TRIBUNNEWS.COM, LONDON- Antonio Conte menegaskan ledakan kemarahannya setelah kekalahan Tottenham baru-baru ini dari Burnley adalah strategi semata.
Dia bergaya seolah-olah sangat marah. Saat itu, dia butuh reaksi dari para pemainnya atas kekalahan tersebut.
Dia berkata seolah-olah dia sangat marah. Tapi ternyata, kemarahan itu bukan datang karena emosinya tapi karena strategi dia sebagai pelatih.
Dia mengatakan kemarahannya datang sebagai strategi daripada emosional ketika ia menegaskan kembali komitmennya kepada tim Liga Premier.
Pria berusia 52 tahun itu sempat mempertanyakan masa depannya sendiri setelah kekalahan 1-0 pekan lalu di Turf Moor.
Ketika menyatakan dia tidak cukup baik untuk memperbaiki masalah Spurs.
Conte, yang menandatangani kontrak 18 bulan dengan Tottenham pada November, kemudian membidik pasukannya setelah merasakan kekalahan keempat dalam lima pertandingan liga.
Itu mengarah pada laporan bahwa pelatih asal Italia itu mungkin akan keluar lebih awal dari Spurs.
Tetapi dia menarik kembali komentar itu setelah kemenangan 4-0 hari Sabtu di Leeds.
Conte kini telah menjelaskan lebih lanjut pernyataannya.
Dia mengakui ada niat khusus di balik apa yang dia katakan dalam konferensi pers.
"Saya pikir Anda harus memahami ketika ada strategi atau tidak dan tidak hanya momen emosional," kata Conte dikutip Fotmob.
“Tidak benar untuk tinggal di sini dan menjelaskan mengapa saya berbicara dengan cara yang berbeda dan setelah tiga hari saya berbicara dengan cara lain".
“Mungkin saya bisa menjelaskan kepada Anda, setiap kali kita mengadakan konferensi pers ada strategi di baliknya, bukan momen emosional".