TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) turut menanggapi kasus pengaturan skor yang terjadi di dalam klub Liga 2.
Sebelumnya, PSSI telah memberikan hukuman kepada lima pemain Perserang dan satu pemain Persic Cilegon yang terbukti melakukan pengaturan skor.
Akan tetapi APPI meminta agar kasus ini tidak berhenti sampai di pemain saja, pasalnya salah satu pemain Perserang, Eka Dwi Susanto mengaku ada orang yang menghubungi dirinya yang meminta agar klubnya kalah.
Orang yang menghubungi Eka ini lah yang belum diketahui dan APPI meminta agar PSSI serius mencari siapa orang tersebut
“APPI meminta PSSI bertindak secara adil dengan tidak hanya memberikan hukuman kepada para pesepakbola yang terlibat, namun juga bagi pihak lain yang terkait jika terdapat indikasi dan penemuan bukti akan keterlibatan mereka dalam praktik pengaturan skor, serta bekerja sama dengan aparat yang berwenang untuk mengungkap lebih dalam kasus ini,” tulis pernyataan resmi APPI.
Dalam praktik pengaturan skor, APPI memastikan bahwa selain para pesepakbola dapat diduga ada pihak lain yang turut terlibat.
APPI pun turut melakukan pendalaman dan koordinasi secara intens dengan para pesepakbola terkait dan sedang dalam proses pelaporan kepada FIFPRO melalui Red-Button yang juga terafiliasi dengan pihak Interpol.
Sementara itu lima pemain Perserang yang dijatuhkan hukuman yakni Eka Dwi Susanto, Fandy Edy, Ivan Juliandhy, Ade Ivan dan Aray Suhendri.