TRIBUNNEWS.COM - West Ham United sukses melaju ke babak 16 besar Liga Eropa dengan kepala tegak.
Atas kemenangan mereka melawan Rapid Wien dengan skor 2-0 pada (26/11/2021), West Ham sudah dipastikan lolos meski menyisakan satu laga sisa.
Ya, pasukan David Moyes itu melangkah di kompetisi kontinental mereka dengan jejak yang mentereng.
Dari lima laga yang sudah dijalani West Ham, Declan Rice dan kolega berhasil meraih empat kemenangan dan satu hasil imbang.
Baca juga: Daftar Tim Lolos ke 16 Besar Liga Eropa - Ada West Ham United, Monaco hingga Leverkusen, Lazio?
Baca juga: Hasil Liga Eropa - Komentar Pelatih West Ham Usai Timnya Lolos ke 16 Besar, Moyes: Kami Tukang Teror
Status juara grup pun telah mereka pastikan, setelah kumpulan 13 poin mereka tak mungkin dikejar Dynamo Zagreb yang nangkir di posisi kedua.
Penampilan The Hammers tak cuma mentereng di Liga Eropa, namun juga di Liga paling kompetitif di Dunia, Liga Inggris.
Saat ini West Ham bertengger di posisi keempat klasemen dengan torehan 23 poin, hanya berjarak dua angka dari Liverpool yang berada tepat di atas mereka, dan enam poin dari sang pemuncak, Chelsea.
Kiprah West Ham di Liga Inggris memang sudah melejit sejak musim lalu, di tangan David Moyes, tim asal London tersebut dipoles menjadi tim unggulan yang namanya mulai diperhitungkan.
Musim lalu (2020/2021), The Hammers berhasil finish di peringat enam klasemen Liga Inggris dan berhak atas satu tiket menuju kompetisi Liga Eropa.
Mereka finish di atas dua tim mentereng asal London lainnya yaitu, Arsenal dan Tottenham Hotspur.
Bisa dibilang, David Moyes adalah pengangkat derajat West Ham, di musim 2019/2020, Moyeslah yang menyelamatkan The Hammers dari jurang degradasi.
Ia datang sebagai juru selamat menggantikan Manuel Pellegrini yang dianggap tak becus menukangi tim yang bermarkas di Stadion Olimpiade London tersebut.
"Saya di sini untuk mendapatkan kemenangan dan menjauhkan West Ham United dari posisi tiga terbawah," kata Moyes di awal kedatangannya bersama West Ham.
Dari misi yang hanya sebatas menyelamatkan The Hammers dari jurang degradasi, menjadi tim dengan mental juara yang berada di papan atas Liga Inggris dan bermain dalam ajang Liga Eropa.
Itu hanya dilakukan David Moyes hanya dalam jangka waktu dua tahun.
Tangan dingin ex pelatih Manchester United dimulai dari 'menyehatkan' komposisi pemain dengan melakukan pembelian yang sesuai kebutuhan tim dan skema yang diusung Moyes.
Pada transfer musim dingin 2020, The Hammers memboyong deretan pemain penting dari lini belakang, hingga depan.
Nama-nama tersebut adalah Fladimir Coufal (bek kanan), Tomas Soucek (gelandang), Jarrod Bowen (winger/striker), dan Said Benrahma (winger/tengah).
Kedatangan pemain-pemain tersebut mampu mendongkrak performa The Hammers hingga membawa mereka finish di papan atas klasemen Liga Primer Inggris.
Jarrod Bowen yang didatangkan dari Hull City bisa dibilang menjadi pembelian yang terbaik, Moyes begitu jeli dalam memanfaatkan kemampuan Bowen.
pemain asal Inggris tersebut adalah winger kidal yang memiliki kecepatan dan selalu tampil agresif.
Dilansir whoscored, Bowen mencatatkan 1.9 shot, 2.7 umpan kunci, dan 3 dribble per pertandingannya bersama West Ham.
Ia mampu menjadi kreator serangan sekaligus pendobrak pertahanan lawan lewat atribunya tersebut.
Bowen juga mampu bermain di berbagai posisi, baik striker, winger, dan gelandang ia mampu memerankannya dengan begitu baik.
Moyes sendiri di West Ham bermain dengan sistem 4-2-3-1, ia bermain begitu rapat mengandalkan dua gelandang bertahannya, Declan Rice dan Tomas Soucek.
Kedua pemain tersebut bertugas sebagai pemutus serangan pertama lawan ketika sedang bertahan, mereka pun mampu menunjukan performa yang begitu cemerlang.
Catatan intersep mereka adalah 78 dan 84, tertinggi diantara pemain The Hammers lainnya.
Itu dalam urusan bertahan, dalam proses menyerang atau melakukan build up serangan, kedua pemain tersebut juga menjadi kunci.
Khusunya Declan Rice, eks akademi Chelsea itu terbilang pandai dalam mengalirkan bola. Rasio pass completionnya mencapai angka 89%,
sementara umpan jarak jauh ke arah kotak penalti mencapai angka 90,6%.
Statistik tersebut merupakan yang terbaik di West Ham mengungguli Tomas Soucek yang juga dikenal memiliki kemampuan membagi bola yang mumpuni.
Sebagai seorang gelandang bertahan, Rice juga memiliki kemampuan dribel yang ciamik. Rasio successful dribblenya berada di angka 87.2%,
Bisa dibilang, peran kedua gelandang bertahan West Ham tersebut adalah kunci dari skema milik Moyes, ketika kedua gelandang tersebut mampu berperan dengan maksimal, para barisan pemain depan The Hammers akan dapat leluasa mengekspolitasi pertahanan lawan.
Moyes selalu memasang satu gelandang serang yang memiliki cepetan dan kemampuan dribel yang mumpini, ketika di musim lalu ada seorang Jesse Lingard.
Musim ini Moyes begitu mengandalkan peran Said Benrahma, tak hanya cepat, pemain asal Aljazair tersebut juga memiliki kreativitas yang tinggi.
Catatan umpan kuncinya berada di angka 2.0 per pertandingan, menjadi yang tertinggi diantara pemain West Ham lainnya.
Peran utama Benrahma adalah melayani goal getter The Hammers, Michail Antonio.
Antonio merupakan striker polesan Moyes yang namanya melejit berkat kecerdasan juru taktik asal Skotlandia tersebut melihat potensi sang bomber.
Perjalanan karier Antonio bisa dibilang biasa-biasa saja hingga musim 2018/2019.
Barulah di musim 2020/2021 dan musim baru 2021/2022 namanya mencuat ke permukaan sebagai bomber subur di Liga Primer Inggris.
Di dua musim tersebut, namanya seringkali bersaing bersama dalam daftar topskor bersama bomber-bomber subur Premier League lainnya seperti Mo Salah, Jamie Vardy hingga Harry Kane.
Di tahun lalu, The Hammers harus rela kehilangan striker mereka, Marko Arnautovic yang hengkang ke Shanghai Port.
Sebastian Haller yang didatangkan dari klub Jerman, Frankfurt pun justru tampil mengecewakan dan lebih banyak menghabiskan waktu di ruang perawatan.
Dari situ, tangan dingin Moyes pun diuji.
Ia memasang Antonio menjadi stiker murni dengan formasi 4-2-3-1 miliknya, sang striker ditopang oleh gelandang serang kreatif serta winger-winger cepat milik The Hammers.
Hasilnya pun sempurna, Antonio berevolusi menjadi seorang bomber yang subur dan kuat menahan bola di tengah.
"Dia (Antonio) memberi kami jalan keluar yang berbeda. Dia bisa berlari di belakang dan menahan bola. Dia kuat secara fisik dan permainannya sebagai striker telah meningkat pesat," Ucap Moyes dikutip dari The Guardian.
David Moyes begitu cerdas dalam memanfaatkan komposisi skuat serta memaksimalkan potensi yang ada dalam diri pemain.
Ia adalah pengangkat derajat West Ham United yang sesungguhnya. Kini, kiprah The Hammers begitu dinantikan untuk merusak kenyamanan para tim top six Liga Inggris.
Musim ini mereka juga sedang berjuang di musim pertamanya bemain di Liga Eropa setelah 15 tahun.
Ya, David Moyes dan catatan menterengnya bersama West Ham United akan terus berlanjut, baik di liga domestik maupun kontinental.
(Tribunnews.com/Deivor)