Akurasi umpan mendatar dan lambung Konate berada di angka 91% dan 81%. Ciamik!
Hal itu membuat serangan Liverpool yang dimulai dari bawah dapat berjalan sesuai rencana, visi bermain dan kemampuan passingnya membuat alur serangan The Reds berjalan solid.
Lancarnya alur serangan Liverpool juga memberi impact untuk moncernya performa Mohamed Salah, pemain asal mesir tersebut berhasil tampil bertaji musim ini.
Kunci salah mampu mencetak gelontoran gol untuk Liverpool adalah sistem yang diterapkan Jurgen Klopp dan kemampuan finishingnya.
Klopp mengandalkan dua penyerang sayapnya untuk mencetak gol, yaitu Mohamed salah dan Sadio Mane.
Mereka berdua, tak fokus untuk memberi umpan ataupun merepotkan pertahanan lawan dari sisi sayap.
Lebih dari itu, Salah dan Mane lebih banyak menusuk ke dalam kotak penalti lawan, agresifitas serangan dari tepi lapangan banyak didukung oleh dua wingback Liverpool.
Itulah alasan mengapa seorang Salah dan Mane mampu menjadi penyerang sayap yang produktif untuk mencetak gol.
Hingga pernah menyabet gelar top skor secara bersamaan di musim 2018/2019 dengan torehan 22 gol.
Catatan assist dua wingback Liverpool juga mentereng, khususnya Arnold, Di musim ini, pria asal Inggris itu sukses mencatatkan 9 assist dari 13 pertandingan.
Jelas, Mohamed Salah banyak dimanjakan dengan umpan-umpan manja yang dilayangkan Arnold dari sisi kanan.
Namun, Salah bukan-lah goal getter manja, ia bisa menciptakan peluang sendiri lewat pergerakan dan intuisi mencetak gol-nya yang tinggi.
Kembali ke peran Mohamed Salah, salah satu alasan paling mencolok kenapa Salah rajin mencetak gol adalah pada kemampuan finishingnya.
Dilansir FBref, dari lima pekan berjalannya Liga Champions, Salah hanya mencatatkan xG 3.7 dengan dulangan 6 gol.