Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus dugaan pengaturan skor kembali terjadi pada kompetisi sepakbola Indonesia tepatnya di klub Liga 2, Perserang Serang.
Manajer Perserang, Babay Karnawi pun mengaku geram melihat para pemainnya yang dinilainya melakukan pengaturan skor.
Setelah mendapatkan bukti-bukti, Babay Karnawi langsung memecat lima pemainnya dan satu pelatih yang diduga terlibat pengaturan skor saat timnya menghadapi RANS Cilegon FC, Persekat Tegal dan Badak Lampung FC.
Tak hanya itu, Babay Karnawi juga membawa kasus ini kepada PSSI. Ia berharap kasus ini bisa diselesaikan PSSI dan siapa pun yang terlibat bisa mendapatkan hukuman.
Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi mengatakan pihaknya telah mendapatkan pengaduan masalah tersebut begitu juga dengan bukti-buktinya.
Nantinya, kasus dugaan pengaturan skor ini akan terbagi menjadi dua; ranah komdis dan Satgas Anti-mafia bola.
“Kami serahkan dulu ke Komdis. Lalu kemungkinan satgas juga ada. Mana ranah sepak bola dan mana ranah pidana kami serahkan ke Komdis dulu,” kata Yunus Nusi saat ditemui di acara launching Serpong City FC, Jakarta, Jumat (29/10/2021).
Lebih lanjut, Yunus Nusi menegaskan untuk permasalahan pengaturan skor apabila terbukti pelaku di dalamnya bakal mendapatkan sanksi berat yakni larangan bermain bola atau beraktivitas di sepakbola seumur hidup.
Seperti diketahui, komitmen untuk menjalankan sepakbola bersih dari pengaturan skor atau match fixing memang digencarkan Ketum PSSI Mochamad Iriawan sejak awal kompetisi.
Untuk itu, Iriawan memerintahkan jajarannya untuk menyelesaikan kasus ini dan memberikan hukuman maksimal kepada siapa pun yang terbukti melakukan pengaturan skor.
“Semalam kami langsung meeting dengan Komdis untuk menyiapkan bukti dan merespon apa yang terjadi,” kata Yunus Nusi.
“Ketum sudah perintahkan untuk memberikan hukuman maksimal. Maksimalnya kalau sudah terbukti seumur hidup (larangan main bola-red). Itu untuk semua yang terlibat di dalamnya,” jelasnya.