Itu menunjukkan bahwa Salah tak terlalu membutuhkan peluang besar untuk mencetak gol, ia mampu mencatatkan namanya di papan skor dengan peluang seminimum mungkin.
Apalagi ditambah dengan kemampuan dribel dan kecepatannya, itu menguntungkan Salah untuk menciptakan peluangnya sendiri dan tak bergantung pada peran rekan-rekannya.
Salah satu contohnya adalah gol Mo Salah tadi pagi melawan FC Porto, ia mampu mengecoh satu pemain belakang Porto, kemudian menaruh bola ke arah yang sulit dijangkau kiper.
Kini, Liverpool dengan efisiensi taktik Jurgen Klopp, dan keperkasaan Mohamed Salah menjadi yang terdepan untuk meraih trofi Si Kuping Besar.
Menarik untuk menanti pertandingan Liverpool menghadapi Inter Milan yang sama-sama memiliki skema permainan yang apik.
Kejeniusan kedua juru taktik diprediksi akan menampilkan pertandingan yang menghibur dan mendulang banyak gol.
(Tribunnews.com/Deivor)