TRIBUNNEWS.COM - Brendan Rodgers santer dikabarkan akan menjadi penerus tongkat kepelatihan Manchester United untuk menggantikan Ole Gunnar Solskjaer.
Masa depan Solskjaer bersama Manchester United memang berada di ujung tanduk usai kekalahan memalukan melawan Manchester City pada pekan ke-11 Liga Inggris.
Dan nama pelatih Leicester City, Brendan Rodgers naik kepermukaan untuk menjadi pelatih favorit Setan Merah di masa depan.
Baca juga: Manchester United Bakal Tidak Sukses Jika Selalu Lakukan Perubahan Kata Paul Scholes
Baca juga: West Ham yang Menjadi Kryptonite Bagi Liverpool & City, Tuah Buangan MU, Dongeng Leicester Terulang?
Dilansir Caught Offside, Rodgers telah sepakat untuk melatih Setan Merah namun tidak dalam waktu dekat, ia ingin menyelesaikan tanggung jawabnya bersama Leicester hingga akhir musim 2021/2022.
“Brendan Rodgers telah memiliki kesepakatan verbal untuk menjadi pelatih baru Manchester United," tulis Caught Offside dalam laporanya.
"Rodgers ingin menunggu hingga akhir musim, namun pihak Manchester United ingin Rodgers datang secepatnya,” lanjutnya.
Menurut sumber yang sama, dipilihnya Rodgers untuk menjadi nakhoda baru Setan Merah adalah pilihan paling realistis bagi manajemen United.
Perginya Antonio Conte ke Tottenham Hotspur dan Zinadine Zidane yang secara gamblang menolak tawaran, membuat nama Brendan Rodgers dipilih oleh Setan Merah.
Eks juru taktik Liverpool tersebut dirasa memiliki kapabilitas untuk menukangi tim sebesar Manchester United. Kiprah menterengnya bersama Leicester City selama ini adalah alasan utamanya.
Sejak musim lalu, The Foxes memang menjadi tim unggulan yang keterlibatannya dalam mengganggung kenyamanan tim big six di Liga Primer Inggris begitu mencolok.
Tak hanya itu, sudah ada sumbangan dua gelar (FA Cup dan English Super Cup) enam tahun sejak Leicester City secara mengejutkan meraih gelar Liga Primer Inggis pada musim 2015/2016.
Kedua trofi domestik tersebut berhasil mereka raih dengan mengalahkan dua tim raksasa Liga Primer Inggris yaitu Chelsea dan Menchester City.
Artinya, The Foxes bukan lagi dianggap sebagai tim kuda hitam, keberadaanya memang diakui sebagai tim yang mampu finish di papan atas dan bersaing memperebutkan gelar, serta mewakiliki Inggris untuk berkompetisi di laga-laga Kontinental.
Meski sempat terseok-seok di musim 2016/2017 dan 2017/2018, Leicester City berhasil bangkit dan tampil konsisten bersama juru taktik asal Irlandia Utara, Brendan Rodgers.