TRIBUNNEWS.COM - Gelaran BRI Liga 1 sampai di pekan ke-18.
Klub-klub pun berlomba meraih kemenangan di putaran kedua BRI Liga 1 yang digelar di Bali.
Panasnya persaingan tim-tim kontestan juga berimbas ke bursa top skor sementara.
Para pemain yang bersaing di daftar top skor tersebut hanya terpaut jumlah gol yang sangat sedikit.
Hingga pekan ke-18 ini, striker Bali United, Ilija Spasojevic masih menjadi yang teratas.
Baca juga: Timnas Indonesia Naturalisasi 4 Pemain, Kebutuhan Shin Tae-yong, Persiapan Kualifikasi Piala Asia
Baca juga: Kualitas Asnawi Mangkualam, Tumpuan Ansan Greeners & Timnas Indonesia, Kesayangan Shin Tae-yong
Ia sejajar dengan Ciro Alves yang sama-sama mengemas 12 gol.
Setelah itu, ada penyerang Persik Kediri, Youssef Ezzejjari yang tak berhenti menggebrak.
Ia kini mengoleksi 11 gol dan membantu Persik berjuang di BRI Liga 1.
Nama-nama beken seperti Marko Simic, Carlos Fortes dan Francisco Torres mengikuti di belakang Ezzejjari.
Sekilas, tak ada yang salah dengan daftar top skor BRI Liga 1 tersebut.
Namun jika melihat lebih jauh, ini bisa menjadi fakta yang cukup miris.
Pasalnya, tak ada striker asli Indonesia yang bisa bersaing dengan para pemain asing tersebut.
Memang, Spasojevic kini sudah berstatus sebagai WNI.
Namun, para pecinta sepak bola tetap merindukan sosok penyerang asli tanah air untuk menjadi raja di tanah sendiri.
Setelah Bambang Pamungkas dan Boaz Solossa meredup, praktis belum ada sosok penyerang Indonesia yang mengambil alih tempat keduanya.
Hal itu pula yang dirasakan oleh pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
Shin Tae-yong menyebut persoalan di lini depan menjadi kekurangan terbesar Timnas Indonesia.
Tepatnya, ia menyoroti kurangnya personel yang ada di pos penyerang tengah timnas.
Untuk tampil di Piala AFF 2020, Shin memanggil empat penyerang tengah.
Keempat pemain tersebut adalah Ezra Walian, Dedik Setiawan, Hanis Saghara dan Kushedya Yudo.
Kuartet tersebut juga sudah mendapat kesempatan masing-masing untuk berlaga di Piala AFF.
Memang, Ezra Walian dan Dedik Setiawan-lah yang mendapat jam terbang tertinggi dari Shin.
Sayangnya, kedua pemain tersebut masih belum bisa menjawab kepercayaan dari sang pelatih.
Buktinya, Shin kerap melakukan pergantian pemain di posisi tersebut selama pertandingan berjalan.
Bahkan mantan pelatih timnas Korea Selatan ini tak segan menarik keluar pemain yang baru dimasukkan sebagai pemain pengganti.
Ezra dan Yudo tahu betul rasanya berada di posisi tersebut.
Shin Tae-yong pun menyayangkan hal tersebut.
"Di tim kami memang posisi yang paling lemah adalah striker (penyerang tengah)" ungkap Shin dalam sesi jumpa pers Piala AFF 2020 leg kedua.
"Di liga Indonesia, striker juga lebih banyak memakai pemain asing."
"Striker asli Indonesia tidak berkembang," sambungnya.
Apa yang dikatakan Shin Tae-yong itu barangkali bisa menjadi cambuk bagi para pemain depan asli Indonesia untuk berjuang lebih keras.
Pihak klub juga baiknya memberi kepercayaan lebih kepada penyerang lokal untuk bersinar di negeri sendiri.
Dengan demikian, komposisi pemain Timnas Indonesia bisa tersusun apik seperti keinginan Shin Tae-yong.
(Tribunnews.com/Guruh)