TRIBUNNEWS.COM, MUENCHEN- Thomas Muller dituduh memaksa kuda untuk melakukan tindakan seksual yang tidak wajar.
Tujuannya untuk menjual air mani mereka.
Kelompok penyayang binatang termasuk para pembela hak hewan yang tergabung dalam People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) menggugat Thomas Mueller dan istrinya.
Organisasi nirlaba People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) menuduh pemain Bayern Munich Thomas Muller dan istrinya Lisa melakukan kekejaman terhadap hewan.
Secara khusus, pasangan tersebut dituduh membuat kuda mereka melakukan tindakan seksual yang tidak wajar di peternakan mereka.
Tujuannya untuk mendapatkan dosis air mani kuda yang mereka bekukan dan kemudian dijual dengan harga rata-rata 200 euro (Rp 3,2juta) per dosis.
Tuduhan PETA terhadap Muller
Dalam pernyataan yang dirilis pekan lalu, Muller menjelaskan bahwa salah satu kudanya, bernama D'Avie, mengalami cedera dan akan diistirahatkan selama beberapa bulan.
"Sayangnya, kami punya kabar buruk," kata Muller dikutip dari Marca.
"D'Avie kami tidak akan tersedia dalam beberapa bulan ke depan. Sayangnya, dia terpeleset saat uji coba untuk mempersiapkan musim kawin dan jatuh secara dramatis ke sisinya".
"Dia mengalami cedera pada area kuku dan akan membutuhkan istirahat total selama beberapa bulan ke depan. Dia pria yang tangguh, dan itu bisa saja lebih buruk."
Sementara itu, menurut Daily Mail, juru bicara PETA Jana Hoger mengklaim bahwa praktik mereka tidak wajar.
"Mengerikan bahwa pecinta kuda yang memproklamirkan diri memaksa hewan dalam perawatan mereka untuk melakukan tindakan seksual yang tidak wajar untuk mendapatkan keuntungan darinya," katanya.
"Cedera yang diderita D'Avie di bawah pengawasan Lisa dan Thomas Muller dapat dicegah dan tidak perlu."