TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong blak-blakan terkait kekuarangan tim asuhannya selama mengikuti Piala AFF 2020.
Shin sejatinya sudah memilih pemain yang akan berlaga bersama Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 dengan teliti.
Ia bahkan mendesak PSSI dan pihak terkait lainnya agar tak membatasi komposisi pemain dari klub Liga 1 yang bisa dipanggil ke timnas.
Meski demikian, ia tak bisa menutupi kekurangan yang dimiliki tim asuhannya selama berlaga di ajang tersebut.
Baca juga: Tampil Apik di Timnas Indonesia, Ricky Kambuaya Disanjung Pengamat Sepak Bola Luar Negeri
Shin Tae-yong menyebut persoalan di lini depan menjadi kekurangan terbesar Timnas Indonesia.
Tepatnya, ia menyoroti kurangnya personel yang ada di pos penyerang tengah timnas.
Untuk tampil di Piala AFF 2020, Shin memanggil empat penyerang tengah.
Keempat pemain tersebut adalah Ezra Walian, Dedik Setiawan, Hanis Saghara dan Kushedya Yudo.
Baca juga: Timnas Indonesia Piala AFF 2020 Disambut Mochamad Iriawan
Kuartet tersebut juga sudah mendapat kesempatan masing-masing untuk berlaga di Piala AFF.
Memang, Ezra Walian dan Dedik Setiawan-lah yang mendapat jam terbang tertinggi dari Shin.
Sayangnya, kedua pemain tersebut masih belum bisa menjawab kepercayaan dari sang pelatih.
Buktinya, Shin kerap melakukan pergantian pemain di posisi tersebut selama pertandingan berjalan.
Bahkan mantan pelatih timnas Korea Selatan ini tak segan menarik keluar pemain yang baru dimasukkan sebagai pemain pengganti.
Ezra dan Yudo tahu betul rasanya berada di posisi tersebut.
Shin Tae-yong pun menyayangkan hal tersebut.
"Di tim kami memang posisi yang paling lemah adalah striker (penyerang tengah)" ungkap Shin dalam sesi jumpa pers Piala AFF 2020 leg kedua.
"Di liga Indonesia, striker juga lebih banyak memakai pemain asing."
"Striker asli Indonesia tidak berkembang," sambungnya.
Memang, Indonesia memiliki masalah klasik dari tahun ke tahun perihal penyerang tengah.
Praktis hanya Bambang Pamungkas dan Boaz Solossa saja penyerang tengah paling ikonik yang dimiliki timnas dalam 15 tahun terakhir.
Boaz sejatinya tak bisa dikatakan sebagai penyerang tengah murni.
Sebab, ia lebih gemar bergerak melebar untuk mencari peluang dan ruang.
Pengaruh striker naturalisasi semakin terasa setelah digelarnya AFF 2010.
Cristian Gonzales menjadi primadona utama sebagai sosok penyerang tengah tangguh.
Setelah itu, nama-nama seperti Beto Goncalves hingga Ilija Spasojevic muncul sebagai kandidat striker utama timnas.
Namun, Shin Tae-yong tak melirik nama-nama tersebut.
Ia memilih Ezra sebagai "perwakilan" penyerang naturalisasi dalam timnya.
Sayangnya, hasil yang diperoleh di Piala AFF 2020 ini belum maksimal.
Di mana keran gol timnas lebih banyak didapat dari penyerang sayap atau pemain tengah.
(Tribunnews.com/Guruh)