News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Super Pandit

Saatnya Solskjaer Andalkan van de Beek & Lingard di Lini Tengah MU, Geser Fred, Istirahatkan Bruno

Penulis: deivor ismanto
Editor: Dwi Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gelandang Manchester United Inggris Jesse Lingard (kedua dari kiri) merayakan dengan rekan setimnya setelah mencetak gol kedua mereka selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara West Ham United dan Manchester United di Stadion London, di London timur pada 19 September 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Manchester United sedang dalam keadaan yang pelik, performa mereka jauh dari kata konsisten dan memuaskan musim ini.

Berbagai aspek dikritik oleh barisan pandit sepakbola hingga para legenda United, dari kapabilitas Solskjaer sebagai sang juru taktik hingga lini tengah Setan Merah yang berantakan.

Posisi Solskjaer dapat dikatakan aman untuk saat ini, hal tersebut diperkuat oleh kabar yang diberikan oleh jurnalis ternama asal Italia, Fabrizio Romano.

Menurut laporan Fabrizio, manajemen Setan Merah masih ingin mempekerjakan Solskjaer, kepercayaan masih diberikan oleh United meski rentetan hasil buruk menyelimuti sang juru taktik asal Norwegia tersebut.

Baca juga: Barisan Pemain yang Gampang Diboyong Newcastle, Ada Bek Inter Milan & 2 Amunisi Barcelona

Baca juga: Masalah Lukaku di Chelsea, Gaya Bermain Tuchel, Rekan Duet yang Egois, dan Kutukan Nomor Sembilan

Maka hal yang sepatutnya untuk disoroti di sisi Setan Merah adalah kedalaman skuat United pada lini tengah.

Nama Fred menjadi bulan-bulannya kritik oleh para fans, Pandit, dan legenda Setan Merah, Roy Kean.

"Jika Solskjaer jalan di depan saya, saya akan menjambak dia dan bilang kenapa anda memainkan Fred di tiap minggu?," marah Roy Kean dilansir Sky Sports.

"Dia (Fred) tak punya kualitas. Dia tidak membuat lini tengah United menjadi kuat," lanjutnya.

Fred adalah gelandang yang paling sering dimainkan oleh Solskjaer baik di musim ini maupun musim lalu.

Dan penampilan Fred tidaklah terlalu bagus untuk standard klub sebesar Manchester United, badannya terlalu ringkih untuk berduel di lini tengah, visi bermain dan akurasi passingnya juga tak begitu cemerlang.

Justru, Fred menjadi titik lemah di lini tengah Setan Merah.

Fred menjadi pemain kedua di Liga Inggris yang paling sering dilewati lawan. Total sebanyak 26 kali.

Angka itu cuma kalah sedikit dari pemain Eveton, Allan yang dilewati lawan 33 kali.

Fred pun kalah 56 kali dalam perebutan bola. Persentase duel suksesnya, cuma di angka 40 persen dan itu menjadikannya masuk dalam daftar 10 gelandang tengah terlemah sejauh ini.

Melihat hal tersebut, sudah satanya Ole berfikir untuk mulai mencadangkan Fred di partai Setan Merah selanjutnya, United masih memiliki gelandang tak terpakai musim ini yang dapat menggantikan Fred di lini tengah.

Adalah Donny van de Beek.

van de Beek, sejak dibeli Manchester United dari Ajax Amsterdam pada musim panas 2020, pemain asal belanda tersebut kesulitan untuk mendapatkan menit bermain bersama Setan Merah.

Padahal, Manchester United menebus Donny van de Beek dengan harga yang tak sedikit, dana sebesar 40 juta pounds atau sekitar Rp 791 miliar rela dikeluarkan United untuk memboyongnya dari Ajax Amsterdam.

Pelatih Setan Merah, Ole Gunnar Solskjær, tak memberi kepercayaan lebih untuk Donny van de Beek.

Musim lalu, Pada Liga Inggris musim 2020/2021, pemain berusia 24 tahun tersebut, hanya bermain sebanyak 16 kali, dan hanya dua kali turun sebagai pemain 11 utama.

Musim ini, lebih parah lagi. Donny van de Beek, hanya mencicipi 17 menit bermain dari 11 laga awal United di Liga Inggris.

Donny van de Beekk (transfermarkt)

Sedangkan di Liga Champions, nominator Ballon d'Or tahun 2019 itu hanya diberi kesempatan bermain selama 48 menit.

4 menit diantaranya adalah saat United meraih hasil imbang saat bertandang ke stadion Atalanta pada (3/10/2021).

Kepiluan yang dialami Donny van de Beek lantas mendapat perhatian dari legenda Manchester United, Gary Neville.

Gary tidak pernah mengerti apa yang terjadi dalam diri Donny van de Beek. Dia juga tidak mengetahui pasti apa yang kemudian membuatnya jadi pemain yang tak diinginkan.

“Aku tidak mengerti apa yang terjadi dengan van de Beek, yang pasti dia saat ini sedang merasakan tekanan luar biasa,” ucap Gary Neville dilansir skysport.

Namun, faktanya sangat berbeda di lapangan, Donny menjadi pemain yang disampingkan Ole dan tak dilirik sebagai pemain yang dapat memberi dampak untuk permainan Manchester United.

Padahal, secara kualitas, Donny merupakan pemain yang mumpuni dan jauh lebih berkualitas dari Fred.

Ketika masih membela Ajax Amsterdam, Donny van de Beek telah berhasil mempersembahkan gelar Eredivisie Belanda, KNVB Cup, Johan Cruyff Shield, dan sekali masuk ke partai final Europa League.

Bahkan, ketika Die Amsterdammers tampil di kompetisi Liga Champions Eropa pun, nama Donny van de Beek mencuat dan menjadi incaran klub-klub besar eropa.

Ia juga menjadi salah satu gelandang subur yang memberi kontribusi luar biasa untuk Ajax, satu musim tepat sebelum kedatangannya di United.

Donny berhasil menyumbangkan 10 gol dan 11 assist dari 37 pertandingan, menjadi pemain dengan kontribusi gol terbanyak kedua setelah Dusan Tadic.

Atas torehan menterengnya tersebut, pemain berusia 24 tahun itu masuk ke dalam nominasi peraih Ballon d'Or tahun 2019.

Melihat hal tersebut, sudah jelas kualitas Donny tak patut dipinggirkan Ole hanya untuk memasang Fred yang tampil buruk. 

Namun, masalah lini tengah Setan Merah tak hanya pada diri Fred, namun juga ketergantungan mereka pada sosok Bruno Fernandes.

Bruno tak bisa terus-terusan bermain setiap partai untuk United, tenaganya terlalu diforsis oleh Setan Merah, sehingga ia tak mampu tampil dominan.

Terakhir Bruno tampil redup saat menjalani laga Derbi Manchester pada (6/11/2021).

Bruno Fernandes yang biasanya tampil cemerlang pun tak mampu berbicara banyak di pertandingan tersebut, perannya tertutup lantaran begitu superiornya The Citizens dalam menguasai lini tengah.

Meski begitu, Bruno tetap berada di lapangan selama 90 menit, tak ada kesempatan untuk Jesse Lingard yang dapat diperankan sebagai pemain nomor 10 seperti Bruno.

Padahal, pemain berusia 28 tahun tersebut telah membuktikan kemampuannya saat dipinjamkan United ke West Ham di musim lalu.

Manajer Manchester United asal Norwegia Ole Gunnar Solskjaer (kanan) memberi selamat kepada gelandang Manchester United Inggris Jesse Lingard (kiri) setelah pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan Newcastle di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 11 September 2021. Manchester United memenangkan pertandingan 4-1. (OLI SCARFF / AFP)

Baca juga: Senyum Manis AC Milan Tatap Capolista, Giroud & Rebic Modal Rossoneri Kudeta Napoli

Baca juga: Barcelona Pulangkan Dani Alves, Kebutuhan Skema Xavi, Kembalikan Tiki-Taka & Contek Langkah AC Milan

Bermain sebagai playmaker bersama The Hammers, ia berhasil mencetak 9 gol dan 5 assist dari 16 pertandingan.

sekaligus membawa West Ham bermain dalam kompetisi Liga Eropa untuk yang pertama kalinya.

Sebelum Lingard dipinjamkan ke West Ham. Pemain asal Inggris itu belum sekalipun membela United di kompetisi Liga Inggris musim 2020/2021.

Lingard hanya bermain sebanyak tiga kali, yaitu di Piala FA dan Piala Liga.

Sejak kedatangan Bruno Fernandes, Ole Gunnar Solskjaer mulai rutin mengaplikasi pakem dasar 4-2-3-1.

Dua slot gelandang serang dan sayap hampir pasti diisi Fernandes dan Marcus Rashford.

Lingard yang bermain di posisi tersebut hanya duduk manis di bangku cadangan Setan Merah.

Namun di tangan Moyes, Lingard berhasil mendapatkan kepercayaan penuh.

"Lingard adalah pemain bagus, saya mengetahui tipikal dan posisi yan cocok untuk dia," ucap Moyes dilansir dari laman resmi West Ham.

"Saya akan menaruh Lingard dimana saja, sayap kiri, gelandang serang, saya juga akan memainkan dia sebagai striker jika perlu," lanjut Moyes.

Moyes mengetahui kelebihan dan kualitas Lingard yang selama musim tersebut tak dimanfaatkan Ole.

Pria Skotlandia itu memberikan kebebasan kepada Lingard untuk bergerak dinamis, alias tak terpaku kepada posisinya sebagai gelandang serang.

Lingard menjadi pemain yang bergerak bebas, walaupun dipasang menjadi seorang gelandang serang.

Ia bisa berada di kiri untuk mendapatkan bola sekaligus berada di paling depan untuk mencetak gol.

Lingard memang memiliki kemampuan untuk itu, kemampuan menggiring bola dan penyelesaian akhirnya sudah terbukti.

Catatan gol dan assist Lingard untuk West Ham membuat Manchester United menahannya untuk dipermanenkan The Hammers.

Sebenarnya, penampilan sebagus itu juga pernah Lingard tunjukan sebelum ini.

Lingard pernah membawa United juara FA Youth 2010/2011, bersama Paul Pogba, Michael Keane, dan Ravel Morrison.

Sementara di laga internasional, Lingard juga sempat membela Timnas Inggris di Piala Dunia 2018.

Sekaligus mampu menyumbangkan gol untuk membantu The Three Lions membantai Panama dengan skor 6-1 di fase grup.

Di musim ini, Lingard kembali berseragam Setan Merah, namun menit bermainnya masih saja sedikit, Solskjaer tak menaruh kepercayaan penuh kepadanya.

Datangnya Jadon Sancho dan Cristiano Ronaldo membuat nama Lingard terpinggirkan, Ronaldo dipercaya sebagai starter, sedangkan Sancho menjadi pemain pertama yang dilirik Ole untuk masuk dari bangku cadangan.

Dikutip dari Transfermarkt, Lingard tampil sebanyak delapan kali untuk Setan Merah dengan menit bermain sebanyak 148 menit.

Lingard selalu tampil dari bangku cadangan, ia belum merasakan tampil starter selama kembali berseragam Setan Merah di ajang Liga Inggris dan Liga Champions.

Meski demikian, ia sebenarnya mampu membuktikan kualitasnya saat diberi kepercayaan.

Apa yang dilakukan Moyes di West Ham untuk Lingard, pernah diterapkan Solskjaer untuk Setan Merah.

Ketika Lingard bermain, ia diberi kebebasan oleh Solskjaer untuk mencari posisi.

Terutama, Lingard diberi kebebasan bergerak di sekitaran kotak penalti lawan.

Gol yang ia ciptakan saat Manchester United berhasil mengalahkan Newcastle United adalah contohnya.

Masuk menggantikan Jadon Sancho, Lingard mendapatkan kesempatan bermain selama 24 menit.

Selama di lapangan, Lingard berhasil membuat serangan Setan Merah lebih variatif.

Solskjaer memberikan kebebasan kepada Lingard untuk bergerak dengan dinamis.

Meski bermain sebagai winger kiri, ia sering berada di tengah untuk menjemput bola, maupun berada di posisi striker saat Cristiano bergerak ke kiri.

Hasilnya pun sempurna, Lingard sukses mencetak gol di menit akhir pertandingan, melalui umpan yang diberikan oleh Paul Pogba.

Ia mencetak gol bukan di posisi winger kiri sebagaimana ia dipasang, kebebasan bergerak yang diberikan oleh Solskjaer membuat Lingard berada di tengah untuk mencetak gol.

Selain dibebaskan bergerak lintas posisi, Lingard diberi kebebasan untuk melepaskan tembakan.

Total, di 63 menit ia bermain bersama Setan Merah, pemain berpostur 175 cm sudah mencatatkan delapan tembakan.

Itu membuat catatan gol Lingard lumayan produktif, saat ini ia telah mencetak dua gol di menit bermain yang begitu sedikit.

Sebenarnya, Lingard sangat layak untuk sekali-kali tampil dari menit awal untuk Manchester United, atau setidaknya ia tetatp diberi menit bermain yang layak meski duduk di bangku cadangan.

Lingard bisa menjadi pemecah kebuntuan, intuisi menyerangnya juga cukup baik, ia telah membuktikannya saat bermain di West Ham dan di awal musim bersama Setan Merah.

(Tribunnews.com/Deivor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini