TRIBUNNEWS.COM - Timnas Indonesia dipastikan akan bertemu Thailand di partai final Piala AFF 2020.
Dari barisan nama mentereng yang ada di dalam skuat Timnas Thailand, ada satu nama yang layak untuk menjadi sorotan.\
Ia harus diwaspadai oleh para pemain bertahan Timnas Indonesia.
Adalah Teerasil Dangda!
Penyerang gaek berusia 33 tahun ini memiliki atribut yang istimewa sebagai goal getter utama Gajah Putih.
Baca juga: Final Piala AFF 2021 - Dear Thailand, Vietnam Memang Kuat, Tapi Timnas Indonesia Istimewa
Baca juga: Keuntungan Timnas Indonesia, Thailand Tanpa Kiper Andalan di Final Piala AFF 2021
Ia memiliki finishing handal yang berada di atas rata-rata pemain asia tenggara lainnya.
Dangda juga memiliki kaki kiri dan kanan yang sama baiknya, itu memudahkannya untuk melakukan penyelesaian akhir di situasi-situasi mengejutkan.
Berkat atributnya tersebut nama Dangda kini bertengger sebagai top skor sepanjang sejarah gelaran Piala AFF dengan torehan 19 gol.
Striker dengan postur 181 cm itu unggul dua gol lebih banyak dari striker milik Timnas Singapura Noh Alam Shah.
Tak mengagetkan memang jika nama Dangda berada dalam puncak striker elite kompetisi paling bergengsi di Asia Tenggara itu.
Teerasil Dangda kini bermain untuk klub Liga Thaliland BG Pathum United.
Per catatan Transfermarkt, Dangda menjadi top skor klub dengan sumbangan 8 gol dari 21 pertandingan.
Menterengnya, 3 dari 8 gol yang cetak tercipta dari kompetisi AFC Champions League, sebuah kompetisi paling bergengsi yang ada di daratan Asia.
Sebelum berkostum BG Pathum United, Dangda telah melalangbuana di kompetisi tertinggi Gajah Putih.
Karirnya di Liga Domestik paling bersinar kala dirinya membela Muangthong United.
Dengan sumbangan 80 gol dan 22 assist dari 196 pertandingan, Dangda sukses mengantar tim raksasa Thailand itu menjuarai empat titel juara Liga Thailand serta dua Piala Liga Thailand.
Tak berhenti di situ, karirnya di usia muda lebih mencolok lagi, Teerasil Dangda kala muda pernah menjajal program trial di klub Liga Inggris, Manchester City di musim 2007/2008.
Saat itu Dangda yang masih berusia 18 tahun menjalani trial bersama dua rekan senegaranya Kiatprawut dan Suree Sukha.
Baca juga: Final Piala AFF 2020: Kilas Balik Aksi Abduh Lestaluhu di Laga Indonesia vs Thailand Tahun 2016
Baca juga: Jadwal Final Piala AFF 2021, Timnas Indonesia vs Thailand, Live TV RCTI: Akhir Sebuah Penantian
Namun, karir Dangda bersama Manchester City tak berjalan mulus.
Meski mendapatkan kontrak, Dangda tak dapat bermain membela The Citizens lantaran aturan izin kerja yang tak memungkinkan baginya untuk tampil.
Setelah menjalani trial, pada musim 2007/2008 Teerasil Dangda pun dipinjamkan ke klub Swiss bernama Grasshopper.
Tampil sebanyak 6 kali bersama tim yang bermain di kasta tertinggil Liga Swiss itu, Dangda tak mampu menciptakan satu gol pun.
Namun meski begitu, namanya tetap laris di pasaran kompetisi Liga Elite Eropa, potensinya dinilai menjadi yang paling mencolok di antara pemain Asia Tenggara lainnya.
Adalah UD Almeria, pada musim 2014/2015, tim yang saat itu masih berkompetisi di La Liga Spanyol tersebut berani mengontrak Teerasil Dangda untuk tampil mengisi plot striker mereka.
Total, Dangda telah bermain sebanyak 10 kali bersama Almeria dengan torehan satu gol.
Meski catatannya tak mencolok, itu adalah sebuah prestasi sendiri bagi pemain Asian Tenggara yang sangat jarang mencicipi dan mencetak gol di kompetisi elite Liga Eropa.
Setelah dilepas UD Almeria, Dangda tercatat pernah membela dua tim Liga Jepang, Sanfrecce Hirosima di tahun 2018 dan Shimizu S-Pulse di tahun 2020.
Kini, bermodal segudang pengalamannya berkompetisi di liga-liga elite Eropa dan Asia, Teerasil Dangda menjadi tumpuan Timnas Thailand untuk meraih gelar juara Piala AFF tahun ini.
Baca juga: Thailand ke Final Piala AFF 2021, Polking Akui Sempat Tersiksa Gegara Permainan Ugal-ugalan Vietnam
Baca juga: Taktik Simpel Thailand di Semifinal Piala AFF 2020: Kompak, Disiplin & Lolos ke Final
Sumbangan 4 golnya sukses mengantar Thailand menuju puncak, dalam dua leg melawan Timnas Indonesia di partai final, jelas namanya sudah ditandai Shin Tae-yong untuk menjadi pemain yang diwaspadai.
Atribut Teerasil Dangda tak mati ditelan usia, justru sebaliknya, bermodal pengalaman merumputnya yang segudang.
Naluri mencetak gol Dangda lebih teruji, catatan 4 golnya di Piala AFF 2020 menjadi yang paling banyak bersama Safawi Rasid (Malaysia) dan Bienvenido Maranon (Fhilipina).
Menari dinanti bagaimana taktik jitu Shin Tae-yong serta barisan pertahanan Timnas Indonesia mampu meredam ketajaman Teerasil Dangda.
Duelnya melawan Elkan Baggott di pertahanan Garuda akan menjadi sebuah pemandangan yang apik, keduanya sama-sama pemain yang berada di level eropa.
(Tribunnews.com/Deivor)