News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Super Pandit

Kiat AC Milan Pecundangi Inter di Liga Italia: Pacu Atribut Spesial Tonali & Bennacer di Lini Tengah

Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua Gelandang AC Milan, Sandro Tonali dan Ismael Bennacer

TRIBUNNEWS.COM - AC Milan akan berjumpa rival tim sekota mereka, Inter Milan dalam lanjutan Liga Italia pada Minggu, (05/02/2022).

Laga besok dini hari tentunya menjadi laga yang sulit bagi AC Milan untuk mampu mengalahkan pasukan Simone Inzaghi yang sedang dalam kondisi apik.

Inter Milan tercatat tak pernah kalah di 14 laga terakhir mereka di Liga Italia, bahkan, Edin Dzeko dan kolega mampu mencatatkan 7 kemenangan dari 8 pertandingan terakhir Nerazzurri.

Superioritas Inter Milan tentunya membuat Stefano Pioli harus memutar otak untuk mengatasi kolektivitas yang diusung Inzaghi.

Bermain pragmatis dengan mengandalkan double pivot di lini tengah dapat menjadi solusi untuk meredam lini tengah Inter yang begitu energik.

Dengan skema 4-2-3-1 yang sering ia gunakan, pelatih asal Italia tersebut dapat memakai dua regista untuk mengatur lini tengah Rossoneri.

Adalah Sandro Tonali dan Ismael Bennacer, dua regista yang menjadi denyut nadi dan sutradara handal dalam mengatur tempo permainan AC Milan.

Mereka berdua bahu membahu menjadi tumpuan di lini tengah Rossoneri, baik saat dipasangkan, ataupun bermain bergantian mengawal lini tengah AC Milan. Keduanya selalu mampu menampilkan permainan yang mengesankan.

Banyak yang menyebut Tonali merupakan titisan Andrea Pirlo, dari posisi, cara bermain dan gaya rambutnya yang memang 11 12 dengan Pirlo.

Sandro Tonali, pemain AC Milan yang digadang menjadi regista anyar alias pengatur ritme lini tengah Timnas Italia pada Piala Dunia 2022 Qatar. (tangkap layar football-italia.)

Baca juga: Prediksi Inter Milan vs AC Milan di Liga Italia: Ujian Sesungguhnya Ramuan Inzaghi di Laga Derby

Baca juga: Pekan Neraka Inter Milan Dimulai Malam Ini, Lawan AC Milan hingga Liverpool di Liga Champions

Nyatanya, kemiripan tersebut bukan sekedar omongan belaka, dari segi kemampuan, Tonali punya kans untuk menjadi salah satu gelandang komplet yang dimiliki Milan.

Visi bermainnya sangat baik, ia juga memiliki kemampuan passing dan dribel yang mumpuni.

Kemampuan passing dan dribel Tonali membuat aliran bola di lini tengah menjadi lebih encer.

Tonali dapat membantu Milan keluar dari pressing lawan ketika menerima bola di kedalaman.

Sejauh ini, Tonali sebagai gelandang memiliki akurasi passing yang apik, yakni ada di angka 82,4 persen.

Tak cuma itu, progresi umpan lambungnya juga mentereng yaitu di angka 14.78, ia hanya kalah dari gelandang AS Roma, Veretout.

Tonali pun sering diandalkan Milan untuk menjadi eksekutor bola mati utama, satu gol dari tendangan bebas ia cetak saat Milan menumbangkan Cagliari di giornata kedua Liga Italia.

Kemampuan bertahan dan etos kerja Tonali juga sepantasnya mendapatkan pujian, ia menjadi penghalau serangan lawan dari lini tengah. Pioli yang sering bermain pragmatis bagi mengandalkan kinerga gelandangnya dalam urusan bertahan.

Catatan pressures Tonali berada di angka 19.5 per pertandingan, sedangkan catatan blocks eks pemain Brescia ini berada di angka 2.12 per pertandingan.

Tonali begitu ngotot dalam bermain, ia tak pernah berhenti berlari untuk mengalirkan bola dari tengah, sang pemain juga tak lupa akan tugasnya membantu Milan dalam bertahan.

"Jika bisa memiliki kemampuan para legenda, aku akan jadi pemain yang sempurna. Kupikir aku punya kesamaan dengan Pirlo,"

"Namun, aku pun selalu ngotot dalam bermain. Jadi, aku juga punya sedikit Gattuso dalam diriku," kata Tonali dilansir Football Italia.

Pioli memang pantas sumringah, kedalaman skuat Milan di lini tengah tak perlu diragukan lagi, ia juga memiliki satu regista handal untuk mendongkrak efisiensi skema yang diusungnya.

Ismael Bennacer adalah jawaban saat Milan membutuhkan keseimbangan dan kreatifitas permainan. Pemain berdarah Aljazair tersebut memiliki karakter permainan ofensif dan apik dalam hal mengatur tempo serangan.

Bennacer di Milan bermain sebagai penghubung antara lini tengah dan depan, ia kerap turun menjemput bola kemudian melakukan progresi ke depan dengan umpan-umpan pendek dan melakukan dribel untuk menerobos lini tengah lawan.

Pass completion sang pemain berada di angka 86% per pertandingan, kemampuan dribelnya juga mengesankan, dribbles completed pemain berusia 24 tahun tersebut berada di angka 2.02 per pertandingannya.

Dengan atribut semegah itu membuat Bennacer bermain begitu ofensif, ia juga sering dimainkan Pioli untuk menjadi playmaker yang mendongkrak lini depan Milan saat mengalami kebuntuan.

Contohnya adalah saat AC Milan bertemu Bologna pada giornata kesembilan, saat skor imbang 2-2, Pioli mendorong Bennacer untuk bermain lebih ke depan untuk berada di belakang Ibrahimovic.

Dan benar saja, melakukan dribel dari tengah hingga ke sepertiga akhir, Bennacer dengan pintar memberi umpan matang kepada Ibrahimovic yang membuka ruang di depan kotak penalti, dengan dingin, striker berusia 40 tahun tersebut mengonversi umpan Bennacer untuk membawa Rossoneri unggul.

Tak hanya menyumbang assist, pemain yang menimba ilmu bersama akademi Arsenal tersebut juga sukses mencetak gol lewat tendangan spektakuler dari luar kotak 16.

Bahkan, kehebatan Bennacer juga pernah mendapatkan pujian dari Cristiano Ronaldo saat keduanya masih bermain untuk Empoli dan Juventus.

Gelandang AC Milan Aljazair Ismael Bennacer (tengah) merayakan dengan rekan setimnya setelah mencetak gol selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Bologna dan AC Milan di stadion Renato-Dall'Ara di Bologna pada 23 Oktober 2021. (Marco BERTORELLO / AFP)

Baca juga: Fakta Hasil Manchester United di Piala FA, Cristiano Ronaldo Cs Apes & Kalah di Old Trafford

"Saya sangat kagum dengan pemain Empoli yang bernomor punggung 10 (Bennacer), dia bisa menjadi seorang pemenang di masa depan," kata kapten Timnas Portugal tersebut dilansir Football Italia.

Apa yang dilontarkan Ronaldo dua tahun lalu pun perlahan mampu dibuktikan Bennacer, mentalitas bertandingan dan kontribusinya untuk AC Milan terus memberikan hasil positif untuk Rossoneri.

Ya, Ismael Bennacer dan Sandro Tonali adalah jawaban ketika AC Milan membutuhkan kreativitas serta keseimbangan di lini tengah untuk meredam kolektivitas Inter dibawah asuhan Inzaghi.

Dalam skema 4-2-3-1 yang dipakai Pioli, Bennacer dan Tonali harus saling terhubung, lewat kemampuan bertahan dan menyerang yang baik dari keduanya, Ac Milan seharusnya mampu melakukan transisi bertahan ke menyerang dengan baik. 

Tak hanya itu, pergerakan dan penempatan posisi Bennacer dan Tonali dapat membuat Rossoneri memiliki banyak opsi saat membangun serangan dari belakang.

Keduanya dapat membuka jalur umpan dan memudahkan para pemain bertahan Milan untuk melakukan passing dari kaki ke kaki.

Bennacer dan Tonali juga mampu membuat serangan Milan lebih bervariasi dan agresif. Keduanya memiliki visi bermain dan dribel yang mumpuni untuk merusak sistem pertahanan lawan.

Menghadapi Inter Milan yang sedang bagus-bagusnya musim ini seharusnya tak membuat AC Milan harus berkeringat dingin.

Justru sebaliknya, mereka harus mampu memenangkan pertandingan sebagai bukti bahwa Rossonerri belum habis.

Inkonsistensi mereka harus segera diakhiri, dan laga bertajuk derby della madonnina nanti dini hari adalah momentum bagi AC Milan untuk bangkit.

Susunan Pemain Ideal AC Milan:

(4-2-3-1): Maignan; Calabria, Kalulu, Romagnoli, Theo; Bennacer, Tonali; Saelemaekers, Kessie, Leao; Giroud.

(Tribunnews.com/Deivor)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini