dini hari WIB.
Baca juga: Hasil Liga Champions: Sempat Tertinggal, MU Sukses Bikin Atalanta Gigit Jari di Akhir Laga
Pertandingan nyaris berakhir seri tanpa gol sebelum sundulan Dejan Kulusevski merobek jala lawan memanfaatkan umpan Mattia De Sciglio di menit ke-86.
Jadilah Juventus kokoh di klasemen Grup H dengan poin sempurna, 9 hasil tiga kali menang dari tiga kali laga.
Bagi Kulusevski, gol itu punya arti sangat personal.
Baca juga: Gol Bagus Kahfi yang Bawa Timnas U-23 Comeback Jadi Sorotan FC Utrecht, Akhiri Puasa Gol 709 Hari
Baca juga: Hal Menarik Saat Atletico Takluk dari Liverpool, Simeone Ngibrit, Klopp Singgung Kemenangan Kotor
Datang dari bangku cadangan ke laga, pemain Timnas Swedia akhirnya bisa mencetak gol perdananya di ajang Liga Champions.
Saya tidak akan pernah melupakan gol ini selama saya hidup,” kata Kulusevski kepada Juventus TV.
“Itu adalah gol debut saya di Liga Champions, yang pertama saya cetak musim ini dan itu bahkan "(dari) sundulan!” kata Dejan Kuluvski.
Berbicara ke Amazon Prime Italia, Kuluvsevki menceritakan proses terjadinya gol.
Baca juga: Shin Tae-yong Soroti Kekurangan Timnas U-23 Indonesia, Hanis Sagara Ungkap Celoteh Sang Pelatih
“Saya melihat bola menjepit tegak saat masuk, jadi saya takut bola akan keluar. Ini adalah kemenangan yang sangat penting bagi tim dan gol penting bagi saya,".
“Saya datang dan mencoba membuat perbedaan. Itu adalah perjuangan pada awalnya, tetapi saya memastikan saya berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat,” kata dia dikutip dari Football Italia.
Bagi Juventus, meski tengah dibelit persoalan cedera para pemain bintangnya, kemenangan 1-0 itu menjadi yang keempat berturut-turut di semua kompetisi.
“Kami bermain sangat buruk di babak pertama dan kedua, tetapi kekuatan skuat adalah tekad untuk menang bahkan ketika bermain buruk,” kata Dejan Kuluvsevki.
Baca juga: Pioli Siratkan AC Milan Kembali Dikerjai Wasit, Ibra Sebut Terburuk, Calabria: Jangan Cari Alasan
Locatelli Ungkap Peringatan Allegri, Juve Bisa Tersangdung Dalam Sedetik
Baca juga: Berita Chelsea, Bek Incaran Bikin Gigit Jari, Gaji Mount Naik 2 Kali Lipat, Kebangkitan Ruben Loftus
Juventus harus susah payah melawan tuan rumah Zenit dalam laga tersebut.
Persis seperti apa yang diwanti-wanti pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, kepada para pemainnya jelang pertandingan.
Peringatan Allegri itu diungkapkan gelandang Manuel Locatelli tepat sebelum laga Zenit Vs Juve dilangsungkan.
Timna Italia itu mengungkapkan, Allegri mewanti-wanti, hanya butuh sedetik bagi Juve untuk tersandung dalam permainan dan akhirnya kalah.
Baca juga: Berita Milan, Analisis Eks-Wasit Kenapa Gol Porto Harus Dianulir, Conceicao: Harusnya Lebih dari 1-0
“Yang paling penting adalah selalu tim dan kami berada dalam periode yang bagus, tetapi seperti yang diperingatkan oleh pelatih, hanya butuh satu detik untuk tersandung, jadi kami harus terus seperti ini dan menemukan konsistensi nyata untuk penampilan kami," kata Manuel Locatelli dilansir Amazon Prime Italia.
"Ada tiga poin fundamental yang diperebutkan malam ini, kami harus berusaha untuk terus menang," katanya sebelum laga itu.
Terlepas dari kemenangan yang akhirnya mereka peroleh, Juve menang bisa saja kalah dalam pertandingan itu.
Kemenangan tipis 1-0 boleh dibilang buah dari kerja keras dan konsistensi para pemain Juventus di laga tersebut.
Mantan gelandang Sassuolo itu direkrut Si Nyonya Tua setelah memenangkan trofi UEFA EURO 2020 bersama Timnas Italia bersama rekan setinya saat ini Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini.
“Saya beruntung telah berbagi pengalaman itu dengan Giorgione dan Leo, yang merupakan senator sejati Juve dan membantu saya untuk menetap di sini. Ini adalah kelompok pemain yang fantastis,” kata dia.
Baca juga: Pioli Siratkan AC Milan Kembali Dikerjai Wasit, Ibra Sebut Terburuk, Calabria: Jangan Cari Alasan
Berkah Kepergian Cristiano Ronaldo
Baca juga: Gol Bagus Kahfi yang Bawa Timnas U-23 Comeback Jadi Sorotan FC Utrecht, Akhiri Puasa Gol 709 Hari
Soal kemenangan Juventus tersebut, bek Leonardo Bonucci punya pandangan tersendiri.
Baginya, hasil laga melawan Zenit itu adalah gambaran bagaimana Juve memperoleh 'berkah' dari kepergian sang Megabintang, Cristiano Ronaldo.
Lho kok?
Leonardo Bonucci menjelaskan, kepergian Ronaldo membuat tim seolah tersadar mereka tak bisa lagi mengandalkan hanya pada satu orang dalam dalam permainan.
Imbasnya, mereka kini lebih bermain sebagai tim. Bonucci menyebut timnya sudah 'menemukan kembali semangat dan kerendahan hati' dalam permainan.
Baca juga: Berita Chelsea, Bek Incaran Bikin Gigit Jari, Gaji Mount Naik 2 Kali Lipat, Kebangkitan Ruben Loftus
“Itu adalah pertandingan yang sulit, terutama karena Zenit semua menutup pertahanan begitu mereka kehilangan bola,” kata Bonucci kepada Sky Sport Italia.
Bek tengah itu dinobatkan sebagai Man of the Match oleh UEFA di St Petersburg.
“Ini adalah trofi yang penting, tetapi tim adalah cara kami memenangkan pertandingan. Kami mengatakan selama beberapa hari terakhir kami perlu menderita, klub bersama dan menemukan jalan menuju kemenangan.”
Ini adalah kemenangan 1-0 keempat berturut-turut Juve antara Serie A dan Liga Champions.
“Semua kemenangan setelah awal yang sulit adalah penting. Sekarang kami memiliki pertandingan besar lainnya yang akan datang pada hari Minggu dan terus seperti ini, karena menang 1-0 juga penting.”
Baca juga: Pioli Siratkan AC Milan Kembali Dikerjai Wasit, Ibra Sebut Terburuk, Calabria: Jangan Cari Alasan
Bonucci ditanya apakah Juve sekarang lebih merupakan tim daripada dalam beberapa musim terakhir dan, tanpa diminta, bek itu merujuk pada keluarnya Cristiano Ronaldo.
“Itu benar sekali, itu yang kami semua katakan. Di masa lalu, kami telah kehilangan karakteristik Juve. Kami semua bermain dengan seorang juara yang hebat dan ingin dia melakukannya dengan baik, jadi mungkin kami kehilangan keinginan untuk menderita dan mengorbankan diri bersama-sama, karena kami berasumsi dia akan menyelesaikannya.
“Pelatih telah melakukannya dengan sangat baik untuk mendapatkan kembali semangat dan kerendahan hati itu dan kami semua bekerja sama sekarang untuk mendapatkan hasilnya,” kata Leonardo Bonucci. (oln/*)