TRIBUNNEWS.COM - Liverpool sukses memastikan satu tiket ke babak final Piala Carabao 2021/2022 usai mengalahkan Arsenal dengan skor 0-2 pada Jumat, (21/01/2022).
Diogo Jota mampu menjadi bintang Liverpool di pertandingan tadi pagi dengan torehan bracenya yang ia cetak di menit 19' dan 77'.
Ya, ketajaman Diogo Jota mampu membawa Liverpool tampil tajam meski harus bermain tanpa Sadio Mane dan Mohamed Salah yang bermain di Piala Afrika.
Namun, di balik ganasnya performa Diogo Jota, ada satu nama yang sedikit terlupakan dari perhatian lantaran tak sering mencetak gol maupun assist.
Adalah Roberto Firmino!
Baca juga: Hasil Arsenal vs Liverpool di Carabao Cup 2021, Menang 0-2, The Reds Tantang Chelsea di FInal
Baca juga: Magis Diogo Jota di Liverpool, Kesabaran Klopp, Kematangan dari Simeone, Tandem Salah dan Mane
Ya, nama Roberto Firmino memang sering kali terpinggirkan, ia kalah mentereng dengan Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Diogo Jota.
Hal itu memang wajar, mengingat torehan gol dari musim ke musim sang striker memanglah tak sebanyak dua penyerang Liverpool lainnya.
Jika Mane dan Salah telah mencapai gol ke 108 dan 148-nya di Liga Primer Inggris, Firmino baru menciptakan 70 gol.
Begitu pun perbandingan di musim ini dengan Diogo Jota, jika pemain asal Portugal tersebut telah mencetak 14, Roberto Firmino baru menyarangkan bola ke gawang lawan sebanyak 7 kali.
Lantas, apa yang membuat seorang Roberto Firmino begitu spesial?
“Peran Roberto Firmino tidak termuat dalam statistik, Anda hanya harus menonton dan menikmatinya bermain,"
"Kadang saya pikir dia kurang mendapat apresiasi lantaran catatan statistiknya, tetapi dia melakukan hal yang lebih daripada itu,” kata koresponden olahraga ESPN asal Brasil, Natalie Gedra.
Apa yang dilontarkan oleh Gedra memang benar adanya, Firmino adalah pemain yang berada dalam bayang-bayang Mane dan Salah, ia tidak egois, dan kecerdasannya harus diliat langsung saat dia sedang bermain.
Firmino memainkan peran sebagai pemain yang berdiri di antara barisan gelandang dan barisan pertahanan lawan.
Peran ini memberikan dua keuntungan bagi skema yang diusung oleh Jurgen Klopp.
Yang pertama, adanya Firmino di posisi tersebut membuat jarak antar lini Liverpool tidak terlalu jauh, ia menjadi jembatan antara lini tengah dan depan The Reds.
Yang kedua, Firmino memberikan ruang bagi Mo Salah, Sadio Mane, dan Diogo Jota untuk merangsek masuk ke dalam kotak penalti lawan.
Bagi Firmino, mencetak gol dan assist hanya hasil akhir, melihat caranya bermain yang membuat Firmino begitu spesial.
Menjadi penyerang tengah hanya soal posisi dalam susunan pemain, tugas seorang penyerang sebagai mesin gol tidak menjadi tanggung jawab dia.
Itu membuat Firmino berkembang menjadi pemain kreatif dan tidak egois.
Ia tak segan memberi umpan kepada Mane dan Mo Salah ketika memiliki kesempatan lebih baik untuk mencetak gol, tugasnya memang demikian.
Itulah yang menjadi alasan seorang Firmino mampu menjadi penyerang tengah yang maksimal dalam taktik Klopp, ia adalah sutradara dalam skema mantan pelatih Brussia Dotrmund tersebut.
Kemampuan Firmino dalam merebut bola juga dijadikan senjata untuk Jurgen Klopp memulai serangan dari pertahanan lawan.
Baca juga: Pragmatisme Manchester United di Bawah Ralf Rangnick, Ubah Peran Ronaldo, Permudah Fred dan Bruno
Kebanyakan gol Liverpool memang hasil dari skema pressing tinggi ke pertahanan lawan.
Dan yang menjadi perebut bola pertama adalah seorang pemain depan yang diisi oleh Firmino.
Dengan mampu merebut bola dari pemain bertahan atau tengah lawan, pemain depan Liverpool dapat langsung masuk ke kotak penalti dengan kecepatannya, lalu mencetak gol.
Dilansir FBref, catatan pressures Firmino per pertandingan mencapai angka 18.97 per pertandingan.
Sedangkan blocks dan tackles pemain berpostur 181 cm itu berada di angka 1.88 dan 1.29 per pertandingannya.
Statistik tersebutlah yang membuat Roberto Firmino seringkali dianggap sebagai striker defensive.
“Roberto (Firmino) mencetak gol, namun sejujurnya yang paling membuat saya bergairah adalah hal-hal yang ia lakukan dalam proses gol itu," ucap Jurgen Klopp dilansir laman resmi Liverpool.
"Dalam nyaris setiap serangan balik, ia merebut bola. dengan ada di mana-mana, dengan bersikap sedikit menyebalkan, sedikit ini, sedikit itu; bagi kami itu penting,” lanjutnya.
Peran Firmino begitu krusial bagi Liverpool di setiap pertandingannya, kemampuan pressing dan visi bermain mantan pemain Hoffenheim jelas akan dijadikan Klopp sebagai senjata.
Sisi lain, Kecerdikannya dalam memanfaatkan ruang di antara barisan gelandang dan pemain bertahan bisa menjadi awal terciptanya lubang di area pertahanan lawan.
Lubang inilah yang kemudian menjadi jalan masuk bagi Sadio Mane dan Mohammed Salah bahkan Diogo Jota untuk mencetak gol bagi Liverpool.
Baca juga: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Januari Kelabu Bagi Arsenal, Nihil Gelar & Label Raja Kartu Merah
Baca juga: Musim Perdana Penuh Luka Barcelona Tanpa Messi, PR Xavi Tak Semudah Balik Telapak Tangan
Firmino akan selalu turun ke lapangan dan memainkan peran normalnya. Tidak terlalu fantastis, tetapi efektif untuk menjadi jembatan serangan Liverpool.
Tanpa Salah dan Mane, Liverpool bisa mengandalkan peran Firmino untuk menjadi pembeda di lapangan.
Sekaligus menjadi pelayan bagi Diogo Jota dan siapapun penyerang yang dipasang Jurgen Klopp untuk tampil lebih tajam.
Begitulah Roberto Firmino, menjadi bayang-bayang di tengah bersinarnya rekan setim yang tampil tajam di depan gawang.
(Tribunnews.com/Deivor)