News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Piala AFF 2020

Komentar Beto Usai Timnas Indonesia Gagal Juara Piala AFF 2020, Mental Skuat Garuda Harus Berubah

Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Dwi Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain Indonesia Ricky Richardo Kambuaya (tengah) merayakan gol bersama rekan setimnya Pratama Arhan Alif Rifai (kiri) dan Rachmat Irianto pada leg kedua pertandingan final sepak bola AFF Suzuki Cup 2020 antara Thailand dan Indonesia di Stadion Nasional Singapura pada 1 Januari 2022.

TRIBUNNEWS.COM - Top skor Liga 2 2021, Alberto Goncalves atau yang biasa disapa dengan panggilan Beto menilai Timnas Indonesia saat ini lebih kuat.

Namun, masih ada kekurangan yang harus dibenahi skuat Garuda untuk kedepannya agar lebih baik setelah berhasil mencapai final Piala AFF 2020 dan gagal juara untuk keenam kalinya.

"Mereka (skuat Garuda, Timnas Indonesia) sudah lebih bagus dengan Shin Tae-yong (pelatih timnas), fisik mereka lebih kuat," ungkap Beto saat menghadiri jamuan di rumah dinas Walikota Surakarta di Loji Gandrung, Surakarta pada Sabtu (1/1/2022) sore.

Baca juga: Sorotan Piala AFF 2021 - Gagal Juara, Timnas Indonesia Dihibur oleh Pelatih Thailand

Kekurangan yang disoroti Beto adalah soal mental pemain Indonesia lantaran dia pernah merasakan berada di posisi tersebut, tergabung dalam skuat Garuda.

"Apa yang saya lihat, mental Indonesia masih jauh di bawah Thailand (lawan di final Piala AFF 2020)," beber Beto.

"Lihat cara Thailand main bola, mereka memegang bola kuat, pemain minta bola lalu lari (mengejar bola) dan mencari posisi (yang ideal).

"Indonesia terkadang dapat situasi seperti itu, tetapi kadang terlambat ada juga pemain yang tidak meminta bola.

"Jadi mental Indonesia ini harus berubah, ini yang krusial," jelasnya.

Pemain Timnas Indonesia Ricky Richardo Kambuaya (kanan) merayakan golnya pada leg kedua pertandingan final sepak bola AFF Suzuki Cup 2020 antara Timnas Thailand dan Timnas Indonesia di National Stadium, Singapura, Sabtu (01/01/2022). (Roslan RAHMAN / AFP) (AFP/ROSLAN RAHMAN)

Seperti diketahui, Indonesia tertinggal 4-0 pada leg pertama final Piala AFF 2020.

Tim Gajah Perang, julukan Thailand mendominasi permain dengan 66 persen penguasaan bola, menurut statistik AFF.

Dalam 2x45 menit, Thailand mampu melepaskan 8 percobaan di luar target dan 9 on target.

Sementara Indonesia hanya mampu menghasilkan satu peluang on target dan 3 off target.

Baca juga: Tak Perlu Risau, Shin Tae-yong Anggap Wajar Timnas Indonesia Kalah di Final Piala AFF 2021

Pada leg kedua, Indonesia tampil lebih baik.

Tim asuhan Shin Tae-yong lebih berani menyerang, mereka bahkan unggul di babak pertama berkat gol Ricky Kambuaya.

Namun, setelah jeda turun minum, pemain Indonesia melakukan beberapa kesalahan, baik dalam umpan pendek atau ketika menutup ruang saat Thailand menyerang.

Hal itu terbukti hanya dalam rentang dua menit, Thailand mampu membalikkan keadaan melalui gol Adisak Kraisorn (54') dan Sarach Yooyen (56').

Meski tertinggal satu gol dan kalah agregat dari pertemuan pertama, semangat juang Timnas Indonesia tak luntur.

Witan Sulaeman dan kolega tetap berupaya mencetak gol balasan.

Upaya tersebut membuahkan hasil pada menit ke-80, umpan terobosan Witan Sulaeman mampu dikonversikan menjadi gol oleh Egy Maulana Vikri.

Pemain FK Senica itu mengontrol bola terlebih dahulu sebelum melepaskan tembakan ke arah pojok kiri gawang Thailand yang gagal diantisipasi sang kiper.

Pemain Timnas Thailand Chanathip Songkrasin (kiri) berebut bola dengan pemain Timnas Indonesia Alfeandra Dewangga Santosa saat pertandingan leg pertama final sepak bola AFF Suzuki Cup 2020 antara Timnas Indonesia dan Timnas Thailand di Stadion Nasional Singapura, Rabu (29/12/2021). (Roslan RAHMAN/AFP) (AFP/ROSLAN RAHMAN)

"Saya tetap dukung Timnas Indonesia, meskipun mereka menang atau kalah hari ini, yang penting mereka dapat hal positif, percaya diri, dan mental mereka harus kuat," sambung Beto.

"Saya melihat sendiri, terkadang ketika melihat lawan sebelum masuk lapangan kita sudah merasa kalah, melihat postur lawan lebih tinggi (contohnya), atau melihat lawan yang lebih unggul dari kita.

"Jadi itu yang harus berubah, jangan merasa kalah duluan, berusaha dulu, kalah menang belakangan, yang penting berusaha dan jangan takut, jangan pikir negatif dan mental kita harus kuat," pungkasnya.

Indonesia harus puas, lagi dan lagi menjadi runner-up di turnamen Asia Tenggara dua tahunan ini.

Namun, capaian tahun ini dengan materi pemain muda dan perkembangan yang baik membuat asa untuk tampil lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Dan pekerjaan Shin Tae-yong belum tuntas di sini, ia masih memiliki kontrak hingga 2023 dengan Indonesia dan masih berpeluang besar membantu skuat Garuda meraih prestasi.

(Tribunnews.com/Sina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini