TRIBUNNEWS.COM - Cristiano Ronaldo sukses menyumbangkan dua gol untuk kemenangan 3-2 Manchester United menghadapi Arsenal dalam pekan ke-14 Liga Inggris pada (3/12/2021) dini hari.
Cristiano Ronaldo membuka keran golnya di laga itu pada menit ke 52' lewat sontekan jarak dekat menyampun umpan Marcus Rashford dari sisi kanan.
Kemudian di menit 70' CR7 menjadi juru selamat kemenangan Manchester United, golnya dari titik putih memastikan kemenangan MU atas Arsenal di Old Trafford.
Atas raihan 2 golnya, nama Cristiano Ronaldo pun masuk ke dalam buku catatan rekor Manchester United sebagai pemain tertua Setan Merah yang sukses mencetak brace di Liga Inggris.
Baca juga: Hasil Klasemen Liga Inggris: Arsenal Gagal Sodok 4 Besar, Ancaman Nyata Spurs & Man United
Baca juga: Keputusan Nyeleneh Manchester United Pakai Jasa Ralf Rangnick, Setan Merah Cuma Iseng?
Peraih 5 ballon d'Or itu mencatatkan rekor tersebut di usia 36 tahun dan 300 hari.
Tak hanya itu, bracenya ke gawang Arsenal juga membuat dia menjadi manusia pertama yang sukses mencatatkan gol di angka 800an.
CR7 jauh meninggalkan striker elite lainnya macam Pele dan Lionel Messi yang masing-masing baru mencatatkan 757 dan 756 gol sepanjang karir.
Ya, Cristiano Ronaldo adalah mesin pencetak gol yang tak pernah kehabisan bensin. Dia fantastis.
Gelontoran gol selalu sukes ia ciptakan baik untuk negara ataupun klub yang dibelanya.
Pria berpostur 190 sentimeter tersebut mengawali kariernya sebagai sayap kanan, baik di Sporting Lisbon maupun Manchester United.
Di awal karirnya, di bawah asuhan Sir Alex Ferguson, dia tak diberi peran sebagai juru gedor yang fokus untuk mencetak gol.
Ada Dimitar Berbatov, Carlos Tevez, dan Wayne Rooney yang juga bisa dipercaya di posisi itu dan diberi peran sebagai pencetak gol Setan Merah.
Ronaldo lebih dimaksimalkan menjadi seorang pendribel handal yang sering merepotkan pertahanan lawan lewat kecepatan dan skill olah bolanya.
Namun, alih-alih dipuja karna sering pamer skill, ia justru mendapat hujatan dari rekan setimnya saat itu, Mikael Silvestre.
"“Ia (Ronaldo) bermain berlebihan dan membuat keputusan yang keliru. Ia lebih sering asik sendiri dengan bola," kata Silvestre dilansir Manchester Evening News.
"butuh beberapa waktu dan banyak teriakan dari pelatih dan rekan satu timnya agar ia tetap sederhana dan menghormati permainan," lanjutnya.
Seperti yang dikatakan Silvestre, CR7 muda membutuhkan banyak teriakan dan masukkan dari pelatih, Alex Ferguson pun dengan sabar mendidik Ronaldo hingga membuat cara bermainnya lebih efektif.
Dan benar saja, Ronaldo tumbuh di Manchester United sebagai tukang dribel yang juga memiliki intuisi menyerang yang mentereng.
Bermain sebagai winger, ia sukses mencetak 118 gol dari 287 pertandingan bersama Setan Merah di bawah nahkoda Ferguson.
Baru, ketika hijrah ke Real Madrid, Ronaldo lebih sering difokuskan sebagai pencetak gol utama.
Ronaldo menjadi mesin pencetak gol yang menembak di seluruh area lini depan. Tak peduli kiri, kanan, atau tengah, Ronaldo tampil bertaji.
Musim perdananya di La Liga Spanyol (2009/2010), ia sukses menorehkan 26 gol. Menghitung di seluruh kompetisi, Ronaldo membuat publik Santiago Bernabeu takjub dengan lesatan 33 gol.
Lalu, kedatangan Jose Mourinho di Real Madrid mengubah peran yang diemban Ronaldo.
The Special One membentuknya sebagai penyerang kiri yang memiliki kebebasan untuk bermain dalam dan menyisir area sayap.
Apakah jumlah gol Ronaldo berkurang? tentu saja tidak.
Di era kepelatihan Mourinho, CR7 sukses menyumbangkan 168 gol dari 164 pertandingan. Torehan yang tak masuk akal sebagai pemain sayap.
Ronaldo sejatinya adalah satu dari sedikit pemain yang bisa bermain di lebih dari satu posisi dengan sama baiknya.
Laga debutnya di Manchester United, dia bermain di gelandang kiri, dengan keleluasaan untuk berpindah sisi. Lalu, dia permanen di posisi gelandang kanan.
Dia bisa didorong lebih ke depan memanfaatkan kemampuannya mencari ruang di area pertahanan lawan membuatnya dipercaya sebagai target man.
Ronaldo mampu mencetak gol dengan pergerakannya sendiri, yaitu berlali dan melewati lawan, ia juga dapat mencetak gol dari luar kotak penalti memanfaatkan kualitas tendangannya.
Cristiano Ronaldo tidak terlalu butuh peluang besar agar mencetak gol, karena ia mampu memanfaatkan peluang sekecil mungkin untuk dapat ia sarangkan ke gawang lawan.
Kekuatan kaki kanan dan kirinya sama bagusnya, dia punya sundulan akurat nan kuat disertai kemampuan melompat yang fantastis.
Kepergian Mourinho dari Real Madrid tak membuat nafsu mencetak gol Ronaldo berkurang, ia justru lebih berbahaya di lini sereng Los Blancos.
Ancelotti memberi Ronaldo kebebasan bergerak bersama Karim Benzema dan Gareth Bale, ia menjadi tumpuan lini serang Real Madrid, tugas Benzema dan Bale lebih sebagai pelayan.
Tak heran, torehan gol Cristiano dari musim ke musim selalu jauh di atas kedua pemain tersebut.
Dari 101 pertandingan yang telah ia jalani di era kepelatihan Ancelotti, CR7 sukses mencetak 112 gol, luar biasa!
Lalu, pada Januari 2016, Zinedine Zidane dipercaya sebagai nahkoda anyar Los Blancos menggantikan Carlo Ancelotti.
Tak berubah, Ronaldo tetap diperankan sebagai goal getter utama, sedangkan Benzema berperan sebagai pemain depan yang sifatnya trequartista, atau pemain nomor 10.
Build-up serangan di sepertiga akhir lapangan diemban oleh Benzema, Ronaldo sebagai pencetak gol utama lebih banyak menunggu di sekitar area kotak penalti, menunggu sang pelayan mengirimkan umpan ciamik kepadanya.
Lagi-lagi, torehan Ronaldo masih fantastis, bermain dibawah nahkoda Zidane selama tiga musim, CR7 sukses mencetak 112 gol dari 114 pertandingan.
Berhasil meraih segalanya bersama Real Madrid membuat Ronaldo memilih untuk mencari tantangan baru untuk hijrah ke tim raksasa Italia, Juventus.
Datang di Juventus dengan usia yang sudah menginjak 34 tahun tak membuat CR7 kehilangan tajinya untuk mencetak gol.
Justru sebaliknya, di tiga musimnya bersama La Vecchia Signora, Ronaldo selalu menjadi top skor klub.
Jika dikalkulasi, torehan sang peraih 5 Ballon d'Or tersebut sukses mencetak 101 gol dari 134 penampilannya bersama Juventus.
Kemudian, kejutan datang di musim 2021/2022. Di usianya yang ke 36 tahun, Ronaldo direkrut kembali oleh The Red Devils dari klub yang ia bela sebelumnya, La Vecchia Signora.
Penggemar Manchester United di seluruh dunia pun dibuat senang bukan main atas kepulangannya ke tim yang membesarkan namanya tersebut.
Tak perlu menunggu waktu lama bagi Ronaldo untuk membuat publik Old Trafford kembali tercengang atas aksi menawannya.
Dalam debutnya bersama Setan Merah, Ronaldo langsung tampil bringas dengan mencetak dua gol ke gawang tim yang sekarang menjadi orang kaya baru, Newcastle United.
Hingga 17 penampilannya bersama United, CR7 sukses menyumbangkan 12 gol, dan membawanya sebagai top skor Setan Merah saat ini.
Di usianya yang begitu uzur, atribusi Ronaldo lebih mengandalkan kecerdikannya dalam mencari posisi serta finishingnya yang fantastis.
Ia tak banyak berlari, apalagi merebut bola. Tugasnya fokus mencetak gol, rutinitasnya dari musim ke musim.
Menarik untuk melihat karir Cristiano Ronaldo di Manchester United, di usia yang begitu uzur ia masih menjadi tulang punggung untuk tim yang bermarkas di Old Trafford tersebut.
(Tribunnews.com/Deivor)