News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Super Pandit

Peran Baru Tammy Abraham dari Mourinho, Performa Klinis bagi AS Roma, Pelayan Pellegrini & Veretout

Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyerang AS Roma Tammy Abraham merayakan gol rekan setimnya gelandang Italia Lorenzo Pellegrini selama pertandingan sepak bola Serie A Italia Salernitana vs As Roma di stadion Arechi di Salerno pada 29 Agustus 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Torehan gol Tammy Abraham untuk AS Roma musim ini memang tak terlalu mentereng.

Ia hanya mencetak delapan gol dari 20 pertandingan yang sudah dijalani AS Roma di seluruh kompetisi.

Meski begitu, sang juru taktik, Jose Mourinho tetap memberi kepercayaan kepada Tammy untuk selalu bermain dari menit pertama bersama Giallorossi.

Ya, sejak diboyong AS roma dari Chelsea, pemain berusia 23 tahun tersebut menjadi pemain andalan Mourinho untuk mendobrak pertahanan lawan.

Pemain baru AS Roma yang didatangkan dari Chelsea, Tammy Abraham, Selasa (17/8/2021). (Twitter resmi AS Roma @ASRomaEN)

Baca juga: Data dan Fakta Kekalahan AC Milan dari Sassuolo: Nasib Apes Romagnoli hingga Rapor Merah San Siro

Baca juga: Sorotan Hasil Liga Spanyol: Real Madric Cap Status Raja Comeback, Duet Gacor Benzema & Vinicius

Tak butuh waktu lama bagi Tammy untuk menciptakan gol pertamanya bersama Roma.

Saat Roma membantai tim promosi Salernitana 4-0, Tammy sukses menyumbang satu gol.

Di pertandingan debutnya, Tammy juga berhasil menyumbang dua assist untuk i Giallorossi saat melawan Fiorentina.

Penampilan ciamik juga ia tunjukan di saat tim asuhan Jose Mourinho itu bermain di Liga Conference.

Tammy yang masuk di babak kedua sukses menyumbang satu gol untuk membawa tim ibu kota menang dengan skor 5-1 melawan CSKA Sofia.

Namun setelah itu torehan gol Tammy dapat dikatakan seret, ia tak mencetak gol di setiap minggu untuk AS Roma.

Lewat tangan The Special One, Tammy memang bukan hanya menjadi striker yang ditugaskan untuk mencetak gol.

Lebih dari itu, Mou membuat ia menjadi stiker yang rajin cetak assist dan mampu memberi ruang untuk lini kedua.

Catatan xA Tammy berada dalam lima yang terbaik untuk posisi penyerang, xA Tammy berada di angka 2.3.

Ia juga menjadi kunci dari moncernya dua gelandang Giallorossi, Lorenzo Pellegrini dan Jordan Veretout.

The Special One memberi kebebasan kepada Veretout untuk bergerak dalam posisi yang lebih tinggi ketimbang gelandang serang, itu membuat Veretout berada tepat di belakang Abraham dan Pellegrini.

Hasilnya pun terbukti, dengan strategi tersebut, Veretout menjadi salah satu gelandang paling subur di Liga Italia musim ini dengan torehan empat gol.

Selanjutnya, ada nama Lorenzo Pellegrini, pemain asal Italia tersebut juga dibuat Mourinho menjadi gelandang yang rajin mencetak gol, jumlah gol Pellegrini mencapai angka lima.

Pellegrini yang sebelumnya lebih dimaksimalkan sebagai penyuplai bola, berubah menjadi gelandang yang lebih banyak berada di kotak penalti.

Permainan pragmatis Mourinho membuat ia tak terlalu butuh seorang playmaker yang kuat dalam membagi bola, itu yang membuat Pellegrini dialihfungsikan menjadi penyerang lubang.

Kehadiran Tammy yang membuat Veretout dan Pellegrini mendapatkan ruang yang lebih banyak untuk mencetak gol.

Tammy tak selalu berada di dalam kotak penalti, ia sering menjemput bola hingga ke tengah dan berlari dari samping.

Dengan begitu, dua gelandang tersebut dapat mengisi pos yang ditinggalkan Tammy di kotak penalti, dan menggantikannya dalam urusan menggetarkan jala gawang lawan.

Hal tersebutlah yang membuat Tammy selalu dipercaya untuk tampil starter meski torehan golnya tak terlalu mentereng.

Juga tak menjadi perdebatan berhasilnya Tammy Abraham masuk ke skuat Timnas Inggris dengan menggeser nama elit seperti Mason Greenwood ataupun Ollie Watkins.

"Saya mencoba untuk menciptakan monster penyerang untuk Gareth Southgate," Kata Mourinho dilansir Allsoccer.

"Kecuali dia (Southgate) tidak memiliki mata yang tepat dan masih belum memanggilnya ke tim nasional Inggris, maka saya akan menyarankan Tammy untuk pindah negara saja," lanjutnya.

Ya, Mourinho benar-benar membentuk sosok penyerang monster dalam diri Tammy Abraham.

Akan menjadi hal yang istimewa jika peran klinis Tammy juga dibarengi dengan produktifitas gol yang mentereng.

Kualitas Tammy memang mumpuni untuk itu, sejak remaja, ia dikenal sebagai pencetak gol ulung di akademi Chelsea.

Tammy saat Remaja

Ketika musim panas 2017, ada 38 pemain Chelsea yang dipinjamkan, satu nama menjadi sorotan, yaitu Tammy Abraham.

Saat itu, Tammy yang berusia 19 tahun, bermain bersama Bristol City, di kompetisi kasta kedua Inggris, Championship.

Walaupun hanya bermain di kasta kedua, tapi nama Tammy mencuat kepermukaan berkat gelontoran gol yang ia boyong selama satu musim.

Di musim itu, Tammy muda mencetak berhasil mencetak 21 gol bagi Bristol.

Dengan rincian 18 gol di Liga, dan tiga gol di EFL Cup.

Torehan golnya tersebut sukses memecahkan rekor yang pernah dipegang oleh penyerang Lyon, Moussa Dembele.

Nama Tammy tercatatat dalam sejarah sebagai penyerang berusia di bawah 20 tahun yang mampu mencetak lebih dari 15 gol di kompetisi Championship.

Di akademi Chelsea, Tammy merupakan mesin pencetak gol yang hampir selalu sukses mencatatkan namanya di papan skor pada setiap pertandingan yang dimainkannya.

Striker Chelsea Inggris Tammy Abraham (kiri) merayakan dengan gelandang Inggris Chelsea Callum Hudson-Odoi setelah mencetak gol ketiganya, gol ketiga Chelsea selama pertandingan sepak bola putaran keempat Piala FA Inggris antara Chelsea dan Luton Town di Stamford Bridge di London pada 24 Januari 2021. DANIEL LEAL-OLIVAS / AFP (DANIEL LEAL-OLIVAS / AFP)

Dari dua musim yang dijalaninya di tahun 2014/2015 dan 2015/2016.

Tammy berhasil membukukan 74 gol dari 98 pertandingan.

Di tahun-tahun selanjutnya, Tammy dipinjamkan The Blues ke tim Swansea City dan Aston Villa.

Di Aston Villa, Tammy lagi-lagi berhasil menunjukan bahwa ia adalah stiker yang haus gol.

Pemain asal Inggris itu berhasil mencetak 26 gol dan 3 assist dari 40 pertandingan bersama Villa.

Keganasan Tammy pun dicium oleh pelatih baru Chelsea saat itu, Frank Lampard.

Di musim 2019/2020, Lampard memulangkan Tammy ke Chelsea bersama Mason Mount yang saaat itu bermain di Liga Belanda.

Lampard bahkan rela mencadangkan stiker sekaliber Olivier Giroud, untuk memberi tempat kepada striker 21 tahun yang datang dari tim kasta kedua.

Kepercayaan dari Lampard pun berhasil dibayar dengan baik oleh Tammy.

Ia berhasil mencetak 15 gol dan 3 assist dari 34 pertandingan bersama The Blues di Liga Inggris.

Di musim selanjutnya, Tammy kembali menjadi andalan untuk Lampard.

Meskipun The Blues sukses mendatangkan dua pemain Bundesliga, yaitu Timo Werner dan Kai Haverz, pilihan Lampard untuk mengisi pos di lini depan tetap jatuh pada Tammy.

Timo digeser ke kiri, dan Haverz bermain di kanan, sedangkan Giroud, tetap menjadi pilihan kedua di bangku cadangan.

(Tribunnews.com/Deivor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini