News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Super Pandit

Titik Kebangkitan Arsenal: Efektivitas Taktik Arteta, Hale End Gemilang & Hadirnya Benteng Jepang

Penulis: deivor ismanto
Editor: Dwi Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Striker Arsenal asal Gabon Pierre-Emerick Aubameyang (2R) merayakan dengan rekan satu timnya setelah mencetak gol kedua timnya selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Arsenal dan Aston Villa di Stadion Emirates di London pada 22 Oktober 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Arsenal menunjukkan performa gemilang di Liga Inggris musim ini.

Setelah merasakan tiga kekalahan menyakitkan secara berturut-turut di partai awal Inggris, Arsenal mampu bangkit di laga setelahnya dengan meraih enam kemenangan dan dua hasil imbang.

The Gunners pun bertengger di posisi kelima klasemen Liga Inggris dengan torehan 20 poin, unggul tiga angka dari Manchester United yang berada dibawahnya, dan hanya terpaut enam poin dari Chelsea di puncak.

Sang juru taktik, Mikel Arteta patut berseri-seri berkat skema "Arteta Ball" miliknya yang mulai terimplementasikan dengan baik dan mampu membawa Arsenal naik ke papan atas.

Manajer Arsenal asal Spanyol Mikel Arteta bereaksi selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Arsenal dan Crystal Palace di Stadion Emirates di London pada 18 Oktober 2021. (Glyn KIRK / AFP)

Baca juga: Liga Inggris: Runtuhnya Rekor Unbeaten Liverpool, Teror Arsenal Panaskan Slot Zona Eropa

Baca juga: Punya Peluang Melatih Tim Lain, Arsene Wenger Mengaku Menyesal Tidak Tinggalkan Arsenal Pada 2007

Arteta datang ke Arsenal dengan pengalamannya sebagai asisten Pep Guardiola di Manchester City, ia juga terinspirasi dari Marcelo Bielsa dalam meracik strategi permainan.

Maka, permainan Arteta tak jauh-jauh dari possesion football mengandalkan pergerakan cepat yang dilakukan secara kolektif oleh para pemainnya.

Skema 4-2-3-1 dan 4-4-2 yang jadi pakem Arteta, butuh seorang playmaker yang mampu menguasai ruang antar lini guna memperlancar aliran bola dalam fase menyerang The Gunners.

Progresi serangan yang diterapkan Mikel Arteta kerap dimulai dari lini belakang, dengan mengutamakan ball possesion.

Itu membuat Arteta membutuhkan sosok pemain yang dapat mengontrol bola dengan baik dan memiliki kualitias passing yang mumpuni, sehingga dapat menjadi penghubung dari lini bertahan ke lini serang.

Dan pemain akademi Arsenal (Hale End), Emile Smith Rowe adalah jawabannya, ia mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

Smith Rowe bisa bermain dengan cerdas saat dirinya berada dalam tekanan, pengambilan keputusannya dalam berlari dan kepekaan posisinya berada di level yang tinggi.

Tak hanya bermain di tengah, ia juga dapat dimainkan sebagai pemain sayap saat Arteta bermain dengan skema 4-4-2.

Meski bermain lebih melebar, pemain asal Inggris tersebut masih berperan sebagai playmaker, dengan mengatur serangan The Gunners di sepertiga akhir.

Visi bermain dan kreatifitas yang dimiliki sang pemain membuat ia tak kesulitan untuk beradaptasi dengan berbagai skema dan perain yang diberikan Arteta.

Dipertandingan melawan Watford semalam, Smith Rowe yang bermain di sisi kiri mampu tampil gemilang dengan meyumbangkan 1 gol penentu untuk kemenangan The Gunners.

Ia juga menjadi sutradara bagi Arsenal di pertandingan tersebut dengan catatan 3 chances created dan 13 umpan sukses ke sepertiga akhir.

Berkat penampilan cemerlangnya tersebut, ia didapuk menjadi Man Of The Match dan mengantarkan The Gunners meraih 3 poin di Emirates Stadium.

Hengkangnya Mesut Ozil memang membuat Smith Rowe leluasa untuk menjadi playmaker utama bagi Arsenal.

The Gunners tak perlu repot-repot mencari pengganti pemain asal Jerman tersebut karena telah memiliki Smith Rowe pemain cemerlang orbitan akademi Hale End.

Total, Smith Rowe sudah bermain sebanyak 58 kali bersama Arsenal di seluruh kompetisi, dengan sumbangan 12 gol dan 9 assist.

Selain vitalnya peran Smith Rowe, The Gunners juga begitu bergantung pada peran pemain Hale End lainnya yaitu Bukayo Saka.

Bukayo Saka dan Emile Smith Rowe, Dua Pemain Andalan Arsenal (Twitter/gunnersgoals)

Saka menjadi tumpuan lini depan The Gunners dari musim lalu hingga sekarang, bermain sebagai winger kanan, sang pemain mampu menunjukan performa gemilang dengan rajin menyubangkan assist dan peluang berbahaya.

Sejak musim lalu, Saka telah mencatatkan 14 assist untuk The Gunners di seluruh kompetisi, menjadi yang terbanyak di antara pemain Arsenal lainnya.

Pergerakannya yang gesit dan sering berada di kotak 16 membuat ia menjadi penyumbang penalti terbanyak untuk Arsenal, penalty kicks won sang pemain berada di angka 0.08 per pertandingan.

Saka pun berhasil menendang pemain termahal Arsenal sepanjang sejarah, Nicolas Pepe untuk duduk manis di bangku cadangan.

Musim ini, Saka telah bermain sebanyak 13 pertandingan untuk The Gunners dengan sumbangan 2 gol dan 2 assist.

"Dia (Bukayo Saka) sangat rendah hati, sangat hormat dan pada saat yang sama memiliki karakter yang menuntut untuk mendapatkan bola dan membuat keputusan yang tidak biasa untuk usianya," Puji Arteta kepada Saka dilansir SkySport.

Bersama Smith Rowe, Bukayo Saka dipoles Arteta menjadi tumpan di lini tengah dan depan The Gunners.

Lalu, di lini belakang, rekrutan teranyar Arsenal juga memberikan performa gemilang untuk menjadi kunci kebangkitan pasukan Arteta, pemain tersebut adalah Takehiro Tomiyasu.

Bek Arsenal asal Jepang Takehiro Tomiyasu melakukan pemanasan jelang pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Arsenal dan Tottenham Hotspur di Stadion Emirates di London pada 26 September 2021. Ian KINTGON / IKIMAGES / AFP (Ian KINTGON / IKIMAGES / AFP)

Tomiyasu sukses didatangkan Arsenal dari Bologna dengan mahar 18 juta euro atau sekira Rp302,9 miliar.

Pemain berusia 23 tahun tersebut sengaja didatangkan untuk menggantikan peran Hector Bellerin yang dipinjamkan The Gunners ke tim Liga Spanyol, Real Betis.

Tomiyasu yang berperan sebagai bek kanan mampu tampil imresif menjaga pertahanan Arsenal di delapan laga Liga Inggris.

Catatannya juga mencolok, dilansir Fbref, Tomiyasu memenangkan duel udara sebanyak 91,21%.

Mempunya postur 188 cm membuat Tomiyasu efektif memotong bola udara lawan.

Sekaligus membayar pekerjaan rumah Arteta yang sering kebobolan melalui bola corner dan set piece, setidaknya untuk delapan laga awal sejak kedatangan Tomiyasu.

Sejak berseragam Bologna, Tomiyasu memang dikenal sebagai pemain yang kuat dalam bertahan.

Pemain asal Jepang tersebut dapat dimainkan dalam tiga posisi dengan sama baiknya, yaitu bek tengah, bek kiri, dan bek kanan.

Hal itu dapat menambah opsi untuk Arteta dalam tambal sulam lini pertahanan The Gunners.

Di delapan laga yang dijalani Tomiyasu bersama Arsenal, dirinya mejadi pemain paling banyak memenangkan duel dengan persentase 99%.

Itu menjadi salah satu faktor mengapa Arsenal mampu memperbaiki poros pertahanan mereka setelah sempat dibabat Manchester City dengan skor 5-0.

Kelebihan lain lain dari Tomiyasu adalah kualitas kaki kiri dan kanan yang sama baiknya.

Musim lalu, saat masih berseragam Bologna, ia mencatatkan 909 operan dengan kaki kanan dan 467 dengan kaki kiri.

Hal itulah yang membuat Tomiyasu dapat bermain di posisi bek kiri dan kanan dengan efektif.

Saat bermain, Tomiyasu tak berperan selayaknya bek sayap yang rajin naik ke depan.

Umpan-umpan silang dari sayap yang ia lakukan juga terhitung sedikit.

Sebaliknya, Tomiyasu bakal lebih berhati-hati ketika melakukan overlap.

Ia lebih memilih menunggu momen dan celah yang tepat saat ingin membantu penyerangan.

Tomiyasu sangat pandai dalam memaksimalkan kelebihan dan menutup kekurangannya.

Dengan gaya bermainnya yang seperti itu, Arteta memang memaksimalkan Tomiyasu untuk menjaga pertahanan The Gunners yang memang terkenal rapuh selama beberapa musim.

Dan terbukti, sejak Tomiyasu hadir di lapangan bersama Arsenal, Aubameyang dan kolega hanya kemasukan 4 gol dari 8 pertandingan Liga Inggris.

(Tribunnews.com/Deivor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini