Ralf Rangnick tak ingin memberi kesempatan sedikit pun bagi skuat asuhan Sean Dyche tersebut untuk sekedar bernafas atau merasa aman.
Permainan high pressing, gegenpressing dan direct pass dipertontonkan oleh skuat juru taktik asal Jerman tersebut.
Sistem permainan 4-2-2-2 high pressing yang diterapkan Rangnick bertujuan untuk mengambil alih penguasaan bola secepat mungkin dari kaki para pemain Burney.
Mereka langsung melakukan pressing di wilayah pertahanan Burnley dengan begitu menekan tanpa menyisakan ruang sedikitpun bagi Ben Mee dan kolega untuk membangun serangan dari bawah.
4 pemain di lini depan Setan Merah, Cristiano Ronaldo, Edinson Cavani, Jadon Sancho, dan Mason Greenwood menjadi pemain pertama yang bertugas merebut bola dari kaki para pemain Burnley.
Cristiano Ronaldo yang biasanya bermalas-malasan untuk merebut bola, diubah Rangnick menjadi striker rajin yang aktif melakukan pressing, catatan pressurenya berada di angka 5.44.
Ya, dengan high pressing maka United secara otomatis memajukan garis pertahanan mereka dan tampil menekan di wilayah pertahanan lawan.
Cara tersebut terbukti ampuh untuk mematikan pola permainan Burnley dan memaksa mereka untuk membuang bola atau melakukan salah passing.
Gegenpressing adalah cara yang dilakukan Rangnick dalam segi melakukan transisi menyerang ke bertahan dengan cepat.
Saat United kehilangan bola, orang terdekat di posisi tersebut akan langsung merebut bola kembali dari kaki lawan secepat mungkin, hal itu akan memutus usaha lawan untuk melakukan serangan balik ke pertahanan Setan Merah.
Lebih efektif, gegenpressing yang diterapkan Rangnick membuat United mampu menciptakan peluang dan mencetak gol saat berhasil memutus transisi bertahan ke menyerang lawan.
“Kami suka menekan tinggi, dengan tekanan balik yang sangat intens. Ketika kami menguasai bola, kami tidak suka umpan persegi atau umpan balik,” Kata Rangnick dilansir The Coaches Voice.
"Gegenpressing adalah soal ketepatan dan kecepatan, kami memberi waktu 8 detik untuk pemain dapat merebut bola kembali setelah kehilangannya," lanjutnya.
Ya, jika di di tiga pertandingan sebelumnya Manchester United hanya mampu mencetak satu gol, kini, efektivitas pakem yang Rangnick terapkan mulai menunjukan peningkatan.