News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Piala AFF 2020

Piala AFF 2020:Dilema Penyerang Timnas Indonesia, Skema Shin Tae-yong Sulitkan Ezra hingga K.H. Yudo

Penulis: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesepak bola Malaysia, Putra Nadher Amarhan Maderner (kiri) merebut bola dari kaki pesepak bola Timnas Indonesia, Ezra Walian dalam laga terakhir Grup B Piala AFF 2020 antara Malaysia melawan Indonesia di Stadion Nasional, Singapura, Minggu (19/12/2021) malam. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 1-4 (1-2) untuk kemenangan Timnas Indonesia. AFP/Roslan RAHMAN

TRIBUNNEWS.COM - Timnas Indonesia memang sangat tajam dari fase grup di Piala AFF 2021 hingga babak Semifinal.

Sejauh ini, 14 gol dalam 5 pertandingan adalah catatan Timnas Indonesia sejauh ini.

Meski demikian, PR Shin Tae-yong di lini depan Timnas Indonesia di Piala AFF 2021.

Di laga melawan Vietnam, Indonesia turun dengan Dedik Setiawan sebagai ujung tombak bersama Witan Sulaiman dan Irfan Jaya.

Sedangkan pasca turun minum, Shin Tae-yong mengganti Dedik Setiawan dengan Ezra Walian.

Namun, hanya kurang dari setengah jam di lapangan, Ezra Walian ditarik ke luar, dan memasukkan Hanis Sagara sebagai penyerang.

Pesepak bola Timnas Indonesia, Irfan Jaya (kiri) melakukan selebrasi diikuti rekan setimnya, Ezra Walian usai mencetak gol keduanya ke gawang Malaysia dalam laga terakhir Grup B Piala AFF 2020 antara Malaysia melawan Indonesia di Stadion Nasional, Singapura, Minggu (19/12/2021) malam. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 1-4 (1-2) untuk kemenangan Timnas Indonesia. AFP/Roslan RAHMAN (AFP/ROSLAN RAHMAN)

Baca juga: Jadwal Semifinal Leg Kedua Piala AFF 2021, Live RCTI, Indonesia vs Singapura, Vietnam vs Thailand

Baca juga: Sorotan Indonesia vs Singapura di Piala AFF 2021, Waspadai Ikhsan Fandi & Faris Ramli, Potensi Witan

Tentu sebuah pergantian yang tidak lazim di mana tiga penyerang saling bergantian turun dalam satu pertadingan.

Ini menunjukkan adanya masalah lini depan Indonesia, terutama di sektor penyerang utama.

Betul, Indonesia memang mencetak 13 gol, tetapi mayoritas, gol tersebut datang dari penyerang sayap, yakni Irfan Jaya, Witan Sulaiman, bahkan fullback seperti Asnawi Mangkualam dan juga Pratama Arhan.

Lalu, apa yang menjadi masalah untuk posisi nomor 9 Timnas Indonesia?

Melihat bagaimana deretan penyerang yang dipanggil, Shin Tae-yong punya sejumlah opsi untuk memainkan sepakbola pragmatis yang dibentuknya.

Dari Kushedya Hari Yudo, Ezra Walian, Dedik Setiawan hingga Hanis Sagara, semuanya adalah penyerang yang memiliki profil dan cara bermain yang berbeda dan sangat menguntungkan Shin Tae-yong.

Sejauh ini, Ezra Walian adalah penyerang yang paling sering dipilih mengisi ujung tombak berdampingan dengan Witan Sulaiman dan Irfan Jaya.

Setelahnya ada Kushedya Hari Yudo dan Dedik Setiawan yang secara bergantian menjadi deputi, nama terakhir Hanis Sagara juga menjadi opsi lain.

Ini yang menjadi menarik, dari keempat penyerang yang dipanggil, tidak ada satupun yang bermain sebagai nomor 9 murni secara konsisten di klub.

Ezra Walian, seperti diketahui, harus berkorban dengan bermain sebagai penyerang sayap di Persib Bandung, untuk mengakomodasi Wander Luiz dan juga Castillion.

Sedangkan Kushedya Hari Yudo, juga harus bergantian dengan Dedik Setiawan, Muhammad Rafli hingga Carlos Fortes di Arema FC sebagai penyerang utama.

Skema Eduardo Almeida yang secara rutin bermain dengan rotasi di lini depan, memang nampak membuat penyerang Arema FC tidak memiliki posisi paten.

Sedangkan nama terakhir, Hanis Sagara pun demikian, di Persikabo 1973, ia harus bertukar posisi dengan Dimas Drajad sebagai nomor 9.

Ini yang membuat penyerang Indonesia bak kesulitan dalam momen-momen penting di mana peluang bisa dikonversi menjadi gol.

Selain itu, skema Shin Tae-yong juga memaksa penyerang utama sedikit dikebiri perannya.

Indonesia sangat mengandalkan kecepatan di kedua sayap, hal yang memang menjadi senjata Indonesia sejak awal.

Bahkan di pra kualifikasi Piala Asia melawan Taiwan, penyerang Indonesia harus berkorban dengan sedikit turun, dan memberi ruang untuk penyerang sayap melakukan cutting inside.

Ini memang menjadi kekuatan Indonesia, gol dari Witan Sulaiman di laga melawan Singapura, sangat mirip dengan gol dari Irfan Jaya melawan Malaysia, atau melawan Laos.

Kushedya Hari Yudo Menggiring Bola. (Instagram/kushedyahariyudo)

Baca juga: Sorotan Piala AFF 2020: Momen Indonesia & Vietnam Dikerjai Wasit Saoud Al-Abda

Skema ini juga cukup menyulitkan untuk penyerang nomor 9, pasalnya, mereka harus menarik penjagaan satu bek lawan untuk menciptakan ruang penyerang sayap melakukan eksekusi jarak dekat.

Sekali lagi, cara ini cukup berhasil dengan 13 gol yang tercipta sejauh ini.

Melawan Singapura di semifinal leg kedua, akan menjadi tantangan.

Dengan skema pragmatis yang juga dijalankan Tatsuma Yoshida, tentu ia sudah membaca kemampuan penyerang sayap Timnas Indonesia.

Ini bisa menjadi peluang sekaligus boomerang bagi Shin Tae-yong, ia bisa mengandalkan penyerang utama untuk mengecoh pemain belakang Singapura.

Namun, ini juga bisa menjadi petaka, karena seperti diketahui, bek Singapura sangat kuat dalam duel satu lawan satu.

Dan Ezra Walian, Dedik Setiawan, Kushedya Yudo hingga Hanis Sagara harus benar-benar berjuang, karena peran nomor 9 akan sangat vital di leg kedua akhir pekan ini.

(Tribunnews.com/Gigih)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini