TRIBUNNEWS.COM - Headline dan buah bibir dari semua kabar yang beredar hari ini, tentu tidak lepas dari kekalahan telak Manchester United dari Liverpool dengan skor mencolok 0-5.
Kekalahan ini, bukan hanya menjadi sejarah minor untuk Setan Merah, tetapi defisit lima gol di Old Trafford, bukanlah hal yang mudah untuk dilupakan.
Menariknya, dua musim terakhir, setidaknya United kalah dengan defisit lima gol, pertama melawan Tottenham Hotspur musim lalu, dan Liverpool di musim ini.
Sorotan, kini tertuju kepada sosok Ole Gunnar Solskjaer yang menjadi pesakitan di pertandingan ini.
Baca juga: Berita Man United, Ole Menolak Menyerah, Ronaldo Curhat, Prediksi MU Jadi Lumbung Gol Terbukti
Baca juga: Berita Foto : Manchester United Dilumat Liverpool di Old Trafford
Manchester United kalah segalanya dari Liverpool: kualitas permainan, skema, penguasaan bola, kualitas peluang dan tentu saja jumlah gol.
Ole Gunnar Solskjaer, nampak menjadi yang berdosa atas kekalahan Manchester United pada pertandingan ini.
Solskjaer memang menjadi dilema untuk Manchester United dalam 2 setengah musim kepemimpinannya di Manchester United.
Performa United di klasemen memang naik dari musim ke musim (finish di posisi 6, naik ke posisi tiga dan menjadi runner-up) dan lolos ke Liga Champions.
Tetapi, hanya itu, Manchester United hanya bermain ‘cukup baik’ tetapi tidak bisa menjadi yang ‘terbaik’ di bawah Solskjaer.
Apa yang salah dari skema Solskjaer?
Secara statistik, Manchester United kebobolan 11 gol hanya dalam tiga pertandingan terkahir, yang artinya, United kebobolan 1 gol tiap 24 menit pertandingan.
Absennya Raphael Varane, memang berpengaruh cukup besar terhadap permainan Manchester United, tetapi, masalah utamanya bukanlah di pilar lini belakang.
Manchester United, gagal untuk menjaga jarak di lini tengah, Liverpool, Leicester City dan Aston Villa sangat nyaman menekan pertahanan United, dan masalah ini sejatinya masih belum dipecahkan Solskjaer sejak musim lalu.
Dan Setan Merah, terlalu bergantung dengan kehadiran Cristiano Ronaldo.