Selain mencetak gol, Chiesa juga berperan aktif ketika Juventus sedang berada dalam fase bertahan.
Ia menjadi pemain pertama yang menutup build up serangan pemain belakang dan tengah Chelsea.
Pemain asal Italia tersebut tak segan untuk membantu pertahanan hingga turun ke area tengah.
Keuntungan meminta penyerang untuk turun membantu pertahanan tim adalah pemain tengah dan pemain belakang bisa lebih berkonsentrasi dalam mempertahankan bentuk pertahanan yang telah direncanakan.
Dalam beberapa situasi bertahan, Chiesa-lah yang bertindak sebagai presser utama pada pemain lawan yang menguasai bola.
Sedangkan para gelandang dan bek yang berada di dekatnya lebih berfungsi sebagai cover, berjaga-jaga bila lawan yang dijaga Chiesa mampu meloloskan diri.
Dengan cara ini, bek Juventus tidak perlu mengambil risiko untuk keluar dari posisi yang malah menyebabkan banyak celah di pertahanan.
Itulah mengapa, Bianconeri mampu menjaga keperawanan gawangnya dari para pemain depan Chelsea yang terkenal produktif.
Lalu dalam urusan menyerang, kemampuan Chiesa sudah sangat jelas dapat diandalkan.
kelebihan utama Federico Chiesa terletak pada teknik individunya, Ia memiliki kemampuan dribel yang bagus saat melakukan penetrasi ke area pertahanan lawan.
Ia memberi daya ledak dalam penyerangan Bianconeri, pemain berusia 23 tahun tersebut beberapa kali mengancam pertahanan Chelsea lewat kecepatan dan kemampuan dribelnya.
Chiesa tidak ragu menerobos atau meliuk-liukkan badan meski ada dua pemain lawan mengadang, jika lawan merebut bola yang berada di kakinya, ia tak segan mengejar untuk mendapatkannya kembali.
Ia juga punya kelebihan dalam penempatan posisi ketika tim dalam fase transisi bertahan dan fase menyerang, itu sangat berguna untuk Juventus guna melakukan serangan balik.
Dengan usianya sekarang, Chiesa juga sudah mampu memerlihatkan ketenangan dalam menjalani partai penting untuk Bianconeri.