News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Super Pandit

Kemenangan Manchester United, Rotasi Gemilang Ralf Rangnick, Peran Cristiano Ronaldo & Greenwood

Penulis: deivor ismanto
Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Striker Manchester United Portugal Cristiano Ronaldo (kiri) memanfaatkan peluang awal ini di atas mistar gawang selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan Burnley di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 30 Desember 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Ralf Rangnick mengubah komposisi timnya kala Manchester United bersua Burnley dalam pekan ke-18 Liga Inggris pada (31/12/2021) dini hari.

Hasilnya pun ciamik, Manchester United sukses mengandaskan perlawanan Burnley di Old Trafford dengan skor 3-1.

Gol-gol Manchester United diciptakan oleh McTominay, Cristiano Ronaldo, dan gol bunuh dari B. Mee.

Atas tambahan 3 poin, Manchester United pun kini bertengger di posisi ke 6 klasemen Liga Inggris atas torehan 31 poin dari 18 pertandingan.

Sang juru taktik, Ralf Rangnick pun mengaku senang dengan performa yang ditunjukan anak asuhnya. 

 "Penampilan seluruh tim jauh membaik dan sangat penting untuk memenuhi tuntutan fisik," kata Rangnick saat konferensi pers pasca laga.

"Secara keseluruhan, performa yang bagus dari anak-anak." lanjut juru taktik asal Jerman itu.

Pelatih kepala Manchester United German Interim Ralf Rangnick meninggalkan lapangan permainan setelah pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan Crystal Palace di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 5 Desember 2021. (Photo by Paul ELLIS / AFP) / RESTRICTED TO EDITORIAL USE. (AFP/PAUL ELLIS)

Baca juga: Manchester United Kalahkan Burnley 3-1, Rangnick Puji Kinerja Pemain Sayap Setan Merah

Baca juga: Kabar Man United, Dua Pemain Tak Layak di MU, Rangnick Tetap Andalkan Varane dan Maguire

Dari starting line up yang ia pasang, Rangnick membuat 4 perubahan, Diogo Dalot dan Alex Telles yang sebelumnya selalu ia mainkan dari menit awal.

Rangnick mencadangkan untuk memberi kesempatan pada Wan Bissaka dan full back Timnas Inggris, Luke Shaw.

Sedangkan di lini tengah, ia mengistirahatkan Fred untuk memberi menit bermain kepada Matic.

Posisi Bruno Fernandes yang tak dapat bermain, ia gantikan dengan memasang Greenwood sebagai pemain sayap dengan skema 4-2-2-2 miliknya.

Sedangkan di lini depan, Edinson Cavani yang mencetak gol di pertandingan terakhir, ia tandemkan bersama Cristiano Ronaldo, tak ada kesempatan bagi Rashford yang tampil mengecewakan saat melawan Newcastle.

Ball possession sebanyak 59% pun ditorehkan oleh Cristiano Ronlado dan kolega, catatan gelontoran tendangan sejumlah 14x juga dilakukan oleh Setan Merah sebagai usaha menejebol gawang Burnley.

Manchester United langsung menekan dari awal peluit tanda dimulainya pertandingan, peduli setan dengan resiko kebobolan lewat serangan balik, United tampil menekan dengan percaya diri dan garis pertahanan yang begitu tinggi.

Ralf Rangnick tak ingin memberi kesempatan sedikit pun bagi skuat asuhan Sean Dyche tersebut untuk sekedar bernafas atau merasa aman.

Permainan high pressing, gegenpressing dan direct pass dipertontonkan oleh skuat juru taktik asal Jerman tersebut.

Sistem permainan 4-2-2-2 high pressing yang diterapkan Rangnick bertujuan untuk mengambil alih penguasaan bola secepat mungkin dari kaki para pemain Burney.

Mereka langsung melakukan pressing di wilayah pertahanan Burnley dengan begitu menekan tanpa menyisakan ruang sedikitpun bagi Ben Mee dan kolega untuk membangun serangan dari bawah.

4 pemain di lini depan Setan Merah, Cristiano Ronaldo, Edinson Cavani, Jadon Sancho, dan Mason Greenwood menjadi pemain pertama yang bertugas merebut bola dari kaki para pemain Burnley.

Cristiano Ronaldo yang biasanya bermalas-malasan untuk merebut bola, diubah Rangnick menjadi striker rajin yang aktif melakukan pressing, catatan pressurenya berada di angka 5.44.

Striker Manchester United Portugal Cristiano Ronaldo memberi isyarat selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan Burnley di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 30 Desember 2021. (Oli SCARFF / AFP)

Ya, dengan high pressing maka United secara otomatis memajukan garis pertahanan mereka dan tampil menekan di wilayah pertahanan lawan.

Cara tersebut terbukti ampuh untuk mematikan pola permainan Burnley dan memaksa mereka untuk membuang bola atau melakukan salah passing.

Gegenpressing adalah cara yang dilakukan Rangnick dalam segi melakukan transisi menyerang ke bertahan dengan cepat.

Saat United kehilangan bola, orang terdekat di posisi tersebut akan langsung merebut bola kembali dari kaki lawan secepat mungkin, hal itu akan memutus usaha lawan untuk melakukan serangan balik ke pertahanan Setan Merah.

Lebih efektif, gegenpressing yang diterapkan Rangnick membuat United mampu menciptakan peluang dan mencetak gol saat berhasil memutus transisi bertahan ke menyerang lawan.

“Kami suka menekan tinggi, dengan tekanan balik yang sangat intens. Ketika kami menguasai bola, kami tidak suka umpan persegi atau umpan balik,” Kata Rangnick dilansir The Coaches Voice.

"Gegenpressing adalah soal ketepatan dan kecepatan, kami memberi waktu 8 detik untuk pemain dapat merebut bola kembali setelah kehilangannya," lanjutnya.

Striker Manchester United Portugal Cristiano Ronaldo (kanan) merayakan dengan gelandang Manchester United Skotlandia Scott McTominay setelah mencetak gol ketiga mereka selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan Burnley di Old Trafford di Manchester, Inggris barat laut, pada 30 Desember 2021 . (Oli SCARFF / AFP)

Ya, jika di di tiga pertandingan sebelumnya Manchester United hanya mampu mencetak satu gol, kini, efektivitas pakem yang Rangnick terapkan mulai menunjukan peningkatan.

3 lesatan gol sukses Setan Merah sarangkan ke gawang Burnley, meski tampil tanpa sang playmaker andalan Bruno Fernandes.

Mason Greenwood yang ditugaskan untuk menggantikan Bruno tampil lebih agresif lewat pergerakannya dari sisi tepi.

Berbeda dengan Bruno yang kreatif, Greenwood lebih mengoptimalkan atribut kecepatannya sebagai senjata untuk merusak fondasi pertahanan lawan.

Rangnick paham betul menyoal kapan dan bagimana ia menambal sulam skuat-nya yang memiliki karakter bermain berbeda.

Untuk ukuran pelatih yang baru melakoni laga sebanyak 4 kali, performa impresif Manchester United melawan Burnley adalah sebuah peningkatan yang signifikan.

Setan Merah yang di tangan Solskjaer tak memiliki identitas permainan, di tangan Rangnick menjadi tim besar yang begitu terkonsep dengan sistem gegenpressing.

Menarik untuk melihat kiprah Rangnick untuk Manchester United hingga berakhirnya musim 2021/2022.

Sentuhannya begitu klinis, magisnya bersama barisan klub Jerman benar-benar ia tularkan untuk tim yang bermarkas di Old Trafford tersebut.

(Tribunnews.com/Deivor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini