News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Inggris

Virgil van Dijk Jadi Olok-olokan di Media Sosial Usai Liverpool Main Imbang Lawan Brighton

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bek Liverpool asal Belanda Virgil van Dijk

TRIBUNNEWS.COM, LIVERPOOL - Pertandingan melawan Brighton tampaknya menjadi salah satu laga yang ingin dilupakan oleh Virgil van Dijk.

Tak seperti biasanya, bek Liverpool asal Belanda itu tampil mengecewakan di laga ini, salah satunya pada momen gol pertama Brighton.

Bek berusia 30 tahun itu kalah adu kecepatan dengan Enock Mwepu yang kemudian dengan mudah menaklukkan Andrew Robertson.

Tak ayal, performa buruk Van Dijk di laga ini membuatnya menjadi bahan olok-olokan di media sosial.

Salah seorang penggemar bahkan menyamakan dirinya dengan Harry Maguire yang kerap membuat kesalahan serupa di Manchester United.

“Brighton membuat Van Dijk menjadi Harry Maguire,” tulis seorang penggemar di Twitter.

“Van Dijk memang bek terbaik dunia tapi kadang dia harus berhenti untuk bermain terlalu santai di belakang,” tulis penggemar lain.

“Ini bukan Van Dijk yang kami kenal, dia bukan lagi bek seperti dulu,” tambah penggemar lainnya.

Buruknya penampilan Van Dijk juga sempat membuat sang pelatih berteriak memarahinya dari pinggir lapangan pada babak kedua.

Usai pertandingan, Juergen Klopp ditanya tentang momen di mana ia terlihat berteriak mencaci-maki Van Dijk dari pinggir lapangan.

Juergen Klopp (ESPNFC)

Menjawab pertanyaan tersebut, Klopp menegaskan bahwa itu normal dan itu terjadi karena ia tidak senang Van Dijk meninggalkan ruang di belakang.

"Saya tidak tahu 100 persen, kami cukup sering mengobrol," kata Klopp sebagaimana dikutip SuperBall.id dari Metro.

"Jadi, tidak pernah ada satu penjelasan, Anda sekarang tidak dapat membuat cerita besar tentang itu karena saya katakan sebelumnya kami tidak mempertahankan setengah ruang dengan benar. Itulah masalahnya."

“Ketika orang yang menguasai bola tidak di bawah tekanan, Anda tidak dapat memiliki garis terakhir yang tinggi, jadi garis terakhir turun pada saat itu dan tiba-tiba kami menekannya dan kemudian mereka harus mendorong lagi."

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini