TRIBUNNEWS.COM - Wolfsburg menunujukan tajinya di Bundesliga 2021/2022 hingga pekan kesebelas.
Tim asuhan Van Bommel tersebut bertengger di posisi keempat dengan torehan 19 poin dari 11 pertandingan.
Meski berjarak sembilan poin dari sang pemuncak klasemen Bayern Munchen, namun posisi mereka berada di atas RB Leipzig, tim yang jauh diunggulkan dari pada mereka.
Ya, tim yang bermarkas di Volkswagen Arena tersebut tampaknya akan mengarungi musim ini dengan menjanjikan bersama van Bommel.
Baca juga: Konsistensi Arsenal, Peran Ben White dan Aaron Ramsdale, Kunci Arteta Jelang Lawan Liverpool
Baca juga: Perwujudan Ambisi Conte untuk Tottenham, Bidik 3 Pemain, Tularkan Kejayaan di Chelsea & Inter Milan
Pelatih yang sempat bermain untuk Bayern Munchen tersebut berhasil membawa anak asuhnya tampil lebih percaya diri.
Sejatinya, Die Wolfe baru menunjuk Mark van Bommel sebagai pelatih anyar mereka pada musim ini.
Penunjukan tersebut sempat menimbulkan pro dan kontra. Pasalnya, Van Bommel dianggap minum pengalaman karena usianya yang baru 44 tahun.
Namun pihak klub begitu yakin dengan kemampuan Van Bommel dalam melatih, ia dikontrak dengan durasi 2 tahun.
"Mark van Bommel adalah solusi yang kami inginkan dan kami yakin bahwa bersama dengan tim kepelatihannya dia bisa meneruskan jalan sukses VfL Wolfsburg," kata CEO Joerg Schmadtke dilansir Reuters.
Di bawah asuhan Van Bommel, Die Wolfe bermain dengan skema 4-2-3-1. Satu hal yang paling menarik dari permainan mereka musim ini adalah keberanian anak asuh Van Bommel memainkan pressing tinggi.
Dilansir sofascore, dari lima pertandingan yang sudah dijalani, Wolfsburg mampu menguasai ball possession sebanyak 58,12%.
Itu menunjukkan bahwa pressing tinggi yang diterapkan Wolfsburg terbukti efektif untuk mereka dapat menguasai pertandingan.
Di sisi lain, itu membuat lini serang Die Wolfe tidak begitu produktif namun kuat dalam bertahan.
Wolfsburg baru mencetak 12 gol dan baru kebobolan12 gol dari 11 pertandingan di musim ini.
Meski minim mencetak gol, lini serang Wolfsburg musim ini cukup menjanjikan.
Striker andalan mereka asal Belanda, Weghorst sudah mencetak empat gol musim ini, serta Lukas Nmecha striker baru mereka juga berhasil menyumbang enam gol.
Di lini tengah, Die Wolfe memiliki Ridle Baku yang musim lalu masuk dalam Bundesliga Team of the Season.
Ridle Baku merupakan pemain serba bisa, selain dapat bermain di posisi gelandang, ia juga bisa bermain sebagai bek kanan.
Di lini belakang, Wolfsburg mengandalkan nama-nama seperti Sebastiaan Bornauw, John Brooks, Maxence Lacroix, dan Kevin Mbabu.
Nama yang disebutkan terakhir merupakan punggawa Swiss di Euro 2020 kemarin, ia berhasil mengantar negaranya mengalahkan Prancis dan melaju ke babak 8 besar.
Bila melihat dari kedalaman skuat Die Wolfe, mereka sebenarnya memiliki kesempatan untuk bersaing di papan atas bersama Borussia Dortmund, RB Leipzig dan Bayern Munchen.
Sejatinya, Wolfsburg memanglah bukan tim sembarangan, mereka pernah menghentikan dominasi Bayern Munchen pada musim 2008/2009.
Bantai Bayern Munchen dan juara bundesliga
Musim 2008/2009 menjadi musim yang luar biasa untuk Wolfsburg. Di paruh pertama, Die Wolfe hanya mampu memetik 7 kemenangan, 5 hasil imbang, dan 5 kali menelan kekalahan.
Namun, kondisi berubah drastis di paruh kedua, Wolfsburg tampil sangat perkasa dan nyaris berhasil menyapu bersih seluruh pertandingan yang tersisa dengan kemenangan.
Dari 17 pertandingan di paruh kedua, Wolfsburg hanya kalah 2 kali, imbang sekali, dan 14 kali memetik kemenangan.
Salah satu kemenangan paling diingat oleh Die Wolfe dan pecinta sepak bola adalah saat mereka berhasil membantai Bayern Munchen dengan skor 5-1.
Kemenangan tersebut, terjadi pada pekan ke-26 Bundesliga musim 2008/2009 di stadion kebanggaan Wolfsburg, Volkswagen Arena.
Kala itu, Dzeko dan Grafite sama-sama sukses mencetak dua gol ke gawang Die Rotten, yang saat itu dijaga oleh kiper asal Jerman, Oliver Kahn.
Kemenangan atas Bayern Munchen membuat Wolfsburg memuncaki klasemen Bundesliga dan berpeluang besar menjuarainya.
Namun, Pelatih Wolfsburg saat itu, Felix Magath memilih merendah, ia tetap dengan tujuan awalnya, mengincar posisi lima besar.
"Ini adalah pertandingan luar biasa dan Anda tidak mendapatkan hasil seperti itu setiap hari melawan Bayern. Tujuan kami masih sama, mengamankan tempat kelima," ucap Magath, dilansir dari Deutsche Welle.
Di akhir musim, Wolfsburg berhasil mengumpulkan 69 poin, unggul 2 poin atas Bayern Munchen dan sukses meraih gelar juara Bundesliga pertama mereka sepanjang sejarah.
Salah satu kunci sukses mereka adalah penampilan mentereng duo goal getter mereka, Grafite dan striker Inter Milan saat ini, Edin Dzeko.
Keduanya sukses memuncaki daftar pencetak gol terbanyak Bundesliga di musim itu.
Dzeko mencetak total 26 gol selama satu musim, dan menduduki posisi runner-up pencetak gol terbanyak. Sedangkat Grafite, berhak atas penghargaan top skor berkat koleksi 28 gol.
Kerja sama apik Grafite dan Dzeko di lini depan Wolfsburg membuat keduanya dijuluki Batman dan Robin.
Keberhasilan keduanya menyumbang gelontoran gol untuk Die Wolfe juga tak lepas dari suplai bola yang diberikan oleh Zvjezdan Misimovic, gelandang serang asal Bosnia itu mengemas 20 assist sepanjang musim.
(Tribunnews.com/Deivor)