TRIBUNNEWS.COM - Berbagai fakta mengiringi kegagalan PSIM Yogyakarta untuk bisa tembus ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia alias Liga 1 musim depan.
Kepastian gagalnya tim kebanggaan warga kota Yogyakarta itu didapat setelah tumbang di tangan Dewa United, Kamis (30/12/2021).
Dalam laga penentuan perebutan satu tiket sisa Liga 1 musim depan, PSIM kalah dengan skor satu gol tanpa balas.
Gawang PSIM harus bobol ketika laga babak pertama sudah memasuki waktu tambahan.
Ialah Gufroni Al Maruf yang menjadi aktor tunggal kekalahan yang diderita PSIM.
Tembakan bagus yang dilepaskan oleh pemain bernomor punggung 66 itu tak bisa dijangkau oleh Imam Arief selaku penjaga gawang.
Dewa United pun berhasil mempertahankan keunggulan tersebut dan berhak lolos ke Liga 1 musim depan.
Dewa United akan mendampingi Persis Solo dan RANS Cilegon berlaga di Liga 1 musim mendatang.
Sementara itu, PSIM gagal lolos dan harus rela kembali bermain di Liga 2 musim depan.
Kegagalan PSIM lolos pun menyisakan beberapa fakta yang perlu kamu ketahui.
Berikut ini deretan fakta yang mengiringi kegagalan PSIM tembus Liga 1 musim depan, berdasarkan penelusuran Tribunnews:
1. Badai Cedera Hantam Laskar Mataram
Tidak dipungkiri bahwa salah satu faktor besar yang membuat PSIM gagal menang dalam laga ini yakni soal badai cedera.
Bagaimana tidak, Seto Nurdiantoro selaku pelatih tidak bisa menurunkan para pemain terbaiknya.
Sebelum laga menghadapi Dewa United, Seto sempat menjelaskan bahwa timnya berada dalam kondisi kurang menguntungkan.
Tercatat ada 10 pemain yang mengalami demam dan 4 pemain lainnya cedera.
Empat pemain yang menderita cedera antara lain Arif Alkanza, Muhammad Ilhamul Irhaz, Hapidin, dan Sugeng Efendi.
Beny Wahyudi yang biasanya menjadi andalan pun juga absen dalam laga sepenting tadi.
Alhasil badai cedera dan absennya beberapa pilar tersebut membuat PSIM tidak memiliki banyak opsi di atas lapangan.
2. Hilangnya Derbi Mataram Musim Depan
Nasib apes yang didapatkan PSIM juga secara tidak langsung membuat mereka tidak bisa menciptakan laga derbi lagi.
Hal ini dikarenakan Derbi Mataram yang kerap dilakoni PSIM pada setiap musimnya dipastikan takkan terjadi musim depan.
Hal ini dikarenakan rival utama PSIM yakni Persis Solo mengalami nasib yang lebih baik musim ini.
Persis Solo yang memiliki skuat mewah mampu memastikan diri lolos ke Liga 1 musim depan.
Artinya laga Derbi Mataram yang kerap menghiasi duel antara PSIM dan Persis dipastikan takkan terjadi musim depan.
Perbedaan kasta antara kedua tim tersebut membuat Derbi Mataram mustahil terjadi di kompetisi sepak bola Indonesia musim mendatang.
3. Tertundanya Impian Warga Yogyakarta
PSIM yang berstatus sebagai tim kebanggaan warga Yogyakarta secara tidak langsung harus menunda kembali mimpinya bersaing di kasta tertinggi sepak bola nasional.
Kegagalan mengalahkan Dewa United membuat PSIM akan kembali berjuang di kompetisi Liga 2 musim depan.
Hal itu membuat keinginan warga kota Yogyakarta untuk bisa menyaksikan timnya berkompetisi di kasta tertinggi harus tertunda lagi.
Kedatangan Seto Nurdiantoro yang pernah membawa PSS Sleman tembus Liga 1 pun belum bisa terwujud pada musim ini.
PSIM tercatat terakhir kali bermain di kasta tertinggi sepak bola nasional tepatnya pada tahun 2005 silam.
Artinya sudah cukup lama bagi tim berjuluk Laskar Mataram itu belum pernah main lagi di kasta teratas.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)