TRIBUNNEWS.COM - Kekalahan telak Timnas Indonesia atas Thailand pada leg pertama Final Piala AFF 2021 tak lepas dari blunder taktikal Shin Tae-yong.
Leg pertama Final Piala AFF 2021 antara Timnas Indonesia vs Thailand yang tersaji di Stadion National, Singapura, Rabu (29/12/2021) berkesudahan dengan skor 4-0.
Menjadi pertanyaan tentunya, mengapa Shin Tae-yong tetap memainkan skema all out attack pada laga tersebut.
Jika mengacu kepada bagaimana komparasi peta kekuatan kedua kubu, Thailand jelas lebih unggul dari Timnas Indonesia. Baik dari komposisi skuat maupun rekam jejak di pagelaran Piala AFF.
Baca juga: Piala AFF 2021: Sambil Nangis, Pelatih Thailand Minta Maaf ke Timnas Indonesia soal Pergantian Kiper
Baca juga: Fakta Kekalahan Timnas Indonesia atas Thailand di Final Piala AFF 2021: Witan Ngamuk, Irja Egois
Laga final Piala AFF 2021 terbagi dalam sistem dua leg, dan di pandang pada pertemuan pertama tidak ada salahnya Shin Tae-yong menggunakan skema parkir bus.
Taktikal ini sudah teruji kualitasnya ketika skuat Garuda sukses menahan imbang Vietnam, yang mana level The Golden Star Warriors setara dengan pasukan Gajah Perang.
Setidaknya, parkir bus bisa digunakan Timnas Indonesia bermain imbang terlebih dahulu melawan Thailand.
Baru kemudian pada leg kedua menjadi pertandingan "penghabisan" yang akan berlangsung, Sabtu (1/1/2022).
Namun faktanya justru terbalik. Shin Tae-yong memainkan skema all out attack ketika menghadapi Chanathip Songkrasin dkk di leg pertama.
Imbasnya dapat terlihat, celah menganga terdapat di lini pertahanan Skuat Garuda.
Bahkan skema serangan balik tim besutan Alexandre Polking itu dengan mudah menghancurkan pertahanan Indonesia yang digalang Rizki Ridho dkk.
Menjadi bumerang tersendiri atas keputusan sang juru taktik Indonesia itu.
Dan jika merujuk kepada statistik pertandingan, permainan terbuka Evan Dimas dkk tak benar-benar sukses besar.
Dilihat dari segi penguasaan bola, Thailand lebih dominan dengan 67 persen ball possession.
Hal ini menandakan bagaimana kurang mampunya skuat Garuda dalam mengimbangi permainan Teerasil Dangda cs.
Bahkan untuk urusan intensitas penyerangan terbilang jomplang.
Thailand tampil "ugal-ugalan", terbukti dari 19 kali upaya tembakan dan sembilan di antaranya on target.
Namun statistik miris dihasilkan Timnas Indonesia. Meski mengusung permainan ofensif, nyatanya hanya ada empat tembakan dan satu on target dibukukan Irfan Jaya dan kolega.
Menjadi bumerang tentunya bagi Shin Tae-yong melihat taktikal yang dimainkannya gagal total.
Pada leg kedua nanti, jalan terjal akan dilalui tim Merah Putih untuk bisa melakukan comeback.
Margin lima gol wajib diraih Timnas Indonesia atas Thailand jika ingin menutup petualangan mereka di Piala AFF 2021 dengan manis.
Namun melihat bagaimana fakta yang terjadi di leg pertama, maka skema permainan agresif Shin Tae-yong menjadi senjata makan tuan yang mengancam mimpi manis Timnas Indonesia untuk menjadi juara Piala AFF edisi 2021.
(Tribunnews.com/Giri)