TRIBUNNEWS.COM - Shin Tae-yong berkali-kali melakukan rotasi di posisi penyerang tengah Timnas Indonesia pada Piala AFF 2020.
Bahkan, di pertandingan semi final leg pertama melawan Singapura, Shin Tae-yong melakukan dua pergantian di posisi striker.
Dedik Setiawan yang tampil dari menit pertama, digantikan oleh Ezra Walian di babak yang kedua.
Tak menunjukkan kontribusi yang maksimal, secara mengejutkan Ezra langsung digantikan oleh Hanis Saghara di menit 77'.
Baca juga: Serba-serbi Piala AFF 2021: Dear Shin Tae-yong, Penyakit Timnas Indonesia Belum Ada Obat Nih
Baca juga: Tanggapan Shin Tae-yong soal Permainan Kasar Timnas Indonesia Bak Preman Pasar di Piala AFF 2021
Dari nama-nama striker yang disebutkan di atas, ada satu striker yang sedikit terlupakan oleh juru taktik asal Korea Selatan itu.
Adalah Kushedya Hari Yudo!
Pemain milik Arema itu hanya tampil sebagai starter satu kali selama gelaran Piala AFF 2020, tepatnya saat Garuda bersua Laos di pertandingan kedua.
Itupun Yudo dipasang sebagai winger kanan bukan sebagai seorang false nine peran yang kerap diberikan Tae-yong untuknya di Timnas Indonesia.
Shin Tae-yong bisa memanfaatkan atribut Yudo kembali di semi final leg kedua melawan Singapura, tentunya sebagai penyerang tengah, bukan sebagai winger.
Ia bisa menjadi solusi di lini depan Timnas untuk memberi ruang kepada barisan winger Timnas Indonesia yang memiliki ketajaman.
Ya, Yudo yang selama era kepelatihannya belum mencetak gol sama sekali, tetap dipercaya Tae-yong untuk masuk ke dalam skuat Timnas Indonesia.
Namun, tugasnya memang tidak untuk itu, ia adalah tipikal penyerang yang efisien perihal membuak ruang dan melakukan pressing ke jantung pertahanan lawan.
Yudo memainkan peran sebagai pemain yang berdiri di antara barisan gelandang dan barisan pertahanan lawan.
Ia juga bebas bergerak untuk mengisi lini kiri dan kanan Timnas Garuda.
Peran ini memberikan dua keuntungan bagi skema yang diusung oleh Shin Tae-yong.
Yang pertama, adanya Yudo di posisi tersebut membuat jarak antar lini Timnas Garuda tidak terlalu jauh, ia menjadi jembatan antara lini tengah dan depan Garuda.
Yang kedua, Yudo memberikan ruang bagi Rumakiek dan Evan Dimas untuk merangsek masuk ke dalam kotak penalti lawan.
Itulah yang membuat peran Rumakiek dan Evan Dimas begitu kelihatan di gelaran Kualifikasi Piala Dunia.
Gol dari Evan Dimas melawan Taiwan merupakan hasil dari kerja keras Yudo, berada di sisi kiri, Yudo melakukan dribel ke depan, lalu memberi umpan Kepada Evan yang berdiri bebas.
Sang Kapten Timnas Garuda tersebut pun dengan mudah mencetak gol ke gawang Timnas Taiwan.
Kemampuan Yudo mencari celah pertahanan lawan begitu baik, pergerakannya begitu cair di depan.
Itulah yang menjadi alasan seorang Yudo dapat dijadikan penyerang utama dalam taktik Tae-yong.
Layaknya peran Firmino di Liverpool, Yudo adalah sosok false nine yang tak terlalu dibutuhkan untuk mencetak gol.
Kemampuan melakukan pressing
Selain itu, Yudo adalah pemain depan yang aktif melakukan pressing kepada lawan, bersama Shin Tae-yong, ia menjadi pemain paling sibuk dalam urusan merebut bola.
Dalam skema Tae-yong, ia menugaskan para pemain Timnas untuk melakukan pressing langsung ke area pertahanan lawan.
Dan yang menjadi perebut bola pertama adalah seorang pemain depan, yang diisi oleh Yudo.
Beberapa kali pemain berusia 28 tahun tersebut mampu melakukan perannya dengan baik.
Ia mampu merebut bola dari kaki lawan dan membuat Indonesia mampu menyerang langsung ke depan.
Pressing yang dilakukannya juga membuat lawan kelimpungan dalam melakukan penguasaan bola.
Tim lawan pun tak mampu mengembangkan permainannya, mereka lebih memilih langsung membuang bola ke depan dari pada memainkan bola dari kaki ke kaki.
Menjadi seorang defensive striker adalah peran yang sangat cocok untuk diberikan kepada Yudo.
Etos kerja
Yudo juga dikenal sebagai pemain yang ngotot dan agresif, ketika menyerang dan bertahan ia selalu menampilkan permainan yang totalitas.
Ia selalu belari di lapangan baik untuk mengejar bola maupun merebut bola.
Etos kerja yang dimiliki Yudo sangat luar biasa, ia pemain yang tak kenal lelah untuk berlari di atas lapangan.
Hal tersebut pun juga diakui oleh Shin Tae-yong, ia mengatakan Yudo adalah orang yang selalu bekerja keras.
"Dia (Yudo) tidak beda jauh dari awal kedatangannya, Yudo selalu bekerja keras saat latihan dan melakukan pertandingan," kata Tae-yong dilansir laman resmi PSSI.
Stamina Yudo pun begitu prima, meski sudah berada di lapangan selama 80 menit lebih, dirinya masih saja berlari dengan daya ledak yang tinggi.
Ketangguhan tubuhnya juga sangat baik, ia menjadi pemain yang jarang sekali terlihat cedera baik di klub maupun tim nasional.
Pemain berpostur 173 cm tersebut juga memiliki ketahanan fisik yang baik, ia tak mudah jatuh ketika berduel dengan pemain lawan yang memiliki postur lebih tinggi dan besar darinya.
Sebagai pemain senior yang berada di Timnas Indonesia, Yudo tak menunjukkan bahwa dirinya lebih lemah, agresifitasnya bahkan lebih menonjol dari para pemain timnas lainnya.
"Dia harus perkuat powernya dan harus mempertahankan permainan agresifnya, sehingga dia bisa bantu gelandang, Yudo harus lebih fit dan membantu tim lebih baik lagi," kata Shin Tae-yong.
Pernyataan Shin Tae-yong menunjukkan bahawa Yudo begitu diharapkan perannya untuk terus membantu timnas di pertandingan-pertandingan selanjutnya.
Meski tak mencetak gol. Perannya menjadi striker bayangan, kemampuan pressing dan etos kerja yang dimilikinya menjadi hal utama yang membuat ia begitu diandalkan di lini depan Timnas Garuda.
Ia bisa dijadikan senjata kala Indonesia bertemu Singapura di leg kedua, perannya dapat membuat Irfan Jaya dan Witan tampil lebih menusuk.
Selain itu, etos kerja dan kemampuan pressingnya dapat membantu Timnas merebut bola ke jantung pertahanan Singapura yang sebelumnya jarang dilakukan oleh striker Timnas lainnya.
(Tribunnews.com/Deivor)