TRIBUNNEWS.COM - Inter Milan akan ditantang rival sekotanya, AC Milan dalam lanjutan Liga Italia pada Minggu, (05/02/2022).
Di saat para pesaing juara Liga Italia lainnya mengalami inkonsistensi, Inter Milan Justru mampu tampil melejit dengan terus meraih hasil positif.
Inter Milan sukses meriah 7 kemenangan dari 8 pertandingan mereka di Liga Italia, hanya Atalanta yang mampu menghentikan rentetan 3 poin Nerazurri.
Terakhir, Inter Milan sukses mengandaskan perlawanan Venezia dengan skor 2-1 di San Siro pada pertandingan yang digelar Minggu, (24/01/2022).
Walhasil, Nerazurri pun duduk kokoh di puncak klasemen Liga Italia dengan torehan 53 poin dari 22 pertandingan.
Sedangkan sang lawan, AC Milan sedang dalam situasi yang pelik, mereka tak bisa menang di dua laga terakhir Liga Italia.
Baca juga: Pekan Neraka Inter Milan Dimulai Malam Ini, Lawan AC Milan hingga Liverpool di Liga Champions
Baca juga: Jadwal Bola Malam Ini: Arema FC vs Persija Jakarta di Indosiar, Inter Milan vs AC Milan Serie A
Hasil imbang melawan Juventus di pertandingan mereka terakhir bisa diwajarkan, namun kekalahan melawan Spezia pada (17/01/2022) membuktikan inkonsistensi dari AC Milan.
Nerazzurri yang sedang berada dalam kondisi bagus-bagusnya pun diprediksi akan mamp mengatasi perlawanan Rossoneri dan memperkokoh posisi mereka di puncak klasemen.
Ya, pikulan beban berat harus menggantikan posisi Antonio Conte yang sukses memberi gelar Scudetto di musim lalu nyatanya tak membuat Inzaghi berkeringan dingin.
Justru sebaliknya, adaptasi dan filosofi yang ia berhasil membuat Inter Milan tampil lebih agresif dan bertaji.
Gelar Piala Super Italia pun sukses ia berikan setelah 12 tahun lamanya Nerazurri tak berhasil meraihnya.
Dari segi taktik, Inzaghi mempertahankan skema lamanya di Lazio. Yaitu bermain dengan pakem 3-5-2.
Harus ditinggal beberapa pemain kunci seperti Romelu Lukaku dan Acharaf Hakimi, tak membuat Inter Milan kehilangan tajinya.
Nerazzurri saat ini menjadi tim paling produktif di Liga Italia dengan dulangan 53 gol.
Dilansir FBref, xG komulatif Inter Milan berada di angka 37.1, menjadi yang tertinggi di Liga Italia, mengalahkan Atalanta dan Napoli yang bermain ofensif.
Meski hanya mendatangkan striker gaek berusia 35 tahun, Edin Dzeko untuk pengganti top skor Nerazzurri musim lalu, Romelu Lukaku. Inzaghi terbukti mampu membuat Dzeko tampil ganas.
Torehan 12 gol Dzeko untuk Inter Milan musim ini menjadi yang tertinggi diantara pemain Nerazzurri lainnya.
Pemain yang didepak Mourinho dari AS Roma itu tak kesulitan untuk beradaptasi dengan skema Inzaghi. Rotasi yang kerap juru taktik asal Italia itu lakukan membuat Dzeko tak kehabisan tenaga.
Ia mampu menunjukkan performa apik ketika dimainkan, baik saat tampil starter ataupun datang dari bangku cadangan.
Lalu, ada juga nama Alexis Sanchez yang gaya bermainnya mirip dengan Correa, namun secara daya juang dan ketajaman, Sanchez lebih di atas eks pemain Lazio itu.
Sanchez dapat dimainkan sebagai winger dan striker dengan sama baiknya, pengalamannya bermain di Liga Spanyol dan Inggris mampu Inzaghi maksimalkan untuk memberi impact di Inter Milan.
Pemain asal Chille itu dapat menjadi pemecah kebuntuan saat dibutuhkan, 1 golnya ke awang Juventus yang menjadi penentu kemenangan adalah buktinya.
Sanchez memang tak banyak tampil, namanya sering kali dipinggirkan untuk memberi tempat kepada striker Inter lainnya yang bertipikal nomor 9.
Namun saat kesempatan datang, ia mampu memberi bukti dan menjadi sosok vital untuk membawa Inter Milan meraih trofi dan 3 angka di setiap pertandingan.
Secara permainan, Inzaghi mengusung play position dengan mengandalkan pergerakan pemain dan perpindahan bola dengan cepat dari kaki ke kaki.
Itu yang menjadi perbadaan gaya permainannnya dengan Conte meski sama-sama menggunakan pakem dasar 3-5-2.
Conte lebih bermain secara direct dan pragmatis, ia mengedepankan umpan lambung yang menusuk mencari para wing back yang memiliki kecepatan.
Baca juga: Transformasi Mo Salah & Sadio Mane, Mental Juara yang Disulap Tangan Dingin Klopp di Liverpool
Baca juga: Komentar Ralf Rangnick usai Manchester United Dikalahkan Middlesbrough di Piala FA
Permainan yang diusung Inzaghi terbukti mampu membuat Inter Milan lebih sering melakukan passing di dalam kotak penalti.
Rata-rata umpan ke dalam kotak penalti Nerazzurri musim ini berada di angka 14.2 per pertandingannya.
Sedangkan di era Conte, Inter hanya mampu melakukan progresi umpan ke dalam kotak hanya berada di angka 11.3 per pertandingan.
Dari segi kolektivitas, Inzaghi juga mampu meberikan sentuhan yang apik.
Sudah ada 18 pemain berbeda Inter Milan yang mampu mencatatkan namanya di papan skor.
Bahkan, sang wing back, Ivan Perisic telah mencitpakan tiga gol untuk Nerazzurri musim ini.
Inter tak terlalu bergantung pada 1 atau 2 pemain untuk mencetak gol.
Saat Dzeko atau Lautaro mengalami paceklik, peran lini kedua mampu menjadi pemecah kebuntuan.
Lalu di lini tengah, Inzaghi juga mampu mempertahankan permainan apik yang ditunjukkan Brozovic dan Barella musim lalu.
Kedua pemain tersebut tak kehilangannya sentuhannya meski Inzaghi menerapkan adaptasi yang berbeda dengan Antonio Conte.
Brozovic menjadi regista yang mengatur tempo permainan Inter Milan. Akurasi passing pria asal Kroasia itu mencapai di angka 84% per pertandingan.
Ia juga menjadi sosok kunci di lini tengah sebagai penghalau pertama transisi bertahan ke menyerang lawan saat Nerazurri mendapat serangan balik.
Dengan kuatnya aspek bertahan Brozovic, memberi keleluasaan kepada Barella untuk tampil lebih ke depan dan merepotkan pertahanan lawan.
Barella telah menerobos ke kotak penalti lawan lewat dribel sebanyak tujuh kali, menjadi yang tertinggi diantara gelandang Inter lainnya.
Dribel sukses pria asal Italia itu juga berada di angka 2.12 per pertandingan, kembali menjadi yang tertinggi di antara pemain tengah Nerazzurri.
Ya, adaptasi permainan yang dilakukan Inzaghi selama ini membuat Inter Milan tetap menjadi tim yang diperhitungkan untuk meraih scudetto meski ditinggal oleh derertan pemain kunci.
Ramuan-nya juga sukses membuat Inter Milan melangkah lebih jauh di Liga Champions, mengakhiri catatan buruk yang diukir Conte.
Gaya permainan yang berbeda dengan Antonio Conte juga mampu membuat Inter Milan tampil lebih menghibur dan berbahaya.
Ditantang AC Milan? jika mampu mempertahankan konsistensi permainannya, Nerazzurri tak akan kesulitan untuk mengalahkan Olivier Giroud dan kolega.
Prediksi Susunan Pemain:
Inter Milan (3-5-2):
Handanovic; De Vrij, Skriniar, Bastoni; Dumfries, Barellla, Brozovic, Calhanoglu, Perisic; Lautaro, Dzeko.
AC Milan (4-2-3-1):
Maignan; Calabria, Kalulu, Romagnoli, Theo; Bennacer, Tonali; Saelemaekers, Kessie, Leao; Giroud.
(Tribunnews.com/Deivor)