TRIBUNNEWS.COM - FIFA telah merilis 11 nama nominasi pemain terbaik di Dunia 2021.
Sudah jelas, otoritas sepakbola tertinggi di Dunia itu, memasukkan dua nama ikon sepakbola, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi dalam daftar nominasi.
Lionel Messi sukses menyabet gelar Copa Amerika tahun 2021, itu adalah satu-satunya trofi yang La Pulga raih di tahun ini.
Baca juga: 2 Rencana Manchester United Mencari Manajer, dari Pochettino hingga Erik ten Hag, Tugas Ed Woodward
Baca juga: Prediksi Line-up Chelsea vs Juventus di Liga Champions, Duel Manuel Locatelli dan Jorginho
Sedangkan Cristiano Ronaldo, praktis tak ada gelar prestisius yang ia menangkan baik untuk klub maupun negara.
Catatan mencolok dari pria berusia 36 tahun itu adalah berhasil menjadi pemain internasional dengan torehan gol terbanyak, yang ia ukir di tahun 2021.
Sedangkan nama-nama lain yang masuk ke dalam nominasi adalah Jorginho, Karim Benzema, Robert Lewandowski, Mo Salah, Kylian Mbappe, N'golo Kante, Kevin De Bruyne, Neymar, dan Erling Haaland.
Dua nama yang disebutkan di awal, berpeluang besar untuk menggeser Ronaldo dan Messi dari calon terkuat untuk membawa gelar individu paling bergengsi kedua setelah Ballon d'Or tersebut.
Dari raihan trofi hingga level penampilan Jorginho dan Benzema sangat mencolok di tahun ini, mereka sukses menjadi sosok kunci bagi negara dan klub mereka untuk mendulang prestasi bergengsi.
Peran Vital Jorginho
Ia berhasil membawa Chelsea meraih gelar Liga Champions 2020/2021, dan mengantar negaranya, Italia memulangkan trofi Piala Eropa 2020.
Jorginho bukanlah sosok pemain yang rajin mencatatkan namanya di papan skor, bukan juga seorang pemain yang handal dalam memberi assist kepada rekan-rekannya.
Pemain berusia 29 tahun tersebut adalah gelandang elegan yang memiliki daya jelajah, passing, dan visi bermain yang sangat membantu tiap tim yang dibelanya untuk bermain lebih baik.
Jorginho, bermain dalam gaya yang efektif. Ia jarang berlama-lama dengan bola dan akan segera melepaskan umpan apabila melihat rekannya dalam posisi yang esensial.
Perannya tersebut juga diakui oleh pelatih asal Italia, Fabio Capello, ia merasa Jorginho sangat layak untuk memenangkan Ballon d'Or tahun ini.
"Dia (Jorginho) tidak diragukan lagi pantas memenangkan Ballon d'Or, bukan hanya karena dia memenangkan segalanya tetapi karena dia memainkan peran kunci dalam pencapaian itu," kata Capello dilansir Football Italia.
Di bawah Tuchel, pergerakan Jorginho begitu dinamis, Ia tidak menjadi gelandang bertahan yang berdiri di depan pemain belakang.
Dalam skema 3-4-2-1 milik Tuchel, ia berdiri sejajar bersama Kante, perannya lebih ke depan sebagai pemutus serangan kreator lawan.
Kemampuannya membaca permainan membuat lawan kesulitan untuk mengembangkan permainan.
Laga saat final Liga Champions melawan Manchester City adalah contohnya.
Jorginho tidak jarang naik ke daerah permainan lawan, untuk menutup pergerakan De Bruyne dan Bernardo Silva.
Hasilnya sempurna, De Bruyne dibuat tak berkutik selama babak pertama. Bernardo pun demikian, ia hanya berputar-putar di kotak penalti tanpa melakukan penetrasi seperti yang biasa ia tunjukuan.
Kedua pemain tersebut akhirnya diganti di babak kedua. De Bruyne karena cedera, sedangkan Bernardo karena tak berkembang.
Bagaimana cara Jorginho menutup pergerakan lawan adalah salah satu dari sekian kelebihan Jorginho.
Dilansir FBref, rasio keberhasilan tekel Jorginho bersama Chelsea musim tersebut ada di angka 1,6 tekel per pertandingan, sedangkan total pressure yang ia lakukan mencapai 9,7 pressure per pertandingan.
Angka-angka tersebut berada di atas gelandang bertahan milik Manchester City, Rodri.
Peran Jorginho benar-benar dibutuhkan oleh Tuchel, ia menjadi kunci di lini tengah Chelsea bersama N'golo Kante.
Dari 27 pertandingan yang sudah dilakoni oleh Tuchel musim itu, Jorginho hanya disimpan sebanyak lima kali, sisanya ia selalu menjadi jendral di lapangan tengah Chelsea dan sukses mengantarkan tim yang bermarkas di Stamford Bridge tersebut membawa pulang trofi Si Kuping Besar.
Jorginho kembali tampil apik di Piala Eropa 2020, ia menjadi sosok penting untuk skema 4-3-3 yang diusung oleh Roberto Mancini.
Dilansir Squawka selama Piala Eropa 2020, Jorginho mencatatkan intersep paling banyak selama turnamen (25).
Jumlah passing sebanyak 519 dan daya jelajah sebanyak 86.6 km juga merupakan catatan paling banyak dalam turnamen 4 tahunan tersebut.
Catatan memukau Jorginho sepanjang gelaran Piala Eropa 2020 membuat namanya masuk ke dalam UEFA Team of The Tournament bersama nama-nama mentereng seperti Federico Chiesa, Romelu Lukaku hingga Raheem Sterling.
Meskipun tak memiliki kecepatan dan kemampuan dribel yang mumpuni, Jorginho punya bekal kemampuan melepas umpan akurat, serta visi bermainnya yang luar biasa.
Per pertandingan, Jorginho melepaskan 7,18 umpan ke sepertiga akhir pertahanan lawan.
Angka tersebut lebih baik dibanding gelandang lainnya di Piala Eropa, seperti Pierre-Emile Hojbjerg (6,3) dan N’Golo Kante (5,58).
“Aku suka memegang bola dan menganalisis permainan. Aku tumbuh di mana Andrea Pirlo dan Xavi berada dalam permainan terbaik. Aku menyaksikan bagaimana mereka beraksi dan mempelajarinya,” kata Jorginho dilansir Skysport.
Gaya permainan Jorginho yang elegan memang meningatkan kita kepada seorang Andrea Pirlo, kemampuan passing dan visi bermainnya begitu mendominasi di lini tengah.
Jorginho tidak hanya punya peran untuk mendistribusikan bola. Sebagai gelandang bertahan, ia punya tugas untuk membantu pemain belakang memutus serangan lawan.
Jorginho selalu menjadi pemain yang berdiri paling belakang ketika Italia mendapatkan tendangan bebas ataupun corner, dua bek Italia yang agresif berada di depan untuk membantu lini serang.
Sepanjang perhelatan Piala Eropa 2020, ia mencatatkan 25 intersep dan 1 tekel sukses per pertandingan.
Catatan tersebut lebih tinggi dari pada dua pemain belakang utama Italia, Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini.
Jorginho juga menjadi pemain tak tergantikan dengan jumlah menit bermain paling tinggi di antara rekan setimnya (704 menit).
Pemain yang memiliki darah Brasil tersebut menjadi tumpuan lini tengah Roberto Mancini, mengatur tempo, menyusun serangan sekaligus pemain yang paling sibuk dalam urusan bertahan.
Timnas Italia pun berhasil dibawanya menjuarai Piala Eropa 2020, meski nihil gol dan nihil assist, kontribusi Jorginho untuk Gil Azzuri layak dianggap sebagai yang terbaik.
Karir Cemerlang Benzema
Tahun 2021 bisa dibilang merupakan tahun terbaik sang pemilik nomor 9 Real Madrid tersebut.
Ia sukses mengantar Los Blancos nagkring di puncak klasemen LaLiga Spanyol, serta mengantar negaranya, Prancis meraih trofi UEFA Nations League tahun ini.
Ia merupakan tulang punggung lini serang Real Madrid dari musim ke musim, catatan gol dan assistnya untuk tim yang berbarkas di Santiago Bernabeu tersebut begitu mentereng.
Musim ini saja, Benzema sudah terlibat dalam 22 gol untuk Real Madrid, lewat catatan 14 gol dan 8 assist.
Itu membuatnya berada dalam daftar puncak top skor dan top assist Liga Spanyol hingga pekan kedelapan, serta menjadi pencetak gol dan assist terbanyak Los Blancos di Liga Champions.
Lalu bagaimana perannya untuk Timnas Prancis?
Dari 12 caps bersama Les Bleus, striker berusia 33 tahun tersebut sukses menyumbangkan 8 gol, Catatan tersebut merupakan torehan terbaiknya sepanjang membela Timnas Prancis.
Dan di pertandingan Les Bleus vs Kazakhtan (14/11/2021), Benzema sukses menyumbang dua gol serta mengantar Prancis lolos ke Piala Dunia 2022.
Tak hanya itu, dlansir 90min, berkat membantu Timnas Prancis memenangi UEFA Nations League 2020/2021, Benzema sekarang telah mengoleksi 27 trofi sepanjang karirnya.
Jumlah trofi tersebut menjadikan Benzema sebagai pemain Prancis dengan koleksi gelar juara terbanyak sepanjang sejarah.
Total, pemain berpostur 185 cm tersebut telah mengumpulkan 19 gelar juara bersama Real Madrid, 7 gelar juara bersama Olympique Lyon, dan 1 gelar juara bersama Les Bleus.
Karir sang pemain bersama Real Madrid adalah yang paling sempurna.
Pada musim lalu saja, Benzema mampu menyamai rekor yang ditorehkan oleh Cristiano Ronaldo.
Dilansir Marca, Pemain asal Prancis tersebut berhasil mencetak rata-rata 22 gol di kompetisi La Liga Spanyol dalam tiga musim terakhir.
Dengan rincian 21 gol di musim 2018/2019, 21 gol di musim 2019/2020, dan 23 gol di musim 2020/2021.
Berkat catatan tersebut, nama Benzema sejajar dengan top skor sepanjang sejarah Real Madrid, Cristiano Ronaldo sebagai pemain Real Madrid yang sukses mencatatkan setidaknya 20 gol di La Liga Spanyol selama tiga tahun beruntun.
Tak hanya sukses menyamai, pemain berusia 33 tahun tersebut juga sukses melampaui catatan assist yang ditorehkan Ronaldo.
CR7 hanya mampu menorehkan 87 assist untuk Real Madrid sepanjang karirnya, sedangkan catatan assist Benzema mencapai angka 95.
Asumsi "Ronaldo boleh pergi, asal jangan Benzema" sepertinya akan makin banyak disetujui oleh kalangan Madridista maupun penikmat sepak bola.
Los Blancos nampaknya akan menjadikan Benzema pemain kesayangan yang tak dibiarkan pergi, bukan seperti Cristiano Ronaldo ataupun Sergio Ramos.
(Tribunnews.com/Deivor)