TRIBUNNEWS.COM - Barcelona akan bertandang ke markas milik Sevilla dalam jornada ke 18 Liga Spanyol 2021/2022.
Barcelona datang ke stadion Ramón Sánchez Pizjuán dengan misi mengamankan 3 poin agar mampu menyodok 4 besar klasemen Liga Spanyol.
Pasukan Xavi Hernandez itu saat ini bertengger di posisi ke-8 dengan torehan 27 angka.
Tambahan 3 poin akan membuat Barcelona naik hingga posisi 4 klasemen menggeser Atletico Madrid, Valencia, dan Sociedad.
Jelas, Blaugrana begitu bernafsu untuk meraih kemenangan dalam lawatannya ke kota Sevilla.
Namun, lawan yang akan dihadapi mereka bukanlah sembarang lawan.
Sevilla saat ini tampil begitu melejit di Liga Spanyol hingga mampu bercokol di posisi ke 2 klasemen.
Baca juga: Jelang Sevilla vs Barcelona Liga Spanyol, Xavi Bahas Laga ke-300 Marc-Andre ter Stegen
Baca juga: Rela Buang 3 Pemain, Mengapa Barcelona Ngebet Datangkan Ferran Torres?
Tim asuhan Julen Lopetegui itu hanya terpaut 6 poin dari sang pemuncak klasemen, Real Madrid.
Ya, tangan dingin Lopetegui mampu membawa Sevilla tampil konsisten musim ini.
Meski dengan skuat terbatas, juru taktik asal Spanyol itu mampu mengkombinasikan atribut pemainnya dengan baik.
Xavi Hernandez pun mengakui kehebatan Lopetegui dalam meracik strategi.
"Lopetegui adalah salah satu pelatih terbaik, Monchi, di departemen pencari bakat adalah saah satu tyang terbaik di bidangnya," Kata Xavi dilansir dilansir Goal.
"Mengalahkan Sevilla akan menjadi dorongan besar, tetapi itu akan sulit karena mereka adalah tim yang hebat dan mereka dalam performa yang bagus," lanjutnya.
"Ini peluang besar masuk (zona) Liga Champions. Kami mendapatkan 10 poin dari 15 pertandingan terakhir di Liga Spanyol, jadi itu tidak buruk," kata juru taktik asal Spanyol itu.
Ya, menghadapi tim yang sedang tampil apik memberi dorongan sendiri untuk Xavi sebagai bukti bahwa dirinya layak dan mampu menjadi juru selamat Barcelona yang sedang terpuruk.
Peduli setan dengan gap posisi kedua tim, ataupun performa mereka musim, segala cara akan dilakukan Xavi untung membawa pulang 3 poin ke Nou Camp.
Kepercayaan diri Xavi memang pantas diacungi jempol, namun ia juga dihadapkan dengan deretan rapor merah yang menghantui langkah optimisnya.
Apa yang menjadi keterpurukan Barcelona musim ini, sejatinya sudah dirasakan sejak terakhir kali mereka menjuarai Liga Champions pada tahun 2015 silam.
Di era kepelatihan Luis Enrique, dengan trio Messi, Suarez, Neymar (MSN) Blaugrana mampu tampil perkasa.
Namun selepas itu, mereka tampil angin-anginan dan tak pernah menicipi gelar Liga Champions lagi.
Justru, perjalanan Blaugrana dalam beberapa tahun berikutnya kian memburuk dan mengkhawatirkan.
Pada tahun 2018, Barcelona secara mengejutkan menelan kekalahan melawan AS Roma dalam perempat final Liga Champions.
Gol kostas Manolas di menit akhir membuat langkah Blaugrana terhenti, karena kalah agregat gol tandang dari i Giallorossi.
Padahal di leg pertama Barcelona mampu unggul 4-1 melawan Roma, namun kedigdayaan i Giallorossi mampu membuat tim ibu kota tersebut comeback di leg kedua dengan skor 3-0.
Belum move on dari kekalahan menyakitkan melawan AS Roma, Barcelona kembali terkena come back di musim selanjutnya.
Bermodal tiga gol saat bermain di Camp Nou menghadapi Liverpool, Blaugrana justru keok saat bertandang ke kandang The Reds, Anfield.
Barcelona terbantai dengan skor empat gol tanpa balas dan harus merelakan satu tempat di babak final kepada Liverpool.
Dua kekalahan secara mengejutkan, dalam kurun waktu dua tahun beruntun membuat Barcelona mulai dipandang sebelah mata.
Apalagi setelah mereka menelan kekalahan memalukan 8-2 dari Bayern Munchen di babak perempat final Liga Champions tahun 2020.
Pahitnya lagi, pembelian pemain yang dilakukan Barcelona tak pernah mencapai kata berhasil, justru dana ratusan juta dollar yang mereka gelontorkan berakhir sia-sia.
Para pemain yang mereka beli dengan harga selangit tak mampu memberi kontribusi maksimal untuk Blaugrana.
Padahal, pemain-pemain yang Barcelona beli bukanlah nama sembarangan, mereka berhasil tampil impresif di tim sebelumnya, namun saat membela Barcelona kemampuan terbaik mereka justru terkubur.
Sebut saja, Philippe Coutinho, Ousmane Dembele, Malcom, sampai Antoine Griezmann.
Nama yang disebutkan terakhir tak mampu memberi kontribusi maksimal untuk Barcelona dan memilih hengkang ke tim lamanya, Atletico Madrid dengan status pinjaman.
Sedangkan Philippe Coutinho dan Ousmane Dembele lebih banyak menghabiskan waktunya di Blaugrana di ruang perawatan.
Akhirnya, situasi klub yang kian memburuk, memaksa Josep Bartomeu untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden Barcelona.
Dengan warisan buruk yang ditinggalkan Bartomeu, Barcelona dipaksa bertahan di keadaan yang tiap harinya semakin mengkhawatirkan.
Joan Laporta yang kemudian terpilih sebagai presiden selanjutnya, berusaha untuk membersihkan kekacauan yang ditinggalkan Bartomeu.
Laporta dipilih karena ia berpengalaman menjadi presiden Barcelona dan sukses membuat Blaugrana berjaya dari tahun ke tahun.
Pria berusia 58 tahun tersebut adalah orang yang menunjuk Pep Guardiola melatih Barcelona pada musim 2008/2009.
Keadaan buruk Barcelona pun sedikit menemui titik terang sesaat Laporta kembali menjabat sebagai presiden di Barcelona musim ini.
Namun, alih-alih ingin bangkit dari keterpurukan, Barcelona harus menerima kenyataan ditinggal oleh mega bintang mereka, Lionel Messi.
Mau tak mau Messi harus angkat kaki dari Barcelona karena keadaan klub yang memburuk serta peraturan finansial La Liga.
Tak hanya itu, Barcelona juga harus memangkas gaji skuat mereka karena finansial klub yang melemah dan untuk memenuhi aturan finansial LaLiga.
Skuat Blaugrana pun mengalami perubahan cukup besar musim ini.
Selain ditinggal oleh Lionel Messi yang hengkang ke Paris Saint-Germain, Blaugrana juga menjual beberapa pemain lainnya.
Emerson Royal yang disiapkan untuk mengisi plot bek kanan, justru dijual ke Tottenham Hotspur, meski Blaugrana baru membelinya dari Real Betis pada bulan Juni.
Miralem Pjanic yang berseteru dengan klub masalah gaji, akhirnya memilih hengkang untuk memperkuat tim asal Turki, Besiktas.
Yang paling baru, Antoine Griezmann dipulangkan ke Atletico Madrid dengan status pinjaman.
Pengganti Griezmann pun tidak sepadan. Setelah kepergiannya, Blaugrana justru meminjam striker Sevilla, Luuk De Jong.
Di Sevilla, pemain asal Belanda itu lebih sering duduk di bangku cadangan karena kalah saing dengan striker Sevilla lainnya, Youssef En-Nesyiri.
Untungnya, Barcelona di musim ini diberkahi dengan bangkitnya La Masia yang melahirkan barisan nama-nama mentereng.
Ansu Fati, Nico Gonzales, Gavi, hingga Ezzalzouli datang untuk membantu Xavi menghapus predikat medioker yang mulai tertanam pada Blaugrana.
Raihan 3 angka melawan Sevilla akan membuat kepercayaan Barcelona meningkat, mereka akan langsung menyodok zona Liga Champions jika sukses meraih kemenangan.
Kaki-kaki lincah La Masia akan membantu Xavi mewujudkan ambisinya tersebut.
Prediksi Susunan Pemain:
Sevilla (4-3-3): Bounou; Augustinsson, Kounde, Carlos, Rekik; Jordan, Fernando, Rakitic; Ocampos, Gomez, Rafa Mir.
Barcelona (3-4-3): Ter Stegen; Garcia, Araujo, Lenglet; Frenkie De Jong, Busquets, Alba, Gavi; Dembele, Gonzalez, Ezzalzouli.
(Tribunnews.com/Deivor)