News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Super Pandit

Barisan Pemain Muda Paling Melejit Liga Inggris, Dominasi Arsenal & Identitas Akademi Man United

Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih kepala Interim Jerman Manchester United Ralf Rangnick (kiri) memasukkan striker Inggris Manchester United Mason Greenwood (kanan) sebagai pemain pengganti selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan Crystal Palace di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada Desember 5, 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Liga Inggris tak pernah kehabisan talenta-talenta muda, setiap musimnya selalu ada penampilan pemain muda yang namanya begitu melejit.

Dan di musim ini (2021/2022), ada barisan talenta muda yang tampil istimewa serta menjadi tulang punggung untuk tim mereka masing-masing.

Baik dari lulusan akademi, rekrutan teranyar, hingga pemain pinjaman telah diberi kesempatan untuk menunjukkan bakat mereka dan bermain pada level tertinggi.

Gelandang Arsenal Inggris Charlie Patino (tengah) masuk menggantikan pemain tengah Arsenal Inggris Emile Smith Rowe (kiri) selama pertandingan sepak bola perempat final Piala Liga Inggris antara Arsenal dan Sunderland di Stadion Emirates di London pada 21 Desember 2021. (GLYN KIRK / AFP)

Baca juga: Kemenangan Manchester United, Magis Bruno Fernandes, Adaptasi Ralf Rangnick, Peran Fred & McTominay

Baca juga: Liverpool Ditinggal Pilar Penting, Sosok Tak Terduga Ini Muncul di Latihan The Reds

Terlepas dari deretan nama besar yang berada di Liga Inggris, barisan pemain muda ini tak meredup. Justru mereka mampu menggeser posisi pemain senior yang datang ke tim dengan label pemain bintang.

Berikut, para pemain muda terbaik yang ada di Liga Inggris musim 2021/2022. Dengan indikator performa musim lalu, performa musim ini, dan jumlah penampilan.

Emile Smith Rowe (21 tahun)

Emile Smith Rowe pemain muda Arsenal (Dok. beritaharian)

Produk akademi Arsenal yang tak kalah mentereng dari Bukayo Saka adalah Emile Smith Rowe, pemain berusia 21 tahun tersebut menjadi tulang punggung The Gunners di lini tengah, dan juga dapat dimainkan di posisi sayap.

Sebelum segemilang ini bersama Arsenal, Smith Rowe dua kali dipinjamkan Arsenal ke tim Bundesliga, RB Leipzig dan tim Championship, Huddersfield Town.

Saat dipinjamkan ke RB Leipzig pada musim 2018/2019 lalu, pemain asal Inggris tersebut banyak mengalami cedera, itu membuatnya hanya tampil sebanyak 3 pertandingan dengan catatan 28 menit bermain.

"Melihat ke belakang itu adalah masa yang sulit dalam karier saya, tetapi saya tidak akan mengubahnya. Ini membantu saya menjadi diri saya hari ini," kata Smith Rowe dilansir Football London.

Saat dipinjamkan ke Huddersfield-lah, kemampuan terbaik Smith Rowe muncul.

Ia menjadi sosok tak tergantikan di lini tengah Huddersfield, Smith Rowe bermain sebanyak 19 kali dengan berhasil menyumbang 3 gol dan 7 assist.

Bermain di posisi playmaker, pemain dengan postur 182 cm tersebut selalu menjadi otak serangan Huddersfield. 

Atribut utama yang dimiliki Smith Rowe adalah kreatifitas dalam melihat celah pertahanan lawan.

Setelah tampil impresif bersama Huddersfield, Smith Rowe pun dibawa pulang Arsenal dan langsung masuk skuat utama The Gunners.

Tak perlu waktu lama, ia langsung berhasil menarik perhatian Arteta dengan sering menjadi pemain sebelas utama pilihan pelatih asal Spanyol tersebut.

Formasi 4-2-3-1 yang jadi andalan Arteta, butuh seorang playmaker yang mampu menguasai ruang antar lini guna memperlancar aliran bola dalam fase menyerang The Gunners.

Dan smith Rowe adalah jawabannya, ia mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

Smith Rowe bisa bermain dengan bagus saat dirinya berada dalam tekanan, pengambilan keputusannya dalam berlari dan kepekaan posisinya berada di level yang tinggi.

Tak hanya bermain di tengah, ia juga dapat dimainkan sebagai pemain sayap saat Arteta bermain dengan skema 4-4-2.

Meski bermain lebih melebar, pemain asal Inggris tersebut masih berperan sebagai playmaker, dengan mengatur serangan The Gunners di sepertiga akhir.

Visi bermain dan kreatifitas yang dimiliki sang pemain membuat ia tak kesulitan untuk beradaptasi dengan berbagai skema dan perain yang diberikan Arteta.

Hengkangnya Mesut Ozil memang membuat Smith Rowe leluasa untuk menjadi playmaker utama bagi Arsenal.

The Gunners tak perlu repot-repot mencari pengganti pemain asal Jerman tersebut karena telah memiliki Smith Rowe pemain cemerlang orbitan akademi Hale End.

Total, Smith Rowe sudah bermain sebanyak 66 kali bersama Arsenal di seluruh kompetisi, dengan sumbangan 16 gol dan 10 assist.

Max Aarons (21 tahun)

Max Aarons saat pertandingan Norwich City vs Liverpool di Liga Inggris musim lalu. (instagram @maxaarons2 Verified)

Max Aarons adalah wonderkid yang sejak musim lalu menjadi incaran klub-klub elit eropa seperti Manchester United, Barcelona, hingga Bayern Munchen.

Baru berusia 21 tahun, performa pemain yang berposisi sebagai bek kanan tersebut begitu mentereng.

Musim lalu ia mampu membawa Norwich City naik kasta ke Liga Primer Inggris dengan sumbangan 2 gol dan 4 assist.

Dan musim ini di Liga Primer Inggris, ia kembali menjadi tumpuan pertahanan sebelah kanan Canaries.

Atribut yang dimiliki pemain asal Inggris tersebut adalah kecepatan dan etos kerjanya.

Sering membantu lini serang Norwich, dirinya tak lupa untuk bertahan, catatan blocksnya menjadi yang paling tinggi di Canaries yaitu berada di angka 2.50 per pertandingan.

Meskipun Norwich sedang berada dalam situasi pelik, karena tak pernah menang dalam lima pertandingan Liga Inggris terakhir, namun penampilan Aarons-lah yang paling konsisten.

Di sisi kanan, dia menjadi pemain yang paling sibuk untuk melakukan dribel untuk Norwich dengan rata-rata dribel per pertandingan pemain berpostur 175 tersebut berada di angka 1.60. 

Catatan tersebut menjadi yang tertinggi diantara pemain Norwich lainnya. Padahal Aarons adalah pemain yang berposisi sebagai full back.

Jika terus konsisten bermain apik untuk Canaries, bukan tak mungkin di bursa transfer musim panas tahun depan, ia akan berada di tim besar yang membawa namanya lebih mentereng dari sekarang.

Takehiro Tomiyasu (23 tahun)

Bek Arsenal asal Jepang Takehiro Tomiyasu melakukan pemanasan jelang pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Arsenal dan Tottenham Hotspur di Stadion Emirates di London pada 26 September 2021. Ian KINTGON / IKIMAGES / AFP (Ian KINTGON / IKIMAGES / AFP)

Tomiyasu sukses didatangkan Arsenal dari Bologna dengan mahar 18 juta euro atau sekira Rp302,9 miliar.

Pemain berusia 22 tahun tersebut sengaja didatangkan untuk menggantikan peran Hector Bellerin yang dipinjamkan The Gunners ke tim Liga Spanyol, Real Betis.

Tomiyasu yang berperan sebagai bek kanan mampu tampil imresif menjaga pertahanan Arsenal di tujuh laga.

Catatannya juga mencolok, dilansir Fbref, Tomiyasu memenangkan duel udara sebanyak 92%.

Mempunya postur 188 cm membuat Tomiyasu efektif memotong bola udara lawan.

Sekaligus membayar pekerjaan rumah Arteta yang sering kebobolan melalui bola corner dan set piece, setidaknya untuk tujuh laga awal sejak kedatangan Tomiyasu.

Sejak berseragam Bologna, Tomiyasu memang dikenal sebagai pemain yang kuat dalam bertahan.

Pemain asal Jepang tersebut dapat dimainkan dalam tiga posisi dengan sama baiknya, yaitu bek tengah, bek kiri, dan bek kanan.

Hal itu dapat menambah opsi untuk Arteta dalam tambal sulam lini pertahanan The Gunners.

Di tujuh laga yang dijalani Tomiyasu bersama Arsenal, dirinya mejadi pemain paling banyak memenangkan duel dengan persentase 95%.

Itu menjadi salah satu faktor mengapa Arsenal mampu memperbaiki poros pertahanan mereka setelah sempat dibabat Manchester City dengan skor 5-0.

Kelebihan lain lain dari Tomiyasu adalah kualitas kaki kiri dan kanan yang sama baiknya.

Musim lalu, saat masih berseragam Bologna, ia mencatatkan 909 operan dengan kaki kanan dan 467 dengan kaki kiri.

Hal itulah yang membuat Tomiyasu dapat bermain di posisi bek kiri dan kanan dengan efektif.

Saat bermain, Tomiyasu tak berperan selayaknya bek sayap yang rajin naik ke depan.

Umpan-umpan silang dari sayap yang ia lakukan juga terhitung sedikit.

Sebaliknya, Tomiyasu bakal lebih berhati-hati ketika melakukan overlap.

Ia lebih memilih menunggu momen dan celah yang tepat saat ingin membantu penyerangan.

Tomiyasu sangat pandai dalam memaksimalkan kelebihan dan menutup kekurangannya.

Dengan gaya bermainnya yang seperti itu, Arteta memang memaksimalkan Tomiyasu untuk menjaga pertahanan The Gunners yang memang terkenal rapuh selama beberapa musim.

Mason Greenwood (20 tahun)

Bek Everton asal Prancis Lucas Digne (kiri) dan gelandang Everton asal Brasil Allan (kanan) beradu dengan striker Inggris Manchester United Mason Greenwood selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan Everton di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 2 Oktober 2021 . (OLI SCARFF / AFP)

Mason Greenwood adalah pemain asli akademi Manchester United yang diorbitkan oleh Ole Gunnar Solskjaer sejak musim 2019/2020 untuk memperkuat tim utama Setan Merah.

Saat itu, pemain asal Inggris itu masih berusia 18 tahun, namun kontribusinya begitu istimewa untuk Manchester United, sumbangan 19 gol dan 4 assist berhasil ia torehkan untuk Setan Merah.

Hal tersebut membuat dirinya semakin dipercaya Ole untuk tampil lebih banyak di musim selanjutnya bersama tim yang bermarkas di Old Trafford tersebut.

"Pada saat Anda bermain untuk klub besar seperti Manchester United, saya pikir itu merupakan tes yang cukup baik, namun juga bisa dikatakan juga cukup sulit,” Kata Solskjaer, dilansir Daily Mail.

“Saya senang dan dia (Greenwood) hanya perlu mempertahankan level itu. Masih bisa lebih baik lagi, dan sikapnya sejauh ini berkelas," lanjutnya.

Dan benar saja, seperti apa yang diminta oleh pelatih asal Norwegia tersebut, Greenwood sukses mempertahankan level permainannya untuk Setan Merah setelah debut musimnya bersama United yang mentereng.

Di musim 2020/2021, Greenwood yang lebih banyak di pasang sebagai winger kanan Setan Merah sukses memberi sumbangan 12 gol dan 6 assist dan membawa Setan Merah bertengger di posisi kedua klasemen Liga Inggris.

Musim ini, ia kembali menjadi tulang punggung untuk United, kehadiran pemain-pemain ternama seperti Cristiano Ronaldo dan Jadon Sancho tak membuat ia dilupakan oleh pelatih baru Setan Merah, Ralf Rangnick.

Justru sebaliknya, ia menjadi tandem yang pas untuk Ronaldo saat Setan Merah bermain dengan skema 4-2-3-1.

Kemampuan dribel dan ketajamannya adalah atribut utama yang dimiliki oleh pemain berpostur 182cm tersebut.

Dilansir Fbref, dribbles completed Greenwood berada di angka 1.73 per pertandingan, pergerakannya dari sisi kanan yang menusuk mampu membuat serangan United lebih berbahaya.

Catatan xG pemain yang dijuluki the next van Persie tersebut juga berada di angka 2.0 per pertandingan di Liga Inggris.

Itu membuktikan bahwa ketajamannya mampu membuat serangan United lebih rancak dan mengancam pertahanan lawan.

Musim ini, ia telah bermain sebanyak 16 pertandingan untuk Setan Merah dengan torehan 6 gol dan 2 assist.

Tentu jumlah tersebut akan terus bertambah, selain bermain sebagai winger, Greenwood juga mampu dipasang sebagai striker murni.

Bukayo Saka (20 tahun)

Gelandang Arsenal Inggris Bukayo Saka melakukan selebrasi di depan pendukungnya setelah mencetak gol ketiga mereka dalam pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Arsenal dan Tottenham Hotspur di Stadion Emirates di London pada 26 September 2021. (BEN STANSALL / AFP)

Bukayo Saka adalah produk akademi Arsenal yang mencintai klub asal London Utara tersebut sejak kecil, ia tampil melejit di Hale End dan selalu menjadi pilihan utama dalam skuat kelompok umur Arsenal.

Atas penampilan gemilangnya, Saka pun menjadi incaran klub-klub elit eropa. Namun, kecintaannya terhadap Arsenal membuat dirinya memutuskan untuk bertahan.

"Saya mendapatkan tawaran bergabung dari Spurs, Fulham, dan Chelsea, namun saya hanya memilih Arsenal," kata Saka dilansir Football London.

"Saya bahagia di sini dan senang dengan cara Arsenal bermain, jadi itu pilihan yang sangat mudah," lanjutnya.

Saka melakoni debutnya bersama skuat utama Arsenal pada musim 2018/2019, kala The Gunners bertanding di Liga Eropa menghadapi tim asal Ukraina, FC Vorskla Poltava.

Saat itu, pemain berusia 20 tahun tersebut dimasukkan pada menit ke-68 untuk menggantikan gelandang Arsenal yang kini bermain bersama Juventus, Aaron Ramsey.

Bermain selama 22 menit, Saka tampil gemilang, kemampuannya dalam melakukan dribel dan menciptakan peluang beberapa kali mampu merusak fondasi pertahanan lawan.

Satu umpan kunci, dua dribble succes, dan satu shots on goal berhasil ia torehkan hanya dalam waktu 22 menit bermain di lapangan.

Atas kegemilangannya tersebut, Saka pun menjadi lebih sering dipanggil untuk mengisi skuat utama The Gunners di era kepelatihan Unai Emery.

Bersama pelatih yang kini menahkodai Villareal tersebut, Saka mendapatkan banyak kesempatan tampil pada musim 2019/2020.

Di ajang Liga Primer Inggris, Saka tampil sebanyak 26 kali. Lalu, di Liga Europa dan Piala FA, Saka bermain sebanyak 10 kali.

Jika dikalkulasi, punggawa Timnas Inggris itu tampil sebanyak 38 kali dan sukses menyumbangkan 4 gol dan 11 assist.

Di musim selanjutnya, kepergian Unai Emery tak membuat Bukayo Saka luput dari sang penerus tongkat kepelatihan, Mikel Arteta.

Di tangan juru taktik asal Spanyol tersebut, Saka lebih diberi kepercayaan untuk bermain sebagai starter dan mendapatkan menit bermain yang lebih banyak.

Di era kepelatihan Arteta juga sang pemain mendapatkan panggilan Timnas Inggris untuk pertama kalinya di usia 19 tahun.

Saka menjadi tumpuan lini depan The Gunners dari musim lalu hingga sekarang, bermain sebagai winger kanan, sang pemain mampu menunjukan performa gemilang dengan rajin menyubangkan assist dan peluang berbahaya.

Sejak musim lalu, Saka telah mencatatkan 19 assist untuk The Gunners di seluruh kompetisi, menjadi yang terbanyak di antara pemain Arsenal lainnya.

Pergerakannya yang gesit dan sering berada di kotak 16 membuat ia menjadi penyumbang penalti terbanyak untuk Arsenal, penalty kicks won sang pemain berada di angka 0.08 per pertandingan.

Saka pun berhasil menendang pemain termahal Arsenal sepanjang sejarah, Nicolas Pepe untuk duduk manis di bangku cadangan.

Musim ini, Saka telah bermain sebanyak 24 pertandingan untuk The Gunners dengan sumbangan 7 gol dan 4 assist.

(Tribunnews.com/Deivor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini